0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

IPB University dan Phnom Penh International University Gelar COIL, Pertukaran Pelajar Online

IPB University bersama Phnom Penh International University (PPIU), Cambodia telah menggelar program Collaborative Online International Learning (COIL)/Virtual Exchange (VE), beberapa waktu lalu. Program ini mendapatkan dukungan penuh dari European Union Support to Higher Education in The ASEAN Region (SHARE). Program COIL ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, serta layanan mahasiswa dalam berjejaring internasional ataupun juga memperkaya keilmuan dalam bidang program yang ditawarkan oleh program COIL Ini.

“Kegiatan COIL/VE 2022 di IPB University dikelola oleh Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dengan topik Fundamental of Production, Operation and Marketing Management. Sebanyak 25 mahasiswa dari IPB University dan 25 mahasiswa dari PPIU telah mengikuti kegiatan ini,” ujar Dr Eko Ruddy Cahyadi, Dosen IPB University yang mengelola kegiatan ini bersama Nisa Zahra STP, MSi dan perwakilan dari PPIU, Virak Oeun, MBA.

Menurutnya, pada program COIL/VE ini mahasiswa mempelajari manajemen produksi operasi, manajemen pemasaran, desain produk, pengembangan produk hingga penyusunan rencana kegiatan produksi, pemasaran dan juga proses dalam manajemen penjualan.
“Kegiatan ini tidak hanya berjalan secara tatap muka virtual setiap minggunya, namun juga terdapat kegiatan asycnchronous dalam membedah berbagai kasus terkait COIL program tersebut,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pada kegiatan COIL ini mahasiswa mendapatkan sertifikat partisipasi juga sertifikat credit earning yang dapat dikonversi oleh perguruan tinggi masing-masing.
Salah satu perwakilan peserta dari IPB University, Kevin Naufal Eryogia menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan dan jejaring dengan mahasiswa internasional.

Hal sama juga disampaikan mahasiswa dari PPIU, Phoung Dalin “Program COIL ini memberikan wawasan internasional. Saya senang dengan kegiatan pertukaran budaya dan berdiskusi dengan mahasiswa dari Indonesia.”

Sementara itu, menurut Lindawati Kartika selaku SHARE Coordinator IPB University, kegiatan SHARE merupakan salah satu program bersama dengan para mitra dari ASEAN yang sudah berlangsung sejak tahun 2015. Pada semester genap di tahun 2022 ini, ada lima kegiatan COIL SHARE bekerja sama dengan University of Santo Tomas di Filipina, Universiti Malaysia Sabah (UMS) dan juga PPIU Cambodia. (**/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ipb-university-dan-phnom-penh-international-university-gelar-coil-pertukaran-pelajar-online/b4af06966ecb175dd81c75dbbbe522bb

LKST IPB University Mendapat Kunjungan dari Tim Reviewer Asian Development Bank

Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University mendapatkan kunjungan dari Asian Development Bank (ADB), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI. Kunjungannya ke Science Techno Park (STP) IPB University itu dalam rangka fact finding mission for primestep project.

Tim fact finding mission for primestep project diterima oleh Wakil Rektor IPB University bidang Inovasi dan Bisnis sekaligus Kepala LKST, Prof Erika B Laconi beserta jajaran Gedung STP IPB University, Kampus Taman Kencana, Bogor, 28/7.

Dalam kesempatan itu Prof Erika B Laconi menyampaikan, kunjungan ADB ke STP IPB University dimaksudkan untuk melihat kesiapan IPB University menjalankan Program Hibah Luar Negeri (PHLN) dalam upaya pengembangan hilirisasi, komersial inovasi. Agar hasil inovasi, karya perguruan tinggi bisa semakin hadir di tengah masyarakat.

“Kehadiran reviewer dan evaluator ADB, yang hampir semua negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) hadir, termasuk Bappenas dan Ditjen Dikti, dalam rangka melihat kesiapan IPB University, baik secara program, sumber daya manusia (SDM) maupun fasilitas,” ungkapnya.

Selain itu, Prof Erika menyampaikan, LKST IPB University melalui pendanaan ini akan segera memiliki gedung halal. Keberadaannya dinilai penting, demi memastikan kehalalan semua produk inovasi IPB University.

“Kami siap menjalankan program PHLN 2023 – 2028. Dimulai dengan pembangunan gedung halal, sekaligus pengembangan program pendukung STP secara kelembagaan dan SDM. Sehingga produk inovasi IPB University siap berada di masyarakat bahkan di kancah internasional,” jelas Prof Erika.

Dalam kesempatan sama, Wakil Kepala LKST IPB University bidang Inovasi dan Alih Teknologi, Dr Tri Prartono menyampaikan, fact finding mission for primestep project juga sebagai upaya memberi masukan bagi pengembangan STP IPB University. Hal ini sebagai bentuk strategi komersialisasi produk inovasi menuju IPB University sebagai Technosocio Entrepreneurial University yang unggul secara global.

“Fact finding ini upaya memastikan bagaimana akuntabilitas keuangan, kesiapan dokumen, manajemen keuangan, SDM, sosial, lingkungan hingga dimensi gender. Ini merupakan kesempatan dalam memfasilitasi peneliti bahwa produk bisa digunakan, memastikan teknologi siap untuk industri dan fact finding ini dalam rangka ingin mengetahui fakta di lapangan,” tutur Dr Tri Prartono.

Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya secara virtual menyampaikan apresiasinya atas kedatangan ADB, Bappenas dan tim Ditjen Dikti. Melalui STP, kata Rektor, IPB University telah membina sekitar 600 tenan atau 30 tenan setiap tahunnya.

“Saat ini masih menjadi tantangan bagaimana mengkomersialisasikan produk inovasi agar dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Hadirnya STP merupakan rencana strategis, khususnya di IPB University,” sebut Prof Arif.

Rektor IPB University menyebutkan, telah banyak inovasi IPB University yang siap untuk dikomersialisasikan. Salah satu diantaranya adalah produk nasi berbahan jagung atau singkong.

“Tahun ini kita akan memproduksi healthy food and beverage. Saya berharap dengan kehadiran tim dari ADB, Bappenas dan Kemendikbud Ristek ini, STP IPB University menjadi berkembang dan tumbuh besar,” ujarnya. (*/Rz)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/lkst-ipb-university-mendapat-kunjungan-dari-tim-reviewer-asian-development-bank/3a5ac8071fb6f7fda65afab06f8dae8c

Manfaatkan Sampah dapur, Mahasiswa KKN-T IPB University Buat POC di Desa Patengan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University ajak masyarakat di Kampung Rahayu, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat membuat Pupuk Organik Cair (POC).  Proses pembuatan POC sejak sosialisasi awal hingga panen dilaksanakan pada 4-23/7.

Achmad Alfarizy salah satu peserta KKN-T mengatakan, kegiatan sosialisasi mengatakan bahwa acara ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengoptimalkan sampah dapur rumah tangga dan mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan beralih menggunakan pupuk organik. “Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai perbedaan dalam menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik serta dampak penggunaan pupuk baik pada tanaman maupun lingkungan dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari setiap pupuk (pupuk kimia dan pupuk organik), “ ujar Achmad.

Kegiatan selanjutnya yaitu pengumpulan sampah dapur dan pembuatan POC.  Pembuatan POC memerlukan waktu dua minggu agar proses pembusukan menjadi sempurna. Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN-T IPB University membagikan hasil POC kepada masyarakat di Kampung Rahayu.

“Perlu diketahui bahwa pupuk organik sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karena akan memberikan pertumbuhan yang lebih produktif dan berkualitas. Pembuatan pupuk organik tentunya mudah. Hanya dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga. Kegiatan sosialisasi dan pembuatan pupuk organik cair dapat dilakukan oleh siapa saja, baik mahasiswa maupun masyarakat umum, “ ungkap Achmad.

Tim KKN-T berharap masyarakat akan beralih dari penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik. “Kami berharap pembuatan pupuk organik ini dapat mengurangi permasalahan sampah organik rumah tangga dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan pertanian organik yang maju, “ jelasnya. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/manfaatkan-sampah-dapur-mahasiswa-kkn-t-ipb-university-buat-poc-di-desa-patengan/7f5812e758d48533e97094ba1443ef7c

Mahasiswa KKN-T IPB University Lakukan Pendampingan Pengembangan UMKM Ranggining Milik Warga Desa Cibodas

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Desa Cibodas, Cianjur, Jawa Barat melakukan pendampingan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ranggining milik salah satu warga desa, Bu Mamah. Pendampingan dilakukan secara langsung ke rumah tempat produksi.

Bulan Hilaliyah, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, program ini bertujuan agar dapat meningkatkan pendapatan warga Desa Cibodas. Selain itu, pendampingan yang telah dilakukan, diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan stunting.

“Harapannya program pendampingan UMKM ini bisa menjadi contoh, agar banyak lagi program pendampingan UMKM di Desa Cibodas. Semoga ini bisa mendukung penguatan ekonomi agar masyarakat dapat lebih sejahtera,” harapnya.

Mahasiswa KKN-T IPB University berfokus pada pengembangan aspek pengemasan dan pemasaran. Melalui pelatihan dalam menimbang, mengemas dan menggunakan e-commerce sebagai upaya untuk mencapai pasar digital.

“Sebelumnya, ranggining buatan Bu Mamah tidak memiliki satuan timbangan yang terukur serta belum memiliki identitas. Setelah berdiskusi dengan Bu Mamah, akhirnya ditetapkan satuan penjualan dan logo produk,” ungkap Bulan.

Saat diadakan pendampingan, Bu Mamah dan anaknya, Tania, tak segan dan sangat tertarik berdialog membahas beberapa hal yang dapat menunjang pengembangan UMKM miliknya.

“Terima kasih banyak kepada mahasiswa yang telah banyak membantu Ibu dalam produksi ranggining. Dengan kemasan yang baru, semoga semakin banyak yang terjual. Dan mudah-mudahan kalian sukses selalu,” ujar Bu Mamah.

Harapan yang sama juga dituturkan oleh Tania. Ia mengatakan, pelatihan pemasaran menggunakan e-commerce oleh mahasiswa KKN-T IPB University memberikan manfaat bagi usaha orang tuanya. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-lakukan-pendampingan-pengembangan-umkm-ranggining-milik-warga-desa-cibodas/a7fb40ab4581ddee15307b90de824c98

Riset Dosen IPB University: Bayam Liar Bisa Menjadi Agen Fitomining di Lahan Bekas Pertambangan Emas

Bayam liar merupakan salah satu tumbuhan akumulator ion logam, termasuk logam emas. Bahkan, beberapa spesiesnya termasuk sebagai hiperakumulator. Bayam liar memiliki kemampuan mengabsorpsi atau menyerap beberapa logam dalam jumlah yang tinggi. Bila tempat tumbuhnya kebetulan mengandung emas, kemungkinan bayam liar juga akan menyerap logam emas tersebut.

Namun, Prof Hamim, Dosen IPB University dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa tidak hanya emas yang diserap, bayam juga bisa menyerap jenis logam terlarut lainnya. Spesies ini sudah banyak diteliti terkait kemampuannya sebagai akumulator logam.

“Mekanismenya adalah tumbuhan bayam liar ini akan menyerap logam dalam bentuk ion terlarut di tanah. Meski demikian untuk penyerapan emas biasanya tergolong rendah diakibatkan kelarutannya di alam untuk emas (Au) relatif rendah,” katanya dalam sebuah sesi wawancara, belum lama ini.

Menurutnya, untuk memudahkan kelarutan emas dalam bentuk ion biasanya ditambahkan pelarut seperti aqua regia, tiosulfat atau tiosianat. Nantinya bentuk terlarutnya akan mudah diserap oleh tumbuhan. Kalau tidak, akan sulit diserap oleh bayam, sehingga akumulasi di dalam jaringannya menjadi sedikit.

Ia mengatakan bahwa penelitian terkait kemampuan bayam liar ini diuji di lahan bekas pertambangan emas atau disebut tailing. Tailing adalah hancuran bebatuan yang halus seperti pasir atau debu yang telah diekstrak mineralnya untuk ditambang seperti emas dan perak. Sebenarnya tailing limbah pertambangan emas ini masih mengandung emas walau kandungannya sangat rendah, sehingga kalau dilakukan penambangan kembali membutuhkan biaya mahal. Bayam liar ini berguna sebagai fitomining untuk mengakumulasi emas di lahan tersebut dan dapat diekstraksi setelahnya. Bila dibanding dengan metode lain, tentu metode ini jauh lebih murah walau memerlukan penanganan yang spesifik.

“Pengumpulan emas dengan cara diambil secara fisik mungkin sulit dan biayanya mahal bahkan menjadi tidak efisien. Tumbuhan fitomining seperti bayam liar ini punya fungsi ganda, sebagai penyerap semua unsur yang beracun di tanah dan menyerap logam yang di dalamnya mungkin mengandung logam mulia seperti emas,” tambahnya.

Menurutnya, penelitian terkait bayam liar sebagai fitomining memerlukan proses yang panjang. Harapannya dapat dicari spesies bayam maupun tumbuhan lain yang lebih efektif dan bersifat selektif terhadap penyerapan logam.

Ia menjelaskan, tumbuhan hiperakumulator seperti bayam liar ini juga berfungsi untuk mengembalikan kualitas tanah di bekas area pertambangan. Lahan bekas pertambangan biasanya tidak mudah kembali ditanami karena kualitas tanahnya sudah menurun drastis. Bayam liar dapat menyerap kandungan senyawa logam berat yang tinggi maupun logam esensial berlebih. Namun, upaya ini harus dilakukan secara terstruktur, terencana dan perlu waktu yang tidak singkat. Setelah bayam dipanen, logam-logam yang terserap bisa diekstrak dan dipisahkan.

Contoh area pertambangan lain, imbuhnya, yang cocok untuk menggali potensi tumbuhan hiperakumulator seperti bayam liar ini adalah di wilayah tanah ultramafic di Sulawesi atau Maluku. Ia yakin dengan pengembangan penelitian lebih lanjut, dapat digali jenis bayam liar maupun tumbuhan lain yang mampu memiliki kemampuan serapan lebih tinggi. Karena tumbuhan yang hidup di area tersebut telah beradaptasi puluhan bahkan ratusan tahun pada lahan dengan kadar logam yang tinggi sehingga akan banyak jenis tumbuhan yang lebih tahan terhadap cekaman logam berat dan berpotensi digunakan sebagai agen fitomining.

“Harapan saya juga penelitian ini mendapat dukungan dari aspek pendanaan dengan berbagai skema yang ditawarkan pemerintah karena perlu waktu yang relatif panjang. Saya juga berharap swasta dan industri yang terkait dengan bidang pertambangan yang memiliki perhatian yang sama terhadap lingkungan sehingga ikut mendukung penelitian ini. Baik dari industri hingga masyarakat juga dapat memanfaatkan tumbuhan ini dengan optimal,” terangnya. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/riset-dosen-ipb-university-bayam-liar-bisa-menjadi-agen-fitomining-di-lahan-bekas-pertambangan-emas/74ab39584b6e21a3efe616b7ee7675b4

Dosen Pulang Kampung IPB University Gandeng Mahasiswa Ajarkan Pembibitan Mangrove dengan Eco-polybag dan Hormon Auksin

Mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat – Dosen Pulang Kampung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Sumenep-Madura, Jawa Timur, mengajarkan cara melakukan pembibitan mangrove menggunakan eco-polybag dan hormon auksin pada siswa baru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Saronggi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Juli 2022 ini merupakan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru 2022/2023.   Peleburan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian di masyarakat ini dibimbing oleh Dr Fery Kurniawan, Dr Luky Adrianto dan Dr Yonvitner.

Kegiatan pembelajaran dipandu langsung oleh mahasiswa IPB University yang terlibat dalam program ini. Tim mengawali penjelasan dari fungsi auksin untuk percepatan pertumbuhan akar propagul dan biji mangrove. Tim juga menunjukkan hasil penerapan hormon tersebut secara langsung. Penggunaan diharapkan dapat meningkatkan kelangsungan hidup bibit mangrove dan memperbesar peluang pemenuhan kebutuhan bibit mangrove untuk kegiatan rehabilitasi.

Setelah itu, tim juga menjelaskan fungsi dan manfaat eco-polybag sebagai pengganti polybag plastik (konvensional). Polybag yang dibuat dari anyaman daun lontar ini diharapkan dapat mengurangi limbah plastik saat proses pembibitan dan penanaman di alam. Penggunaan eco-polybag juga dapat meningkatkan tingkat hidup bibit mangrove karena dapat langsung ditanam tanpa mengbongkar media tanamnya.

Selain menjelaskan fungsi dan manfaat dari penggunaan hormon auksin dan eco-polybag, tim mahasiwa dan pokmaswas “Reng Paseser” mengajak siswa dan guru untuk mempraktikkan langsung proses-proses yang dibutuhkan hingga proses penanaman. Praktek secara langsung ini diikuti 117 siswa dan 20 guru dari SMPN 2 Saronggi, Sumenep.

“Dalam praktek pembibitan mangrove, siswa diajarkan menanam dengan inovasi pembibitan menggunakan hormon auksin dan ecopolybag yang disampaikan oleh Mahasiswa FPIK IPB University,” kata Fadel Abu Aufa selaku sekretaris dan ahli mangrove Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) “Reng Passer”.

Praktek pembibitan mangrove bertempat di Wisata Pantai eKasoghi, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura. Lokasi praktek yang diinisiasi Pokmaswas “Reng Paseser”, nantinya diharapkan menjadi pusat pembelajaran mangrove di Kabupaten Sumenep.

Dr Fery Kurniawan mengatakan, “Membibitkan mangrove susah-susah gampang, karena butuh diperhatikan dan dirawat, oleh karena itu siswa diberikan pengetahuan dan praktik agar menumbuhkan kecintaan terhadap mangrove.” (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/dosen-pulang-kampusng-ipb-university-gandeng-mahasiswa-ajarkan-pembibitan-mangrove-dengan-eco-polybag-dan-hormon-auksin/91ac4336141554889112e39d8d3d2f61

Skip to content