0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Tanpa disadari, di kehidupan kita, ada banyak produk atau barang yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Salah satu contohnya adalah penggunaan plastik yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal di dalam plastik tersebut ada banyak kandungan seperti zat aditif, ftalat, nonyl phenol, juga pewarna yang mengandung logam berat yang berbahaya dan bisa mencemari lingkungan serta mengganggu kesehatan tubuh manusia. Hal ini disampaikan oleh Prof Etty Riani, pakar Ekotoksikologi IPB University dalam talkshow bertemakan “Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam Kehidupan Kita”, 26/7.

Jika tidak ditangani dengan baik, B3 bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.  Prof Etty membahas dampak B3 yang sangat membahayakan kesehatan manusia akibat pencemaran lingkungan. “Sebetulnya kalau B3 yang kita gunakan ini jumlahnya sedikit, itu aman-aman saja, karena lingkungan mempunyai homeostatis atau kapasitasi asimilatif atau daya dukung terhadap beban pencemaran. Tetapi ketika kita menggunakannya terus-menerus dalam frekuensi yang sering dan jumlah yang banyak, maka lama-kelamaan lingkungan tidak mampu lagi, dan terjadilah pencemaran”, jelas dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan IPB University ini.

Mengenai bahaya B3, ia mencontohkan penggunaan pestisida ketika berkebun. Pestisida sistemik akan membahayakan kesehatan karena dapat masuk ke dalam tubuh, peredaran darah, dan organ tubuh manusia. Dampak B3 bagi manusia dapat berupa penyakit seperti kanker dan penyakit degeneratif non kanker seperti penyakit ginjal.

“Contoh lainnya adalah kandungan merkuri pada produk make-up tertentu yang bisa merusak kulit dan memicu kanker kulit. Ada juga limbah timbal dari tinta pulpen pada pabrik kertas yang menggunakan kertas bekas. Jika mengkontaminasi air di lingkungan sekitar, maka bisa memicu kelenjar gondok, “ jelasnya.  Prof Etty mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah dan melakukan analisis bahan sebelum membeli maupun membuang sampah rumah tangga.

Karena ternyata ada banyak benda yang mengandung B3 yang bisa kita temui dalam produk rumah tangga. Misalkan saja, pada area depan rumah penggunaan asbestos untuk atap tidak disarankan karena mengandung B3. Penggunaan cat tembok yang mengandung lead/timbal juga sangat berbahaya karena bahan ini beracun dan bersifat karsinogenik. Pada area dalam rumah, penggunaan lampu tube luminescent (TL) tidak disarankan karena mengandung merkuri, televisi (TV) tabung mengandung timbal, juga vernis/lem pada kursi dan meja mengandung methylene cloride (dichloromrthane) dan n-hexane pada bagian pelapisnya. Di ruang makan, benda-benda seperti botol plastik dapat mengandung
Bisphenol A (BPA), styrofoam juga mengandung benzena dan stirena yang berbahaya karena dapat memicu kanker. Benda-benda lainnya seperti freon pada air conditioner (AC) dan kulkas, dichlorvos (DDVP) pada obat nyamuk semprot, peralatan masak yang mengandung Perfluorooctanoic acid (PFOA) sebagai bahan anti lengket, baterai, barang elektronik, sampah rumah tangga, dan masih banyak lagi.

Acara yang dimoderatori oleh Uli Herdinansyah ini selain menghadirkan Prof Ettt Riani juga  menghadirkan dua orang narasumber lain yaitu Rosa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dr Agus Haryono selaku Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (NIRS)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-etty-riani-ungkap-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-dalam-kehidupan-kita/d46d0629f3aa3ddcc82c92ec6c1da5d3

Skip to content