0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Mahasiswa IPB University Luncurkan Tiga Buku Antologi Selama Pandemi

Pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan mulai dari gaya hidup, kebiasaan, komunikasi, transaksi, hingga proses belajar mengajar di dunia perguruan tinggi. Kebosanan adalah salah satu hal yang menghinggapi kalangan mahasiswa.

Ada cara produktif yang dilakukan sejumlah mahasiswa IPB University dalam mengatasi kebosanan selama pandemi. Mahasiswa yang tergabung dalam Pondok Inspirasi ini justru menganggap ini menjadi satu kesempatan sebagai masa belajar dan berkarya. Selama pandemi, mereka memproduksi tulisan yang kemudian dibukukan dalam karya buku antologi. Tak tanggung tanggung, sebanyak tiga buku antologi berhasil dikaryakan selama pandemi. “Alhamdulillah dua buku selesai dan satu lagi masih proses editing. Berkah pandemi bagi mahasiswa di Pondok Inspirasi”, papar Agus Ketua Pondok Inspirasi.

Buku yang lebih awal dituntaskan berjudul “Titik Tangguh”. Di buku tersebut menceritakan ketangguhan versi penulis. “Tangguh menurutku tidak harus sesuatu hambatan besar lantas berat melaluinya. Tangguh versiku sesederhana mengatur sabar dalam setiap masalah. Se-simple itu”, papar Apriyani salah satu member Pondok Inspirasi.

“Produktif Ala Gue” merupakan buku kedua yang dituntaskan selama pandemi. Buku tersebut sengaja ditulis dari kumpulan inspirasi makna produktif versi member Pondok Inspirasi selama pandemi. Buku ini diharapkan juga memberikan sudut pandang pembaca untuk menyikapi musibah pandemi dan dorongan untuk beraktivitas menghasilkan karya.

“Kalau menulis buku bagi orang awam rasanya berat ya. Namun setelah mengikuti beberapa proses menulis buku secara Bersama-sama (antologi) ternyata lebih mudah dan sangat puas. Selain bisa membaca tulisan sendiri juga bisa membaca tulisan teman-teman dari berbagai sudut pandang”, tutur Arlan Nugraha salah satu penulis buku tersebut.

Tak cukup terkumpul dua buku, dalam waktu dekat Pondok Inspirasi juga akan meluncurkan buku antologi selanjutnya berjudul “Empat Pilar Salman Subakat”. Buku tersebut ditulis dengan menggabungkan antara sumber informasi yang ada sekaligus pengalaman selama berinteraksi di sesi mentoring atau coaching bersama Salman Subakat CEO PT Paragon Technology and Innovation dengan formula kesederhanaan, perjuangan, pendidikan, dan inovasi.

“Alhamdulillah member Pondok Inspirasi ada yang piawai menulis dan mengeluarkan banyak buku. Jadi sangat telaten membantu rekan-rekannya dalam menulis buku antologi”, tutup Tanti Mantily Dewi Pembina, Coach dan Psikolog Pondok Inspirasi. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-luncurkan-tiga-buku-antologi-selama-pandemi/4212b5fd6eafd20a9ad0bd7773a83eff

Pelatihan Penulisan Literature Review Bagi Pustakawan Perpustakaan IPB University

Dalam rangka meningkatkan kompetensi pustakawan dalam menulis publikasi ilmiah maka Perpustakaan IPB Universty mengadakan pelatihan penulis karya ilmiah berupa “literature review”.   Kegiatan ini diikuti 45 peserta pustakawan IPB University, 25-26/7 bertempat di Gedung Perpustakaan, Kampus IPB Dramaga Bogor.

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman para pustakawan tentang systematic literature review (tinjauan literatur sistematik) dan mengembangkan keterampilan pustakawan yang kemudian menuliskannya dalam sebuah literature review yang sistematis, sehingga mendapatkan landasan teori yang dapat mendukung penelitian atau kajiannya.

Kepala Perpustakaan IPB University, Prof Pudji Muljono mengatakan,  tuntutan adanya perubahan terhadap perpustakaan perguruan tinggi di era industri sekarang ini  semakin nyata.   Para pengguna layanan perpustakaan masa kini menuntut layanan yang bersifat non-konvensional, walaupun masih ada tuntutan pada layanan yang konvensional.

“Dibahas juga hasil pengamatan pada web perpustakaan yang memperlihatkan betapa perpustakaann bertransformasi  dari hanya menyediakan informasi tetapi juga dituntut untuk  dapat mendiseminasikan informasi kepada penggunanya serta  berperan aktif dalam proses penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan  sampai dengan mempublikasikan hasil penelitian,” katanya.

Prof Pudji menambahkan, meskipun pustakawan selalu dikaitkan dengan buku atau bahan bacaan dalam pelaksanaan kerjanya, namun kenyataan terbukti bahwa pustakawan terus didorong dan diberikan motivasi untuk senang dengan aktivitas menulis. “Hal ini terbukti dengan banyaknya tulisan pustakawan yang diterima redaksi beberapa jurnal di Indonesia, sehingga hal ini menyebabkan banyaknya tulisan dalam penerbitan perpustakaan, “ jelasnya.

Prof Pudji menegaskan pelatihan juga dilaksanakan sebagai bentuk ketanggapan terhadap perkembangan dunia pendidikan pada era sekarang.  “Lingkungan pendidikan saat ini diwarnai oleh kompetisi yang semakin ketat, meningkatnya tuntutan dan kesadaran untuk pemenuhan lebih banyak kebutuhan pegawai, “ imbuhnya.

Dr Nancy Dewi Yuliana, dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (Fateta) IPB University sebagai narasumber pelatihan menjelaskan, “Systematic literature review (SLR) merupakan sebuah jenis tinjauan literatur yang memakai berbagai macam metode sistematis untuk mengumpulkan data sekunder, melakukan kajian-kajian riset, dan mengumpulkan temuan-temuan secara kualitatif dan kuantitatif.”

Dikatakannya, metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian tertentu yang relevan. “Pustakawan juga harus tahu bagaimana  memahami pentingnya kemampuan menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal, “ ungkapnya.

Ia menambahkan, kajian literatur merupakan alat yang penting sebagai contect review, karena literatur sangat berguna dan sangat membantu dalam memberi konteks dan arti dalam penulisan yang sedang dilakukan. Dengan melakukan kajian literatur ini juga penulis dapat menyatakan secara eksplisit kepada pembaca tujuan dan maksud penulisan artikel ilmiah tersebut. (awl)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/pelatihan-penulisan-literature-review-bagi-pustakawan-perpustakaan-ipb-university/30b6b91c0f8793820750584474b0b914

Mahasiswa KKN-T IPB University Mengulik Wisata Religi Mbah Kuwu Sangkan di Cirebon

Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University kelompok Cirebon-07 mendapatkan lokasi yang memiliki salah satu wisata religi yang sudah cukup terkenal di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Wisata religi itu adalah Keramat Talun Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Wisata religi ini merupakan petilasan sekaligus makam keramat dari Mbah Kuwu Sangkan, yaitu raja atau penguasa pertama sekaligus pendiri Cirebon. Tim KKN-T kemudian menggali lebih dalam tentang sejarah wisata religi tersebut sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat.  Unsur kebudayaan yang kental terutama dari segi arsitekturnya yang identik dengan batu bata merah menjadi salah satu daya Tariknya.

Mbah Kuwu Sangkan yang memiliki nama asli Pangeran Walangsungsang atau yang bergelar Pangeran Cakrabuana sangat berjasa bagi Cirebon karena ia membangun Cirebon dari berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, pendidikan, kebudayaan, hingga agama khususnya agama Islam.  “Mbah Kuwu Sangkan punya nama asli Pangeran Walangsungsang. Ayahnya adalah  Prabu Siliwangi IX dan ibunya Nyi Subang Larang,” jelas Ustadz Hariri, saat dikunjungi awal bulan Juli lalu.

Ustadz Hariri lanjut menjelaskan mengenai kegiatan rutinan di Keramat Talun. Kegiatan tersebut tidak jauh dari kegiatan keagamaan khususnya Islam seperti mengaji, berdoa, dan tahlilan.  “Kegiatan tahlilan disini menjadi asal muasal dari nama Talun. Awalnya dari bahasa Arab yaitu kata tahlilun atau tahlil,” tuturnya.

“Generasi muda jangan sampai lupa ya tentang sejarah Indonesia. Sejarah Cirebon khususnya Mbah Kuwu Sangkan ini termasuk ke dalam sejarah Indonesia dan banyak hubungannya dengan kerajaan besar contohnya Kerajaan Pajajaran,” ungkapnya.

Tak hanya dari kalangan orang tua, pengunjung Keramat Talun juga ada dari kalangan pelajar. Anya (19) menjelaskan bahwa alasannya berkunjung ke Keramat Talun adalah mengikuti kegiatan rutin dari pondok pesantren tersebut menjelang lebaran haji atau Idul Adha. “Awalnya kita ke makam Sunan Gunung Djati dulu baru kesini,” jelasnya. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-mengulik-wisata-religi-mbah-kuwu-sangkan-di-cirebon/36110c3fbdd77a0437bdac906e358b60

Mahasiswa IPB University Adakan Pelatihan Parfum Kopi sebagai Pemanfaatan Agroforestry

Kopi kini menjadi komoditas yang sedang trend di masyarakat dan telah dibudidayakan di berbagai negara. Penikmat kopi dari berbagai kalangan terus bertambah. Berbagai produk olahannya pun sudah banyak bermunculan.

Memanfaatkan hal itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University mengadakan pelatihan pembuatan parfum Kopi Kandangtepus, berlokasi di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Goatzilla Farm, Desa Kandangtepus, Lumajang, Jawa Timur.  Selain itu, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah basis tanaman kopi di Indonesia, termasuk Kabupaten Lumajang. Daerah ini merupakan produsen kopi dengan ribuan hektar lahan kopi.

Akhyarus Sholih, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, pelatihan ini mencakup penjelasan produksi, praktek pembuatan, hingga strategi pemasaran. Peserta berasal dari berbagai kalangan masyarakat pedesaan yang memiliki minat untuk menjadi pengusaha parfum kopi.

“Pemanfaatan kopi menjadi parfum merupakan sebuah inovasi yang mendukung agroforestry dan memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan petani kopi. Hal ini juga membuka peluang usaha bagi masyarakat di Desa Kandangtepus,” ungkap Sholih saat pelatihan, beberapa waktu lalu.

Ia melanjutkan, desain yang dibuat untuk parfum kopi ini juga unik karena terbuat dari bahan triplek yang dibentuk seperti Pondok Nggaga, salah satu ikon wisata Desa Kandangtepus. Produk parfum kopi ini nantinya bisa digunakan sebagai pengharum mobil dan ruangan.

Berdasarkan pendapat salah satu peserta kegiatan pelatihan, Ari Setiabudi mengatakan, kegiatan ini sangat menarik. Pasalnya, selama ini dirinya hanya mengetahui manfaat kopi sebagai minuman saja.  Warga asli Dusun Krajan, Desa Kandangtepus ini telah memiliki usaha produksi kopi bubuk yang diberi nama Kopi Silat. “Saya sangat tertarik dengan bisnis parfum kopi ini, karena sudah punya modal berupa kopi,” ujarnya.

Kegiatan KKN-IPB University ini mengusung tema Perhutanan Sosial yang memiliki lima skema. Diantaranya ialah hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan kemitraan kehutanan. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-adakan-pelatihan-parfum-kopi-sebagai-pemanfaatan-agroforestry/848dc9587da1c659b7118316d0da62b7

Edukasi Pertanian Sejak Dini, Mahasiswa KKN-T IPB University Buat FYP Challenge

Sebanyak 10 mahasiswa IPB University mengadakan Farm Your Pakcoy (FYP) Challenge untuk memberikan edukasi kepada anak-anak berusia 7-12 tahun mengenai metode bercocok tanam sayuran yang baik dan benar, khususnya tanaman pakcoy. Kegiatan ini merupakan program mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik di RW 07 Kelurahan Situ Gede, Bogor, Jawa Barat.

“Ada 47 anak mengikuti kegiatan sosialisasi dan challenge ini. Kegiatan diawali dengan penjelasan tahapan menanam pakcoy yang diperagakan oleh mahasiswa,” ungkap Fadel Hafiz Akbar, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University.

Fadel menjelaskan, sehari sebelumnya, anak-anak diminta untuk membawa limbah anorganik berupa botol plastik bekas ukuran 1.5 liter. Botol ini akan dijadikan wadah penanaman. Tahapan menanam pakcoy dimulai dengan pengisian media tanam siap pakai pada botol plastik yang telah dibagi dua.

“Penggunaan wadah tanam botol plastik merupakan upaya edukasi dan kampanye kepada anak-anak untuk memanfaatkan kembali sampah anorganik menjadi sesuatu yang lebih berguna di kehidupan sehari-hari,” ujar Fadel.

Ia menguraikan, masing-masing media tanam ditanami satu bibit pakcoy dan disiram menggunakan air secukupnya. Kemudian, mahasiswa menginstruksikan kepada anak-anak untuk merawat tanaman itu dengan menyiramnya dua kali sehari dan diletakkan pada tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari.

Sesaat setelah melakukan edukasi, anak-anak diajak untuk melakukan penanaman secara mandiri di lokasi dengan media tanam serta bibit yang telah disediakan oleh kelompok mahasiswa KKN-T IPB University.  “Selain kegiatan edukasi bercocok tanam pakcoy, mahasiswa juga mengadakan challenge pembuatan konten berupa video pertumbuhan tanaman pakcoy yang telah ditanam dari hari pertama penanaman hingga siap dipanen,” sebut Fadel.

Video tersebut, lanjut dia, terdiri dari kumpulan foto atau video pertumbuhan tanaman yang diambil anak-anak dari hari pertama hingga hari tanaman siap dipanen (sekitar 28-30 hari). Video diunggah pada platform TikTok, kemudian dinilai berdasarkan tingkat kreativitasnya. Pembuat video yang paling kreatif, akan mendapatkan reward di hari penjurian.

Selain nominasi video terkreatif, ada dua nominasi lain yaitu hasil tanaman terbaik dan wadah tanam terkreatif. Kategori hasil tanaman terbaik dinilai dari kualitas pakcoy yang tumbuh paling baik seperti daunnya hijau dan banyak kemudian batangnya tegap dan seluruh bagian tanaman terlihat segar. Sementara untuk kategori wadah tanam terkreatif dilihat dari kreatifitas anak-anak dalam menghias wadah tanam botol plastiknya agar terlihat lebih menarik.

“Kami juga rutin melakukan monitoring setiap tiga hingga empat hari sekali sampai hari penjurian. Hal ini dilakukan untuk memeriksa pertumbuhan pakcoy sekaligus mendiskusikan secara bersama-sama setiap permasalahan yang dihadapi selama proses pemeliharaan,” kata Fadel. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/edukasi-pertanian-sejak-dini-mahasiswa-kkn-t-ipb-university-buat-fyp-challenge/833a6dcb44053c733353e555af9db730

Tak Perlu Beli, Kaum Ibu di Kecamatan Nagrak Sukabumi Diajari Cara Membuat Sabun Cair Pencuci Tangan Sendiri oleh Dosen IPB University

Dosen dan mahasiswa IPB University dari Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) memberikan pelatihan pembuatan sabun pencuci tangan kepada para ibu KWT dari lima desa Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam).

Ketua Tim Dospulkam IPB University, Dr Wulan Tri Wahyuni mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada para peserta mengenai cara membuat sabun pencuci tangan. Menurutnya, pelatihan pembuatan sabun cuci tangan sangat diperlukan. Mengingat pandemi yang belum selesai dan kebersihan tangan penting untuk diperhatikan.

Menariknya, tambah Dr Wulan, sabun pencuci tangan dibuat dengan aroma khas jahe. Hal ini membuat Ibu-ibu anggota KWT di Kecamatan Nagrak sangat menyambut baik dan antusias mengikuti pelatihan. Ia menilai, harga bahan yang cukup murah dan mudah didapatkan membuat masyarakat dapat membuat sabun secara mandiri di rumah masing-masing.

Rangkaian kegiatan pelatihan pembuatan sabun dimulai dengan penjelasan bahan-bahan sabun serta kegunaannya, praktik langsung oleh ibu-ibu KWT, dan pengemasan produk sabun ke dalam botol yang telah disediakan.

“Untuk itu, Tim Dospulkam IPB University menyediakan beberapa bahan, seperti sodium laureth sulfate atau texapon (surfaktan), garam, gliserin, pewarna makanan dan minyak jahe sebagai aroma khas dari produk yang dibuat. Mahasiswa juga dengan sigap mendampingi para peserta saat pelatihan pembuatan sabun cair pencuci tangan tersebut,” ungkap Dr Wulan.

Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Nagrak dalam sambutannya menyebut, “Kami sangat mendukung kegiatan yang diadakan oleh dosen IPB University ini. Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, Ibu-ibu KWT dapat membuat sabun pencuci tangan sendiri dan menggunakannya untuk kebutuhan keluarga ataupun diproduksi untuk tujuan komersial.”

Kegiatan pelatihan itu diikuti secara gembira oleh para peserta. Salah satunya Likeu, anggota KWT Kemuning. Dalam kesempatan itu ia mengatakan, program Dospulkam IPB University memberi manfaat bagi masyarakat.

“Penjelasan pada pelatihan ini sangat berguna untuk masyarakat. Anggota KWT Kemuning menjadi mengerti tentang cara membuat sabun pencuci tangan dan menjadi bisa menghemat pengeluaran karena bisa membuat sabun sendiri”, ujar salah peserta pelatihan, Likeu Lestrianidiputri. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/tak-perlu-beli-kaum-ibu-di-kecamatan-nagrak-sukabumi-diajari-cara-membuat-sabun-cair-pencuci-tangan-sendiri-oleh-dosen-ipb-university/462109bc284e735e83baf23eef2ebfff

× Butuh bantuan?
Skip to content