0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Mahasiswa Fema IPB University Mendapat Kuliah Pembekalan KKN Tematik Tahun 2022

Mahasiswa Fema IPB University Mendapat Kuliah Pembekalan KKN Tematik Tahun 2022

Artikel / Press release

Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University memberikan Kuliah Pembekalan untuk mahasiswa yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Tingkat Fakultas tahun 2022 pada (20/05). Prof Ali Khomsan, Dosen IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat Fema memberikan materi tentang stunting dan cara menulis artikel atau jurnal pengabdian kepada masyarakat.

Dosen IPB University itu menjelaskan, mahasiswa dapat melakukan assessment status gizi balita dengan berperan di posyandu maupun secara door-to-door. Ia menyebut, seringkali kader di desa keliru mengklasifikasikan balita stunting dengan balita normal apabila belum mendapatkan pelatihan.

“Maka dari itu saya mengusulkan mahasiswa terutama mahasiswa gizi untuk memberikan pelatihan antropometri bagi kader posyandu, sehingga mereka bisa menimbang dengan baik dan mengukur tinggi badan dengan baik,” terangnya.

Prof Ali Khomsan juga menerangkan, mahasiswa juga dapat melakukan pemantauan status gizi anak selama KKN berlangsung. Selain itu, mahasiswa dapat melakukan pengembangan pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal untuk balita stunting. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sumberdaya pangan lokal bergizi tinggi yang dapat diolah menjadi PMT serta melibatkan masyarakat dalam pembuatannya.

“Pemberian edukasi gizi untuk pencegahan dan penanganan stunting juga diberikan. Serta meningkatkan ketersediaan makanan rumah tangga melalui pelatihan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL),” kata Prof Ali Khomsan.

Dr Djuara Lubis, Dosen IPB dari Departemen Sains Komunikasi dan  Pengembangan Masyarakat memberikan materi tentang strategi komunikasi saat KKN. Ia menyebut, sebagian besar pekerjaan  mahasiswa selama KKN akan melibatkan komunikasi dengan masyarakat.

“Mahasiswa perlu mengenal khalayak karena melibatkan komunikasi antar budaya. Dalam melakukan komunikasi publik, mahasiswa harus mampu memberikan pesan yang relevan bagi semua pihak.  Serta mempergunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Mahasiswa juga harus mempersiapkan diri lebih baik karena umpan balik lebih terbatas dan khalayak yang dihadapi lebih beraneka ragam,” kata Dr Djuara Lubis.  Ia pun menghimbau agar mahasiswa mampu memberikan nilai tambah pada program pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya itu, kalau bisa, program yang dirancang menjadi program unggulan bagi desa.

Sementara, Dr Tin Herawati, Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA membahas terkait pemberdayaan keluarga. Ia menyebut, mahasiswa harus mampu mengoptimalisasikan fungsi keluarga melalui program pemberdayaan. Melalui program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam mengambil keputusan dalam membangun diri dan lingkungannya.

“Intervensi yang dilakukan harus bisa membangkitkan potensi yang ada di dalam keluarga untuk menangani masalah-masalah yang ada dalam keluarga itu sendiri,” ujar Dr Tin.  Pakar keluarga dari IPB University itu menjelaskan, setiap keluarga memiliki sumber daya yang berbeda dan kemampuan yang berbeda untuk mengelolanya. Oleh karena itu, program yang dikembangkan mahasiswa harus mampu meningkatkan kemampuan adaptasi terutama bagi keluarga rentan. Adapun mahasiswa harus memperhatikan etika di lapangan ketika menyusun program. Mahasiswa harus melakukan analisis situasi, masalah, dan kebutuhan di masyarakat serta melibatkan pemerintah dan masyarakat lokal dalam penyusunan program tersebut. (MW)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/05/mahasiswa-fema-ipb-university-mendapat-kuliah-pembekalan-kkn-tematik-tahun-2022/3bfaa35a1402aae9e8410054658b9ae8

× Butuh bantuan?
Skip to content