Nelayan Kepiting di Pangandaran Inginkan Pendampingan dari IPB University
Koordinator Kelompok Kampung Kepiting Rancage, Pangandaran, Maman Permana, SIP, MSi pertemuan mengatakan bahwa ide awal terbentuknya kelompok pembudidaya kepiting adalah karena adanya penangkapan bebas di alam. Ia khawatir kegiatan ini dapat menyebabkan stok kepiting di alam cepat berkurang.
“Dengan terbentuknya kelompok tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Saya juga berharap dapat kerjasama dengan para dosen IPB University untuk memberikan pendampingan dalam pengembangan kepiting sehingga kepiting dapat dijadikan “ikon” Kabupaten Pangandaran,” ujarnya dalam pertemuan dengan Dosen Pendamping (Dosbing) mahasiswa IPB University yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2022 di Pangandaran (23/7).
Pertemuan ini diinisiasi oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University yaitu Dr Tatag Budiardi, Dr Agus Oman Sudrajat dan Dr Ronny Irawan Wahju, MPhil.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang Budidaya Perikanan dan Penyuluh Perikanan Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran, perangkat desa dan tokoh masyarakat Desa Kondangjajar, koordinator, ketua dan anggota kelompok pembudidaya Kepiting Rancage serta mahasiswa KKN-T IPB University.
Menanggapi keinginan nelayan Pangandaran ini, tim dosen IPB University menyatakan kesanggupan untuk mendampingi pengembangan kepiting.
“Kami akan mengimplementasikan secara langsung hasil-hasil penelitian dosen IPB University dalam rangka pengembangan akuakultur di Pangandaran,” ujar Dr Ronny Irawan Wahju, Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Terkait penangkapan kepiting, ia mengatakan bahwa penangkapan kepiting di alam harus dilakukan secara terbatas dengan memperhitungkan kelestarian alam.
Sementara itu, menurut Dr Tatag Budiardi, Dosen Pembimbing Lapangan KKN-T, masalah yang dihadapi pembudidaya kepiting adalah masih banyaknya kematian saat pembenihan dan selama pembesaran. Setiap kegiatan budidaya ikan, kunci utama keberhasilannya adalah ketersediaan benih.
“Di seluruh kegiatan akuakultur, yang penting adalah ketersediaan benih, yang dalam jangka panjang harus dihasilkan dari kegiatan pembenihan. Dalam proses pembenihan diperlukan pakan alami yang tepat, baik jenis, ukuran, maupun jumlahnya,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Dr Agus Oman Sudrajat, Dosen Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB University, kegiatan pembudidayaan kepiting di Kelompok Kampung Kepiting Rancage lebih fokus dalam pembenihan. Upaya pembenihan kepiting sudah dilakukan mulai dari pematangan gonad, pemijahan dan pemeliharaan larva serta penyediaan pakan alami. Inisiasi kegiatan tersebut sudah berjalan.
“Kegiatan budidaya di Kampung Kepiting sudah sesuai dengan tahapan prosedur, namun perlu perbaikan dalam hal kualitas pematangan gonad induk, manajemen pakan saat pemeliharaan larva-benih, dan kualitas air. Selain itu, penentuan lokasi, layout dan desain pembenihan juga perlu diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembenihan kepiting,” imbuhnya. (**/Zul)
Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/nelayan-kepiting-di-pangandaran-inginkan-pendampingan-dari-ipb-university/4f805fcbf5a20c5aad48eb3f5acdf6ab