0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Nelayan Kepiting di Pangandaran Inginkan Pendampingan dari IPB University

Koordinator Kelompok Kampung Kepiting Rancage, Pangandaran, Maman Permana, SIP, MSi pertemuan mengatakan bahwa ide awal terbentuknya kelompok pembudidaya kepiting adalah karena adanya penangkapan bebas di alam. Ia khawatir kegiatan ini dapat menyebabkan stok kepiting di alam cepat berkurang.

“Dengan terbentuknya kelompok tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Saya juga berharap dapat kerjasama dengan para dosen IPB University untuk memberikan pendampingan dalam pengembangan kepiting sehingga kepiting dapat dijadikan “ikon” Kabupaten Pangandaran,” ujarnya dalam pertemuan dengan Dosen Pendamping (Dosbing) mahasiswa IPB University yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2022 di Pangandaran (23/7).

Pertemuan ini diinisiasi oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University yaitu Dr Tatag Budiardi, Dr Agus Oman Sudrajat dan Dr Ronny Irawan Wahju, MPhil.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang Budidaya Perikanan dan Penyuluh Perikanan Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran, perangkat desa dan tokoh masyarakat Desa Kondangjajar, koordinator, ketua dan anggota kelompok pembudidaya Kepiting Rancage serta mahasiswa KKN-T IPB University.

Menanggapi keinginan nelayan Pangandaran ini, tim dosen IPB University menyatakan kesanggupan untuk mendampingi pengembangan kepiting.

“Kami akan mengimplementasikan secara langsung hasil-hasil penelitian dosen IPB University dalam rangka pengembangan akuakultur di Pangandaran,” ujar Dr Ronny Irawan Wahju, Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

Terkait penangkapan kepiting, ia mengatakan bahwa penangkapan kepiting di alam harus dilakukan secara terbatas dengan memperhitungkan kelestarian alam.

Sementara itu, menurut Dr Tatag Budiardi, Dosen Pembimbing Lapangan KKN-T, masalah yang dihadapi pembudidaya kepiting adalah masih banyaknya kematian saat pembenihan dan selama pembesaran. Setiap kegiatan budidaya ikan, kunci utama keberhasilannya adalah ketersediaan benih.

“Di seluruh kegiatan akuakultur, yang penting adalah ketersediaan benih, yang dalam jangka panjang harus dihasilkan dari kegiatan pembenihan. Dalam proses pembenihan diperlukan pakan alami yang tepat, baik jenis, ukuran, maupun jumlahnya,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Dr Agus Oman Sudrajat, Dosen Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB University, kegiatan pembudidayaan kepiting di Kelompok Kampung Kepiting Rancage lebih fokus dalam pembenihan. Upaya pembenihan kepiting sudah dilakukan mulai dari pematangan gonad, pemijahan dan pemeliharaan larva serta penyediaan pakan alami. Inisiasi kegiatan tersebut sudah berjalan.

“Kegiatan budidaya di Kampung Kepiting sudah sesuai dengan tahapan prosedur, namun perlu perbaikan dalam hal kualitas pematangan gonad induk, manajemen pakan saat pemeliharaan larva-benih, dan kualitas air. Selain itu, penentuan lokasi, layout dan desain pembenihan juga perlu diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembenihan kepiting,” imbuhnya. (**/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/nelayan-kepiting-di-pangandaran-inginkan-pendampingan-dari-ipb-university/4f805fcbf5a20c5aad48eb3f5acdf6ab

Tenaga Kependidikan Sekolah Pascasarjana IPB University Ikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran

Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengadakan Pelatihan Pemadam Kebakaran (23/7) di Kampus IPB Dramaga Bogor. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh staf Tenaga Kependidikan (Tendik) yang ada di SPs IPB University.

Dalam sambutannya, Dekan SPs IPB University Prof Anas Miftah Fauzi menyampaikan, “Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jaya dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor yang sudah hadir. Beliau memberikan materi terkait bagaimana kita bertindak apabila terjadi kebakaran di tempat kerja dan juga di rumah.”

Ia menambahkan, pelatihan ini merupakan forum yang sangat baik untuk dapat berkumpul dengan Tendik yang ada di SPs. Harapannya dengan pelatihan ini dapat menambah ilmu dengan pengetahuan dan keberanian apabila terjadi kebakaran dan tentunya dilakukan dengan benar sesuai dengan standar operasional yang ada.

“Kita ingat tentunya dengan kejadian kebakaran yang ada di salah satu gedung Fakultas Teknologi Pertanian. Bagaimana seharusnya kesiapan mobil pemadam kebakaran di IPB University serta saluran hydrant yang ada, sehingga penanganannya dapat dilakukan dengan benar,” ujarnya.

Rudi Irawan, SP, MSi selaku Kepala Bagian Tata Usaha SPs IPB University menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai penyebab terjadinya kebakaran, dasar-dasar upaya pencegahan kebakaran dan pelatihan mengoperasikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

“Harapannya teman-teman Tendik dapat mempraktikkan penggunaan APAR dengan benar. Meskipun ini merupakan pelatihan kedua kalinya, akan tetapi ada sebagian teman-teman Tendik yang belum pernah mengikuti pelatihan sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengikuti pelatihan ini,” kata Rudi.

Sementara itu, Jaya sebagai pemberi materi pelatihan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor menjelaskan beberapa jenis APAR yang digunakan. Yakni APAR Dry Powder dan APAR CO2.

“APAR Dry Powder merupakan APAR yang serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti kelas A, B dan C. Akan tetapi dampak kerugiannya banyak, seperti kotor dan lainnya. Sedangkan APAR CO2 cocok digunakan dalam ruangan seperti kantor dan laboratorium serta ruangan-ruangan lainnya. Akan tetapi karakteristik APAR CO2 ini dapat membuat orang pingsan atau meninggal apabila kekurangan oksigen,” jelasnya.

Selain itu, imbuhnya, kelemahan lainnya adalah tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran kembali setelah api padam. Hal ini dikarenakan CO2 tidak dapat mengikat O2 secara terus menerus.
Menurutnya, penggunaan APAR Dry Powder dan APAR CO2 ini harus sesuai dengan penggunaan. Selain itu harus dilatih cara menggunakannya seperti halnya menjalankan mobil pemadam kebakaran, karena sudah terbiasa dan terlatih. Oleh karena itu peserta perlu mengetahui apa yang menyebabkan kegagalan penggunaan APAR agar terbiasa dan terlatih.

“Kegagalan APAR ini, ada beberapa faktor mulai dari jenis dan ukuran tidak sesuai, alat tidak berfungsi, salah penempatan serta faktor petugas. Petugas ini bisa disebabkan karena memang belum ditunjuk atau tidak terampil dalam menggunakan APAR,” pungkasnya.

Selain itu, tambahnya, jarak penempatan APAR yang satu dengan lainnya adalah 15 meter atau ditentukan oleh pengawas ahli. Oleh karena itu apabila terjadi kemacetan APAR, petugas dapat mencari APAR yang ada di ruangan lainnya, sehingga dampak kebakaran dapat segera teratasi. (HBL/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/tenaga-kependidikan-sekolah-pascasarjana-ipb-university-ikuti-pelatihan-pemadam-kebakaran/99e4d5ae24b36841c0167bd726452895

IPB University Kolaborasi Gelar Diseminasi Urban Forest i-Tree Research Project

IPB University bersama United States Forest Services International Program (USFS-IP) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menggelar Diseminasi Urban Forest i-Tree Research Project,  22/7 bertempat di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta.

Acara ini dihadiri peserta dari lingkup pemerintahan provinsi DKI Jakarta diantaranya Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PLH), Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan World Research Institute (WRI) Indonesia.

Dirga dari Distamhut DKI Jakarta menyampaikan, “Kami ingin melanjutkan kegiatan ini sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi 32 Hutan Kota DKI Jakarta.”  Senada dengan hal tersebut, Wiyoga dari USFS-IP  menyampaikan dukungan para stakeholders selama research project ini berlangsung.  “Kami sangat berharap kolaborasi ini dapat berjalan  dan lebih berdampak di masa yang akan datang, “ ungkapnya.

Diseminasi ini diawali dengan paparan Stephanie Mann selaku Program Manager USF-IP.  Ia memaparkan seputar kolaborasi yang telah dilakukan dan rencana tindak lanjut ke depan.  “Yang tak kalah penting adalah overview mengenai i-Tree Program, “ jelasnya.

Prof Iskandar Zulkarnaen Siregar selaku Direktur International Collaboration Office (ICO) IPB University, menyampaikan beberapa usulan bentuk kerjasama mengenai Future Collaboration berupa Exchange/Leadership Program, Applied Research Program dan Joint event untuk memperkuat kerjasama antar pihak yang terlibat.

Sementara itu Dr Kaswanto selaku ketua tim peneliti dan dosen Departemen Arsitektur Lanskap IPB memaparkan hasil Urban Forest i-Tree Research Project.  Ia menjelaskan mengenai hasil analisis jasa lanskap dari i-Tree Eco pada 5 (lima) Hutan Kota (HK) Jakarta, yakni HK Srengseng, HK Cipayung, HK Munjul, HK Pondok Labu, dan HK Rawa Malang.  “Hasil dari riset ini diharapkan adanya peningkatan jasa lanskap dan keberlanjutan dari manajemen Hutan Kota DKI Jakarta, “ jelasnya.

Hasil riset secara detil juga disajikan oleh Amarizni Mosyaftiani selaku peneliti pendamping yang memaparkan forecast kondisi HK DKI Jakarta untuk 10 tahun ke depan.  “Hasil penelitian i-Tree Eco ini menjadi data penting bagi manajemen HK DKI Jakarta sebagai data dasar untuk memelihara, meningkatkan dan mempertahankan pengelolaan HK. Penelitian ini juga berhasil menggabungkan studi lapangan dan hasil analisis data dalam perangkat lunak i-Tree Eco dalam memvisualisasikan keseluruhan struktur dan komposisi vegetasi HK. Rekomendasi yang diberikan berupa pemberian perhatian dalam hal pertimbangan penanaman, komposisi dan strukur vegetasi untuk menciptakan HK yang berkelanjutan, “ paparnya.  Dikatakannya, selain itu, pengelola HK harus menanam spesies asli yang akan berdampak positif pada usia HK, efisiensi dan efektifitas pengelolaan, dan peningkatan nilai jasa lanskap HK DKI Jakarta. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ipb-university-kolaborasi-gelar-diseminasi-urban-forest-i-tree-research-project/d3fcb4fab7ad0fe7bf4d0750b8c85a81

Sekolah Vokasi IPB University Fasilitasi Mahasiswanya Temu Industri

Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang prospek akuakultur di Indonesia, Sekolah Vokasi IPB mengadakan kuliah umum tentang Best Practices Aquaculture di Indonesia, 22/7. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan Sekolah Vokasi IPB University serta mengundang narasumber dari PT Suri Tani Pemuka (STP). Pihak STP terdiri dari Erwin Esra ES, Head of People Development STP dan lima Head of Unit Aquafeed, yaitu Aminto Nugroho dari unit Purwakarta, Aidi Idris dari unit Banyuwangi, Arianto dari unit Gresik, Henki Santoso dari unit Lampung, serta Khamizul Qubis Harahap Head of Unit Aquafeed Medan.

Prof Arief Darjanto, Dekan Sekolah Vokasi IPB University mengatakan bahwa acara ini sangat penting bagi mahasiswa. Hal ini karena industri akuakultur akan menjadi industri masa depan yang menjanjikan di Indonesia.

“Saya sangat senang karena kegiatan ini diadakan secara offline dan cocok sekali untuk adik-adik mahasiswa yang tahun ini akan lulus dari Sekolah Vokasi IPB University. Dimana kita bisa mengetahui peluang bisnis dan karir di industri akuakultur,” ungkapnya.

Seiring dengan itu, Dr Wawan Oktariza, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Keuangan dan Pengembangan Sekolah Vokasi IPB University, menyampaikan bahwa industri akuakultur sangat sesuai di Indonesia karena didukung oleh pantai yang sangat panjang. Tidak hanya itu, industri akuakultur juga sesuai untuk usaha tambak budidaya berbagai jenis ikan dan udang.

Dr Dahri Tanjung selaku moderator menjelaskan, pada temu industri ini peserta diberikan beragam materi di antaranya: prospek industri akuakultur di masa depan; karir di industri akuakultur dan bisnis udang dan ikan sebagai bisnis primadona di Indonesia. “Dalam acara ini kita bahas mengenai prospek industri akuakultur di Indonesia, yang akan dijelaskan langsung oleh tim dari PT. STP (Suri Tani Pemuka ) anak perusahaan Japfa Comfeed Indonesia, Tbk,” paparnya.

Dalam kesempatan ini, Erwin Esra Edison Siahaan, Head of People Development STP menjelaskan mengenai profil perusahaannya. Ia menerangkan, PT STP adalah perusahaan akuakultur yang fokus pada budidaya perikanan, pembenihan, pembesaran dan pengolahan makanan laut,” ungkapnya.

Dengan demikian, lanjutnya, model bisnis PT STP mulai dari upstream, midstream sampai ke downstream. Ia menjelaskan, produksi pakan merupakan bisnis utama PT STP di bidang akuakultur. Saat ini, katanya, PT STP mengoperasikan lima pabrik pakan ikan dan udang di Indonesia dan menghasilkan berbagai jenis produk pakan untuk ternak ikan dan udang komersial.

Sementara, Arianto, Head of Unit Aquafeed Gresik mengatakan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang memiliki potensi industri akuakultur yang besar. “Peluang untuk industri akuakultur di Indonesia masih sangat besar, hal ini terlihat dari nilai ekspor setiap tahunnya yang mengalami peningkatan,” katanya.

Ia juga menyebut, Indonesia masih mengandalkan perikanan tangkap sehingga peluang untuk meningkatkan sektor perikanan budidaya masih sangat besar.

Selanjutnya Aidi Idris dan Henki Santoso menyatakan bahwa PT STP telah mengembangkan usaha perikanan dan udang sejak 1987 di Indonesia.  Saat ini, di industri akuakultur sangat terbuka peluang usaha baik sebagai pelaku usaha maupun bekerja di perusahaan.

Salah satu bisnis yang dikembangkan STP adalah budidaya ikan nila yang banyak diproduksi di Danau Toba.  Khamizul Qubis menerangkan bahwa bisnis ini selain memberi lapangan kerja bagi ratusan pekerja di Sumatera Utara, juga menjadi primadona ekspor ikan Indonesia. “Nila yang diekspor Indonesia merupakan nila premium yang dikenal dengan Toba Tilapia,” terangnya.

Adapun Aminto, narasumber terakhir menyampaikan bahwa di PT STP sendiri terbuka terhadap peluang bisnis dan karir.  “Alumni perguruan tinggi yang milenial yang suka tantangan, memiliki jiwa travelling, saat ini terbuka lapangan kerja bersama PT. STP, antara lain sebagai staff, production supervisor, maupun marketing dan sales,” katanya. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/sekolah-vokasi-ipb-university-fasilitasi-mahasiswanya-temu-industri/c4bc017430a5de3d759eddbe298eb1f5

Sejumlah 86 Pegawai Tenaga Kependidikan Tetap IPB University Ikuti Presentasi Aktualisasi Diri Latsar-MOTI Tahun 2022

Sejumlah 86 Pegawai Tenaga Kependidikan Tetap IPB University mengikuti Presentasi Aktualisasi Diri setelah satu bulan dalam masa habituasi. Hal ini sebagai bentuk laporan dari Pelatihan Dasar Masa Orientasi Tenaga Kependidikan Tetap IPB University (Latsar-MOTI) tahun 2022.

Presentasi dibagi ke dalam tujuh ruangan yang diisi oleh sekitar 10 hingga 15 peserta. Masing-masing peserta mempresentasikan hasil laporan pekerjaannya, disaksikan oleh mentor dan dua orang penguji. Penguji utama merupakan penguji luar unit kerja dan penguji kedua merupakan pimpinan unit kerja tempat peserta MOTI bekerja. Acara dilaksanakan di Common Class Room (CCR), Kampus Dramaga pada 22/7.

Direktur Sumberdaya Manusia IPB University, Dr Heti Mulyati menyampaikan, Aktualisasi Diri pada Latsar-MOTI 2022 merupakan pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui materi pelatihan yang telah dipelajari di kelas. Presentasi mencakup Perancangan dan Pelaksanaan aktualisasi diri di unit kerja masing-masing yang bersifat non klasikal dan pembelajaran berbasis pengalaman langsung (experiential learning).

Lebih lanjut ia menjelaskan, para penguji akan menguji dan menilai peserta dalam aspek gagasan, relevansi dan kualitas program yang dibuat, kemampuan verbal dan non verbal serta argumentasi selama presentasi.

“Saya berharap peserta mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan serta menjadi kebiasaan (habituasi), serta merasakan manfaatnya sehingga terpatri karakter pegawai IPB University yang “Inspiring Innovation with Integrity”. Selain itu, diharapkan program-program yang dibuat oleh peserta MOTI dapat bermanfaat bagi unit kerja dan berkelanjutan,” ujar Dr Heti.

Dalam kesempatan sama, Asisten Direktur Rekrutmen dan Evaluasi Kinerja, Direktorat SDM IPB University, Adelyna, STP, MM yang menjadi penanggung jawab acara kegiatan menyampaikan, tak ada kendala berarti dalam pelaksanaan MOTI tahun ini. Semua berjalan dengan lancar. Ia berharap, setelah kegiatan MOTI para peserta dapat kembali beraktivitas, melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan arahan dan teori- teori yang telah diikuti.

“Selama dua minggu, para peserta mengikuti pembelajaran berupa materi-materi di kelas dan satu bulan melakukan habituasi atau praktek yang dilaksanakan di unit kerja masing-masing. Saat ini para peserta harus mempresentasikan laporan hasil dari habituasi mereka. Pada saat penutupan, akan dipilih yang terbaik di Golongan II dan III,” terang Adelyna. (dh/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/sejumlah-86-pegawai-tenaga-kependidikan-tetap-ipb-university-ikuti-presentasi-aktualisasi-diri-latsar-moti-tahun-2022/bcc20ad7aa10d8c1465fefb1c463717d

Tingkatkan Potensi Sumber Daya Daerah, IPB University Jalin Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blora

IPB University menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blora terkait peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya daerah melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Nota kesepahaman kerjasama ditandatangani Rektor IPB University, Prof Arif Satria bersama Bupati Blora, Arief Rohman di Agribusiness and Technology Park (ATP), Bogor (22/7).

Prof Arif dalam sambutannya mengatakan, tahun ini IPB University mempunyai tema Enriched and Empowerment Society, yaitu bagaimana masyarakat bisa mendapatkan banyak added value dari inovasi.

“Dengan adanya tema ini, diharapkan inovasi IPB University dapat memberikan impact langsung kepada masyarakat. Salah satu program khususnya yaitu Dosen Pulang Kampung (Dospulkam),” ucapnya.

Prof Arif menambahkan, IPB University juga berfokus pada technopreneurship dan sociopreneurship, lewat pemanfaatan inovasi untuk kepentingan usaha dan kemajuan masyarakat. Di sisi lain, mahasiswa IPB University juga dilatih untuk mengembangkan kreativitas dengan membuat kanal dan startup baru.

Arief Rohman menjelaskan, populasi ternak Kabupaten Blora merupakan yang terbesar di Jawa Tengah dengan komoditas sapi potong sebanyak 275.741 ekor. Ia mengungkap, telah ada program yang sudah dijalankan bersama IPB University, diantaranya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dan program Kedai Reka yang berfokus pada bidang peternakan.

Ia menyebutkan bahwa posisi tingkat kemiskinan Kabupaten Blora di lingkup nasional menempati urutan ke-22. Adanya kerjasama dengan IPB University, ia berharap nantinya dapat membantu Kabupaten Blora dalam mengentaskan pengangguran, kemiskinan serta menjadikan desa yang unggul dan maju.

“Kami belum beruntung karena kemiskinan di Kabupaten Blora masih zona merah. Dengan mengedepankan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi, diharapkan IPB University dapat mengurangi semua permasalahan yang ada di Kabupaten Blora” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Chairman Markplus Institute, Hermawan Kertajaya yang memaparkan gambaran tentang konsep bisnis yang strategis dalam bidang marketing, juga Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati beserta jajaran pemerintah Kabupaten Blora. (dr/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/tingkatkan-potensi-sumber-daya-daerah-ipb-university-jalin-kerjasama-dengan-pemerintah-kabupaten-blora/600a3774a310d2a22e7af1756c5f473d

× Butuh bantuan?
Skip to content