0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Mahasiswa KKN-T IPB University Ikut Berdayakan Akuaponik di Beji, Depok

Sepuluh mahasiswa IPB University ikut berdayakan akuaponik di Kota Depok, tepatnya di Kecamatan Beji. Mereka merupakan mahasiswa yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) di RW 04, RT 11, Kelurahan Beji, Depok Jawa Barat.

Dira, Ketua Kelompok Mahasiswa KKN-T mengatakan, akuaponik yang berada di lingkungan ini sudah menghasilkan berbagai macam tanaman sayur seperti cabai, sawi, bayam. Hasil panen dibagikan kepada masyarakat sekitar. Ikan yang digunakan adalah ikan nila yang berumur 3-4 bulan dan ikan lele.

Dijelaskan Dira, sistem yang digunakan untuk akuaponik dalam lingkungan ini sudah cukup hebat. Terdapat tiga sistem filtrasi yang digunakan yaitu dua jenis filtrasi mekanik dan satu filter biologis.

Mahasiswa bersama dengan pengurus akuaponik di Rukun Tetangga (RT) 11 menanam bibit sawi shinta, kangkung, bayam merah, pakcoy, dan kangkung Bangkok. Sebelum menanam, mahasiswa gotong-royong membersihkan lokasi akuaponik. Sebanyak 200 lubang akuaponik yang sudah ditanam.

“Harapannya melalui kegiatan ini Rukun Warga (RW) 04 dapat menikmati tanaman sayur organik dan dapat menjadi contoh bagi RW lainnya,” ujar Dira.

Azis, pelopor akuaponik dalam lingkungan tersebut mengatakan, “Ikan lele merupakan ikan terbaik yang selama ini saya gunakan untuk akuaponik. Selain harga bibitnya yang murah dan perawatannya yang mudah, kotoran yang dihasilkan oleh ikan tersebut menghasilkan tanaman sayur yang berkualitas.”

Terkait sistem filtrasi, Azis menjelaskan, filtrasi mekanik menggunakan prinsip sentrifugasi. Dimana kotoran yang bobot massanya berat akan mengendap, sedangkan kotoran yang bobot massanya ringan akan tetap berpindah tabung ke proses filtrasi mekanik tahap dua.

“Filtrasi mekanik tahap dua menggunakan jaring untuk menangkap kotoran yang berhasil melewati filtrasi mekanik pertama. Kotoran yang tidak terperangkap pada jaring akan melewati proses filtrasi biologis menggunakan bioball,” tuturnya.

Azis melanjutkan, bioball merupakan habitat dari nitrobacter. Bakteri tersebut akan mengubah amonia menjadi nitrat. Nitrat merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat bertumbuh dengan baik. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-ikut-berdayakan-akuaponik-di-beji-depok/f3b7618711f98b98b75c777eda2c062a

IPB University Angkat 86 Pegawainya Menjadi Tendik Tetap Non PNS

Sebanyak 86 peserta Pelatihan Dasar Masa Orientasi Tenaga Kependidikan Tetap IPB (Latsar-MOTI) Tahun 2022 dinyatakan lulus 100 persen dan berhak menjadi Pegawai Tetap Non PNS IPB University. Hal ini disampaikan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM), IPB University, Dr Heti Mulyati dalam Penutupan Latsar MOTI 2022 di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor, (25/7).

“Penilaian (Latsar-MOTI) tahun 2022 dibagi menjadi empat kriteria yang merupakan hasil aktualisasi diri (laporan dan presentasi) dengan bobot penilaian 40 persen. Selain itu, berdasarkan pre tes dan post tes, dengan bobot 25 persen, sikap disiplin keaktifan dengan bobot 20 persen dan kehadiran dengan bobot 15 persen,” jelasnya.

Berdasarkan penilaian tersebut, tambahnya, semua peserta dinyatakan lulus. Ada 39 peserta dari golongan III (lulusan sarjana) dan 47 peserta golongan II (diploma dan SMA). Untuk peserta golongan III, nilai rata-ratanya mencapai 80, sedangkan untuk peserta golongan II, nilai rata-ratanya mencapai 76.

“Saya berharap semua pegawai tetap non PNS ini dapat terus berkarya memberikan yang terbaik pada IPB University, menjadi terbaik di level nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Wakil Rektor bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan, IPB University, Prof Agus Purwito menyampaikan selamat atas kelulusan peserta Latsar MOTI 2022.

“Selamat saudara sudah masuk 100 persen Pegawai Tetap non PNS. Anda akan menjadi tumpuan harapan agar IPB University bisa terus berkembang maju. Kita pilih orang-orang terbaik untuk kita rekrut sebagai Pegawai Tetap non PNS,” ujarnya.

Prof Agus juga menyampaikan jenjang karir Pegawai Tetap non PNS terbuka lebar, mulai dari melanjutkan sekolah untuk pengembangan karir hingga untuk mendapatkan kesejahteraan berupa dana pensiun.

“Selamat, belajar tidak berhenti sampai di sini. Mudah-mudahan jadi bekal untuk pengembangan karir masa depan,” ucapnya.

Sementara itu, dalam perekrutan, tambahnya, Rektor IPB University memilih formula kepegawaian dengan sangat hati-hati, dan mempertimbangkan berbagai hal.

“Dan akhirnya kita sekarang punya (format) Pegawai Tetap non PNS. Kita akan seleksi terus setiap tahun,” ucapnya.

Prof Agus menambahkan bahwa IPB University akan terus membutuhkan pegawai tetap, terutama untuk posisi tenaga kependidikan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP).

“PLP sangat kita perlukan mengingat IPB University sebagai World Class University. Tentu kita akan terus meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumberdaya manusianya,” imbuhnya.

Dalam kegiatan ini, terpilih 5 peserta terbaik untuk golongan III dan 5 peserta terbaik untuk golongan II. Untuk peserta terbaik kelompok golongan III, Terbaik I diraih oleh Enny Widyastuti, STP, MSi dari Kantor Manajemen Mutu dan Audit Internal, Terbaik II diraih oleh Jeffry Setiawan, SSi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Terbaik III diraih oleh Luluk Annisa  SPi dari Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST), Terbaik IV diraih oleh Widaryanti, SPi, MM dari Kantor Manajemen Mutu dan Audit Internal, Terbaik V diraih oleh Emma Rahmayani, SPi dari Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam.

Sementara untuk peserta terbaik golongan II, Terbaik I diraih oleh Imas Widayanti, AMd dari Biro Komunikasi, Terbaik II diraih oleh Muhammad Isbayu, AMd dari Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier, Terbaik III diraih oleh Riska Dwinanda, AMd dari Fakultas Teknologi Pertanian, Terbaik IV diraih oleh Bagas Pradito, AMd dari Direktorat Sumberdaya Manusia dan Terbaik V diraih oleh Ani Karlina Septiani, AMd dari Kantor Perencanaan, Pemonitoran dan Evaluasi. (dh/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ipb-university-angkat-86-pegawainya-menjadi-tendik-tetap-non-pns/b219c6f76bc2358d1df8a53c1e7a9747

CARE IPB University Berikan Edukasi Lingkungan untuk Anak-anak

Memperingati Hari Anak Nasional tahun 2022, Pusat Kajian dan Resolusi Konflik (CARE) IPB University bersama warga binaan menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.  Kegiatan berupa edukasi lingkungan terhadap anak-anak balita dan siswa sekolah dasar (SD) yang berada di lingkungan Rukun Warga (RW) 28 Kelurahan, 24/7. Acara dihadiri Lurah Kebalen, para Ketua RW dan  warga.

Dalam kegiatan bertemakan “Anak Terlindungi Indonesia Maju” ini, Sekretaris CARE IPB University,  Agit Kriswantriyono, SP, MSi mengatakan, “Salah satu masalah persampahan nasional adalah perihal faktor karakter masyarakat, selain faktor-faktor lainnya yaitu jumlah sampah yang sangat banyak dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta minimnya pengolahan sampah di tingkat hulu.”

Oleh karena itu menurutnya untuk membentuk karakter masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap penanganan sampah adalah dengan pendidikan.  “Pendidikan lingkungan sedini mungkin kepada anak-anak akan sangat baik berdampak dalam membentuk kepedulian terhadap sekitarnya, “ ungkapnya.

Dikatakannya, Sekolah Sampah Mandiri yang ada di Kelurahan Kebalen sangat baik dalam memberikan eduksi juga kepada anak-anak tentang lingkungan dan penanganan sampah.

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/care-ipb-university-berikan-edukasi-lingkungan-untuk-anak-anak/764b494b90ec631cafe681be82c5fb35

Mahasiswa IPB University dan Desa Ngadikerso Wonosobo, Hidupkan Kembali Perpustakaan Pelita Bunda

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University resmikan perpustakaan Pelita Bunda dan adakan lomba Story Telling di Desa Ngadikerso, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, 23/7. Kegiatan peresmian dan lomba Story Telling dilaksanakan di Perpustakaan Pelita Bunda dan di Balai Desa Ngadikerso dengan dihadiri oleh Perangkat Desa, Kepala Sekolah, dan kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Desa Ngadikerso merupakan salah satu desa dengan angka anak tidak sekolah (ATS) yang tergolong tinggi di Kecamatan Sapuran. Oleh karena itu, Tim KKN-T IPB University bekerja sama dengan Pemerintah Desa Ngadikerso melakukan revitalisasi perpustakaan serta penggalangan donasi dana dan buku yang telah dimulai sejak 1 Juli hingga 17 Juli lalu.

“Total donasi berupa dana yang didapatkan dari penggalangan melalui platform kitabisa.com adalah sebesar satu juta rupiah yang kemudian digunakan untuk revitalisasi perpustakaan dan pembelian buku. Selain itu, juga didapatkan sejumlah 278 buku dari donasi yang diberikan oleh warga sekitar dan pemerintah kecamatan,” jelas Laras, mahasiswa IPB University.

Menurutnya, revitalisasi perpustakaan bertujuan menciptakan lingkungan  perpustakaan desa yang nyaman, kondusif dan menarik, sehingga anak-anak maupun masyarakat desa semakin tertarik untuk membaca.

“Apresiasi kami berikan untuk rekan-rekan KKN-T IPB University yang sudah membantu kami di Desa Ngadikerso untuk bisa mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan ini sebenarnya sudah lama tidak aktif, jadi dengan kedatangan rekan-rekan dari KKNT menambah semangat teman-teman pengurus perpustakaan Pelita Bunda untuk berkegiatan kembali,” ujar Aryati Prabandari selaku Ketua PKK Desa Ngadikerso.

Dengan launching perpustakaan kali ini, imbuhnya, tersirat bahwa perpustakaan ini dibuka untuk umum, karena sebelumnya perpustakaan ini merupakan sudut baca yang dikhususkan untuk teman-teman PKK saja.

“Harapan ke depannya setelah launching ini dilaksanakan, pengelola perpustakaan dapat melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh teman-teman KKN-T IPB University. Yakni untuk terus melaksanakan berbagai kegiatan di perpustakaan seperti promosi perpustakaan, jadwal dibukanya perpustakaan, dan kegiatan-kegiatan lainnya,” jelasnya.

Setelah peresmian perpustakaan, dilaksanakan lomba Story Telling untuk siswa SD sederajat di Desa Ngadikerso. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan motivasi, meningkatkan daya nalar serta kreativitas anak-anak usia sekolah untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik di Desa Ngadikerso.

“Pada kehidupan jaman sekarang, pentingnya budaya membaca atau literasi sangat diperlukan. Apalagi jika dilakukan sejak usia dini, karena dapat menjadi sebuah kebiasaan yang dapat dilanjutkan kelak hingga dewasa. Maka dari itu kegiatan lomba ini memiliki banyak manfaat. Selain meningkatkan kemampuan anak-anak dalam membaca, menghafal dan berbicara, kegiatan ini dilakukan juga untuk memperkenalkan perpustakaan desa yang sudah memiliki bahan bacaan buku yang cukup lengkap,” ujar Akmal selaku Koordinator Kelompok KKNT Desa Ngadikerso. (**/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-dan-desa-ngadikerso-wonosobo-hidupkan-kembali-perpustakaan-pelita-bunda/02604a743007042abbeabe5385f9bb0e

IPB Mengajar Punya Program Farm on School, Ajak Siswa Cintai Pertanian

IPB Mengajar memiliki program bernama Farm On School (FOS). Program ini dilakukan sebagai langkah edukasi sejak dini tentang pentingnya pertanian bagi kehidupan. Merupakan rangkaian kegiatan dari program kerja Edelweiss, kegiatan dilaksanakan pada 23/7 secara tatap muka di Sekolah Dasar (SD) Cibitung Kulon 04 dan 05, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.

Para pengajar pada kegiatan FOS merupakan mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Pengajar Inspiratif, didampingi manajemen IPB Mengajar.

“Agenda hari ini, kami menyampaikan materi mengenai pentingnya pertanian bagi kehidupan sehari-hari. Setelah penyampaian materi, para pengajar inspiratif bersama siswa-siswi praktik langsung bercocok tanam. Kegiatan diakhiri dengan pembagian susu untuk para pelajar,” ujar Andika Risky Sururi, salah satu pengajar inspiratif.

Menurut Andika, siswa-siswi sangat antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatan FOS. Mulai dari pembukaan, games, sesi materi, hingga kegiatan bercocok tanam di lapangan.

Salah satu manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini, kata Andika, siswa-siswi dapat memiliki pengetahuan baru mengenai pertanian dalam lingkup kehidupan sehari-hari dan mengetahui betapa pentingnya pertanian.

“Saya merasa senang bisa menjadi bagian dari kegiatan Farm on School. Saya pun turut bahagia menjadi salah satu pelopor untuk mengenalkan aspek pertanian kepada adik-adik pelajar,” ungkapnya. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ipb-mengajar-punya-program-farm-on-school-ajak-siswa-cintai-pertanian/acdb27e10cb28dfe7af3c271b2e7654f

Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB University Kritisi Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Forum Mahasiswa Pascasarjana atau Forum Wacana (FW) IPB menggelar Forum Wacana Discussion (FWD) #8 pada 23/7. Diskusi bertajuk “Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), Intrik untuk Menikung Kritik” menganalisis potensi pengesahan RKUHP terhadap kebebasan berpendapat. Narasumber yang dihadirkan yaitu Hersubeno Arief (wartawan senior), Chandra Purna Irawan, SH, MH, (pakar hukum) dan Aab Elkarimi, SPd, MArs (coach content creator).

Dalam paparannya, Hersubeno menyatakan bahwa media menempati posisi krusial. Peran media sebagai watchdoc atau lembaga pengontrol pemerintah. Jika media kerjanya hanya menyanjung-nyanjung pemerintah sebenarnya dia bukan media, tetapi dia adalah humas. Media hendaknya bersikap kritis terhadap penguasa, bukan menjilat yang berkuasa.

“Sekarang ini media kita mengalami kemunduran.  Tadinya media diharapkan menjadi salah satu pilar dalam demokrasi. Akan tetapi, pilar keempat ini sudah dikooptasi dan mengkooptasikan diri pada kekuasaan sehingga pers dan media yang ada tidak independen dan semakin lemah, “ jelasnya.  Dewan Redaksi Forum News Network (FNN) ini menyebut, “Sudah ada Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), ditambah lagi Undang-Undang RKUHP, wah itu kan menjadi sangat rawan posisinya.”

Dalam kesempatan yang sama, Chandra mengatakan, “Saya melihat RKUHP sebagai gejala diktator konstitusional.” Diktator konstitusional menurutnya merupakan tindakan represi terhadap rakyat dengan bersembunyi di balik pasal undang-undang. Diktator konstitusional merupakan perselingkuhan antara politik dan hukum. Hukum seringkali dijadikan sebagai alat untuk memukul pihak-pihak tertentu yang dianggap mengancam kekuasaan.

“Jika RKUHP ini disahkan, norma yang krusial bagi mahasiswa misalnya terkait unjuk rasa, pawai, dan demonstrasi,” kata pengacara tersebut. Ia mengurai lebih lanjut, “Barang siapa yang melakukan aktivitas di atas tetapi tidak memiliki izin maka dia dapat dipidana dengan kurungan penjara kurang lebih 6 bulan. Dengan pasal ini, mahasiswa tidak dapat menggelar unjuk rasa tiba-tiba karena harus izin dulu. Artinya, ada ganjalan administratif yang menghambat mahasiswa menyampaikan gagasan dan kritiknya di muka publik.”

“Di media sosial pun, kritik dihambat oleh mesin algoritma,” ujar Aab. Algoritma sebutnya dirancang oleh manusia dan faktanya dipengaruhi oleh kebijakan. “Jadi, kita harus mulai memahami bahwa kebijakan mempunyai peran dalam mengendalikan teknologi. Contohnya jika kita posting foto-foto tertentu di media sosial maka bisa kena blok. Ini dikarenakan desain algoritma yang dikendalikan oleh kebijakan. Kita menjadi sangat susah untuk mengoreksi penguasa, apalagi dengan adanya RKUHP, “ urainya.

Pasal lain RKUHP yang banyak dikritisi adalah penghinaan terhadap presiden dan pejabat negara. Menurut Hersubeno, pejabat negara sebenarnya tidak perlu dilindungi lagi, justru yang butuh perlindungan itu rakyat. Pejabat negara sudah mendapat banyak privilege dan mandat dari rakyat. Dengan demikian, seharusnya rakyat mempunyai hak mengkritik. Menurutrnya yang tidak boleh itu mengkritik pribadi. Kalau mengkritik kebijakan itu harus terus dilakukan. “Akan tetapi, pasal-pasal RKUHP ini sekarang menjadi persoalan,, “ ungkapnya.

“RKUHP ini berpotensi membungkam kritik yang disampaikan oleh publik. Oleh karena itu, semestinya kita pantau terus RKUHP. Jangan sampai kecolongan, jangan-jangan tengah malam tiba-tiba sudah diketok,” pungkas Chandra. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/forum-mahasiswa-pascasarjana-ipb-university-kritisi-rancangan-kitab-undang-undang-hukum-pidana/0ce6624ccba0d48ed5862244f3f771be

× Butuh bantuan?
Skip to content