0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Mahasiswa KKN-T IPB University Berikan Pelatihan Pengolahan Jahe Bubuk Instan

Tanaman jahe menjadi salah satu potensi lokal Kota Pekalongan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, luas lahan produksi jahe di Pekalongan mencapai 212,50 meter persegi. Sayangnya, kelimpahan sumber daya tersebut belum dioptimalkan oleh masyarakat. Sampai saat ini, hasil panen jahe masih dijual segar kepada penjual STMJ untuk diolah menjadi produk minuman wedang jahe dan wedang ronde.

Ketiadaan produk turunan jahe tersebut mendorong tim mahasiswa KKN Tematik (KKN-T) IPB University dengan dosen pembimbing lapang, Dr Istiqlaliyah Muflikhati untuk mengadakan program pelatihan pembuatan jahe bubuk instan kepada masyarakat Kota Pekalongan Timur, tepatnya di Kelurahan Setono.

“Pengolahan jahe menjadi jahe bubuk instan dipilih karena selain dapat memberikan nilai tambah dan memperpanjang umur simpan hasil panen jahe, prosesnya terhitung mudah untuk diikuti oleh masyarakat,” ungkap Ahmad Ade Rofiqi, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University.

Mengutip salah satu penelitian, Ahmad menjelaskan, minuman jahe dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti mengurangi mual-mual pada saat wanita sedang hamil, mengurangi rasa sakit dan nyeri otot dan membantu menyembuhkan penyakit osteoarthritis.

Selain itu, lanjut dia, jahe juga dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien yang menderita diabetes tipe dua, sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung, membantu mengatasi gangguan pencernaan kronis dan mengurangi rasa sakit saat wanita sedang menstruasi.

Kegiatan yang dilakukan selama dua hari itu, ditujukan kepada petani jahe dan ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Tak sekedar teori, pelatihan dilakukan lewat video tutorial dan dengan praktik langsung. Selain itu, ibu-ibu PKK juga menerima sosialisasi terkait digital marketing dan potensi usaha jahe bubuk.

“Dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan pembuatan jahe bubuk diharapkan dapat mendorong usaha baru pengolahan jahe skala rumahan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan Setono,” ujar Ahmad. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-berikan-pelatihan-pengolahan-jahe-bubuk-instan/890bd2b23c029b1d35abab9e54580836

Fakta-Fakta Seputar Eutrofikasi Penyebab Blooming Fitoplankton dan Alga, Apa Saja?

Eutrofikasi seringkali menjadi masalah lingkungan utama yang mengkhawatirkan. Baik di perairan laut dan pesisir maupun perairan darat di kota-kota besar. Prof Ario Damar, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University mengatakan eutrofikasi terjadi akibat adanya masukan bahan organik berlebih ke badan air. Istilah awamnya adalah pencemaran bahan organik berupa nutrien di sebuah perairan.

Menurutnya, bahan organik ini nantinya akan terurai menjadi nutrien oleh bakteri yang diperlukan oleh fitoplankton sebagai makanan. Bahan organik ini dapat berupa limbah rumah tangga yang terlimpas ke badan air. Masalah penanganan sampah organik yang kurang tertata mengakibatkan limbah ini mengalir ke sungai hingga ke perairan pesisir laut.

Konsekuensinya, lanjutnya, bahan organik yang diurai bakteri di badan air mengakibatkan bau busuk akibat pembusukan. Proses pembusukan menghabiskan oksigen dan dapat mengakibatkan habisnya oksigen terlarut di badan air. Padahal, oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh biota air untuk bernapas dan dibutuhkan dalam berbagai proses kimia dan biologi air.

“Bila terjadi pencemaran bahan organik yang tinggi, kemungkinan kehabisan oksigen, maka makhluk hidup dalam air tidak bisa bernapas. Kerugian keduanya adalah pembusukan bahan organik menjadi nutrien dapat memperkaya perairan tersebut. Akibatnya terjadi blooming atau ledakan populasi fitoplankton atau tanaman air,” terangnya dalam webinar Estuary Speaks Seri ke-14 “Eutrophication in Tropical Coastal Ecosystem: Cause, Consequences, and Mitigation” yang diadakan oleh FPIK IPB University.

Ia menambahkan, jika sudah terjadi blooming, dampak negatifnya akan panjang. Air laut akan tercemar oleh fitoplankton dan menjadi berwarna merah atau hijau selama 2-3 minggu. Populasi fitoplankton ini akan menyebabkan kematian massal biota laut karena akan menghabiskan oksigen terlarut. Terlebih lagi bila fitoplanktonnya beracun, maka menyebabkan kematian ikan dan biota laut lainnya. Dan bila biota laut tersebut termakan oleh manusia akan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare.

“Blooming itu menjadi penting karena Indonesia memiliki perairan tropis. Dalam satu hari disinari oleh matahari hingga 12 jam dari bulan Januari ke Desember. Artinya respon perairan terhadap masukan bahan organik atau eutrofikasi menjadi sangat reaktif,” tambahnya.

Menurutnya, eutrofikasi ini terjadi bukan hanya di wilayah pesisir tapi di perairan tawar. Di perairan darat  terutama pada badan air yang tergenang, eutrofikasi biasa dicirikan dengan tumbuh suburnya eceng gondok. Manusia tinggal menyikapi terjadinya eutrofikasi ini. Tumbuhnya eceng gondok sebenarnya dapat dipandang sebagai peluang untuk mendulang uang. Eceng gondok dapat dipanen dijadikan bahan-bahan kerajinan tangan.

Ia menyebutkan penanganan kuratif cenderung sulit, sehingga mitigasi sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya eutrofikasi. Pencegahannya yakni dengan mengurangi masukan bahan organik dari darat. Sumber bahan organik ditelusuri dan dibangun instalasi pengelolaan air limbah komunal. Biasanya, sumber bahan organik paling besar adalah dari limbah pemukiman penduduk.

“Di kota-kota besar perlu dibangun instalasi pengelolaan air limbah komunal yang terkoneksi dengan setiap rumah sebelum dibuang ke sungai. Bahan organik yang dipisah di instalasi pengolahan biasanya diendapkan menjadi sedimen dan dapat dipakai untuk pupuk yang dimanfaatkan bidang pertanian,” jelasnya.

Faktor lain, katanya, yang mempengaruhi besar dan rendahnya kejadian eutrofikasi selain jumlah bahan organik dan cahaya adalah tingkat ketenangan kolom air atau oseanografi. Peluang kejadian eutrofikasi ini dapat diprediksi gejalanya dengan menganalisis musim tenang air. Pada musim tenang, kejadian blooming cenderung tinggi sehingga tindakan mitigasi dapat segera dilakukan. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/fakta-fakta-seputar-eutrofikasi-penyebab-blooming-fitoplankton-dan-alga-apa-saja/160761957fb48fd3fa6b26717f24e73b

Mahasiswa IPB University Berhasil Lolos Top 6 Permata Bank National Business Case Competition 2022

Tiga mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Tim Evander, berhasil lolos finalis top 6 Permata Bank National Business Case Competition 2022. Kompetisi ini  dipelopori langsung oleh Permata Bank dan diikuti oleh 137 tim dari 50 universitas di seluruh Indonesia.

Tim Evander yang terdiri dari Arlan Nugraha dan Frans dari Fakultas Ekonomi Manajemen serta Satria Candra Wibowo dari Sekolah Bisnis IPB University ini memberikan gagasan berupa pengembangan aplikasi yang berfokus pada tiga aspek. Yaitu customer experience, customer engagement, dan competitiveness. Mereka berhasil menjadi top 6 finalis dari 137 tim yang mendaftar pada lomba ini.

“Kita buat inovasi fiture yang sebelumnya belum ada dengan menyesuaikan target pasar generasi milenial dan generasi Z,” papar Arlan Ketua Tim Evander sekaligus penerima manfaat Pondok Inspirasi.

Menurut Arlan, populasi kedua generasi ini tentu lebih banyak dibanding lainnya. Selain itu, saat ini generasi muda juga lebih melek teknologi namun masih rendah soal digital keuangan.

Setelah dinyatakan lolos, tim ini melanjutkan ke sesi final dan awarding yang dilaksanakan pada 21-22 Juli 2022 di Kantor Pusat Permata Bank dan juga Senayan Plaza, Jakarta. Pada babak final mereka harus bersaing dengan lima tim lainnya yang berasal dari kampus Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

“Saya sangat bersyukur bisa melalui ini dengan sangat baik. Saya banyak mendapatkan pembelajaran selama studi di kampus dan tentunya di Pondok Inspirasi yang membuat saya semakin percaya diri untuk terus mengembangkan kemampuan,” tutup Arlan.

Kompetisi ini bertujuan untuk mengasah kreativitas dan menggali gagasan mahasiswa di dunia perbankan melalui persaingan jasa keuangan dan perbankan di era berkembangnya bank digital saat ini. Dalam hal ini semua peserta diharapkan fokus menyelesaikan kasus pada pengembangan aplikasi mobile banking agar tetap mampu bersaing dengan kompetitor bank yang lain. (**/Zul)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-berhasil-lolos-top-6-permata-bank-national-business-case-competition-2022/e314adcb7b1cea4a6536b108ddc7a297

Antisipasi Dampak Sampah di Desa Kalirejo, Ini yang Dilakukan Mahasiswa IPB University

Kalirejo merupakan desa di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Berada di bawah kaki Gunung Prau, membuat Desa Kalirejo memiliki hawa yang sejuk serta pemandangan yang tak kalah indah. Meski terletak di dataran tinggi ( di atas 860 mdpl), pengelolaan sampah masih menjadi problem utama di desa ini.

Air melimpah, potensi air terjun, dan tanah yang subur menjadi karunia bagi warga Kalirejo. Mayoritas penduduk Kalirejo berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama berupa kopi. Namun demikian, pengelolaan sampah desa masih minim.

Angger, Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University mengatakan, sampah yang belum dikelola dengan baik dapat berdampak dalam kehidupan masyarakat seperti pencemaran lingkungan dan terhambatnya perkembangan anak. Dalam menyikapi permasalahan yang cukup kompleks ini, ia bersama mahasiswa IPB University lainnya mencoba membantu masyarakat dengan empat rangkaian program yang berkesinambungan.

“Kami membuat rangkaian program yang terdiri dari pembibitan tanaman pangan, sosialisasi stunting, sosialisasi pemilahan sampah dan bak composting, serta pengajaran gizi seimbang kepada anak-anak sekolah dasar (SD),” jelas Angger saat pemaparan program kerja ke masyarakat.

Program perdana mahasiswa IPB University di Desa Kalirejo adalah Pekaranganku Panganku. Angger mengurai, program ini merupakan pembibitan tanaman buah dan sayur bersama ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Benih yang dibawa dari Bogor oleh para mahasiswa IPB University, diharapkan dapat ditanam di pekarangan rumah dan kebun Kelompok Wanita Tani (KWT), sehingga nantinya dapat dikonsumsi.

“Selanjutnya ada SEHATI (Sehat Anak dan Ibu Bergizi). Program ini ditujukan untuk ibu-ibu yang memiliki balita berupa sosialisasi pencegahan stunting dan pemenuhan gizi seimbang melalui piramida makanan. SEHATI dilakukan selama lima hari di posyandu masing-masing dukuh,” ungkap Angger.

Program SEHATI ini, kata Angger, juga berkaitan dengan program Balanced Nutrition for Kids (BANK). Dimana dilakukan pengajaran gizi seimbang pada anak SD disertai pengenalan bahasa inggris dasar makanan. Program dilakukan di tiga SD selama tiga hari.

Sementara, sosialisasi pemilahan sampah serta pembuatan komposting dikemas dalam program bernama SAMTAMA (Sampah Tanggung Jawab Bersama). Sistha selaku anggota KKN-T IPB University menerangkan, bak komposting dapat dibuat dalam skala rumah tangga.

“Teknis mudahnya kita harus menyediakan dua bak dengan saluran air di dasarnya untuk mengeluarkan lindi. Dalam pengisiannya, sampah diisi terlebih dahulu di bak yang pertama dan kemudian diberi organisme pengurai,” jelas Sistha kepada warga desa.

Ia melanjutkan, setelah bak pertama penuh, kemudian sampah ditunggu matang untuk menjadi kompos selama 2-3 bulan. Pengisian sampah digantikan dengan bak kedua dengan cara pematangan kompos yang sama. “Sehingga kedua bak ini digunakan bergantian secara berkesinambungan, ” imbuhnya.

Sosialisasi pengelolaan sampah ini juga disambut baik oleh Aenul Yaqin selaku Kepala Desa Kalirejo. Dalam kesempatan itu ia mengungkap, “Bak komposting ini bisa kita implementasikan karena mayoritas warga masih membuang sampah ke sungai dan dibakar,” ucap pria yang akrab disapa Pak Aen ini. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/antisipasi-dampak-sampah-di-desa-kalirejo-ini-yang-dilakukan-mahasiswa-ipb-university/8660692a0843705ed51d157e9de031e6

Permudah Administrasi dan Aduan Masyarakat, Mahasiswa KKN-T IPB University Ciptakan Aplikasi SIAPIK Jenggot

Penggunaan teknologi dalam proses pemerintahan menyongsong penerapan e-government perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pelayanan publik. Untuk mendukung itu, tim KKN Tematik (KKN-T) IPB University menciptakan inovasi baru, yaitu SIAPIK Jenggot (Sistem Informasi Administrasi Pelayanan dan Statistik Kelurahan Jenggot).

Aplikasi SIAPIK Jenggot dirancang untuk mempermudah pelayanan administrasi surat-menyurat seperti seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Kelahiran, dan Surat Kematian. Selain itu, aplikasi juga dilengkapi fitur pengaduan dan infografis yang berisi visualisasi data statistik kelurahan.

Sobirin, SKM, MM selaku Lurah Jenggot mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi mahasiswa KKN-T IPB University Pekalongan Kota 06, Jawa Tengah yang telah menciptakan Aplikasi SIAPIK Jenggot.

“Jadi, apabila ada warga yang menginginkan pelayanan ke kelurahan, cukup mengakses link yang diberikan lewat handphone. Bisa dari rumah atau dimanapun. Lalu mengisi form secara online dan melengkapi persyaratannya,” ucap Sobirin.

Mahasiswa KKN-T IPB University Kelurahan Jenggot sekaligus pengembang aplikasi SIAPIK Jenggot, Azka Al Azkiya menjelaskan, terciptanya aplikasi ini dimaksudkan untuk mempermudah warga tanpa harus datang langsung ke kelurahan, sehingga bisa memangkas waktu yang ada.

“Mereka tidak perlu datang antri ke kelurahan. Pengajuan bisa dari rumah dengan hp. Ketika entri permohonan suratnya sudah selesai, pihak kelurahan akan mencetakkan berkasnya dan bisa diambil ke kelurahan dalam waktu maksimal 1×24 jam pada saat hari kerja,” terang Azka.

Selain memangkas waktu pelayanan, Ilham Iyadillah yang juga pengembang aplikasi SIAPIK Jenggot menyatakan, adanya aplikasi ini juga memberikan akses informasi mengenai data kelurahan melalui fitur infografis.

Ilham menjelaskan, dalam fitur ini tersedia visualisasi data statistik kelurahan meliputi data geografis, kependudukan, sosial, pemerintahan, dan industri. Data dalam infografis dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan.

“Adanya fitur infografis menambah informasi masyarakat tentang potensi dan kondisi kelurahan secara mudah. Data dikemas dalam bentuk grafik dan gambar sehingga lebih menarik. Harapannya, fitur ini juga dapat membantu perumusan keputusan yang tepat berdasarkan data,” imbuh Ilham.

Usai dilakukan sesi materi dan praktik penggunaan aplikasi, Wahrudin, warga Rukun Tetangga (RT) 2 Rukun Warga (RW) 08 Kelurahan Jenggot mengaku sangat mudah dan cepat dalam menggunakan aplikasi tersebut. Ia menilai, aplikasi SIAPIK Jenggot ini sangat membantu warga Kelurahan Jenggot untuk mendapatkan pelayanan ke kelurahan.

“Mudah-mudahan ke depan aplikasi SIAPIK Jenggot ini semakin bisa diupdate dan disempurnakan lagi fitur-fiturnya bisa ditambah, seperti dalam mengurus bantuan sosial sehingga tidak perlu ke dinas terkait lagi,” tandas Wahrudin.

Diinformasikan bahwa Tim KKN-T IPB University tersebut terdiri atas tujuh mahasiswa. Ketujuh mahasiswa tersebut diantaranya Azka Al Azkiya, Ilham Iyadillah, Muammar Ismail, Irna Nurinayah, Devi Surmiati, Mohamad Rifqi Arief Syafruddin, dan Akbar Sabili, dengan dosen pembimbing lapang Muchamad Bachtiar, STP, MM. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/permudah-administrasi-dan-aduan-masyarakat-mahasiswa-kkn-t-ipb-university-ciptakan-aplikasi-siapik-jenggot/ec9dff6fb2d42bcfb022cf84194d0ae5

Mahasiswa KKN- T IPB University Bantu Masyarakat Cangkurawok Olah Limbah Rumah Tangga Jadi Pupuk Kompos

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University tergerak untuk membantu mengatasi permasalahan sampah di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kepada ibu-ibu warga RW 03 Cangkurawok Desa Babakan, mahasiswa KKN-T IPB University melaksanakan sosialisasi pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.

Tim KKN-T ini terdiri dari Andi Muhammad Alifikri, Annisa Dwi Quintho, Arhammirza Ibrahim, Amira Nabila Rakhmat, Istiqomah Khoiriyah, Hanifa Farafisha, Patricia Yohaneta Gendis Kusmaningjati, Maulin Salwa Atikasari, Rifqi Prayodi dan Wika Fauziah. Dibimbing langsung oleh Dr Muslich, dosen IPB University dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).

Rifqi Prayodi, mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fateta, IPB University menjelaskan mengenai kegunaan pupuk kompos sekaligus mendemonstrasikan secara langsung langkah-langkah dalam pembuatan pupuk kompos.

“Pembuatan pupuk kompos membutuhkan alat dan bahan yang mudah ditemukan. Diantaranya sampah organik dari sayuran, kulit buah, daun yang kering, EM4, gula pasir, air dan pupuk kompos yang sudah jadi. Alat dan perlengkapan yang diperlukan antara lain yaitu sarung tangan dan bak 25 liter yang telah dirancang menjadi bak kompos,” ujar Rifqi saat sosialisasi, beberapa waktu lalu.

Pelaksanaan sosialisasi disambut dengan baik oleh masyarakat sekitar. Rifqi mengungkap, tak sedikit dari ibu-ibu yang hadir bertanya terkait yang belum mereka pahami. Salah satunya mengenai fungsi EM4 dan bagaimana cara mendapatkannya.

“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di Desa Babakan. Selain itu, semoga kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan masyarakat dalam mengolah sampah organik menjadi hal yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis,” imbuhnya. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-bantu-masyarakat-cangkurawok-olah-limbah-rumah-tangga-jadi-pupuk-kompos/390ca0989ca56d7cfcb050b8fa84e543

× Butuh bantuan?
Skip to content