0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

IAAS LC IPB University Sosialisasikan Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan dan Donasikan Kurban ke 173 Keluarga di Kampung Jabal Rahmah

International Association of Student in Agricultural and Related Science Local Committee (IAAS LC) IPB University menyelenggarakan #DoSomething! 2 pada 7/7 dan 10/8 di desa binaan IAAS, Kampung Jabal Rahmah, Bogor, Jawa Barat. Bertajuk “SeQure: Striving Environmentally in kurbaan with #DoSomething!”, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian anggota IAAS LC IPB University terhadap masyarakat sekaligus membantu kondisi perekonomian mereka.

Hasby Nurunijan Jamil, Ketua Pelaksana #DoSomething! mengatakan, kegiatan tahun ini terdiri dari sosialisasi plastik ramah dan pelaksanaan kurban. IAAS LC IPB University menjelaskan permasalahan plastik dan dampaknya pada lingkungan, serta bagaimana cara penanggulangannya. Sosialisasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dengan media poster, sehingga mudah dimengerti.

“Sosialisasi diimplementasikan dengan penggunaan plastik ramah lingkungan dalam pembagian daging kurban. Hewan kurban yang terkumpul didapatkan dari para donatur dan warga Kampung Jabal Rahmah,” terang Hasbi.

Ia menguraikan, total hewan kurban yang terkumpul adalah dua sapi dan enam domba. Tiga domba berasal dari donatur, dan tiga lainnya domba dari warga lokal. IAAS IPB University juga mengumpulkan donasi mencapai Rp 2,6 juta. Hasil itu dibelanjakan untuk sedekah kambing yang juga diberikan bersamaan kepada warga Kampung Jabal Rahmah. Prosesi kurban dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan dan sesuai dengan syariat Islam.

“Daging dari kurban dan sedekah lalu dibungkus menggunakan plastik ramah lingkungan sebagai bentuk implementasi sosialisasi yang telah dilakukan. Tiap kantong berisi 900 gram daging sapi dan 400 gram daging domba. Kemudian didistribusikan kepada 173 keluarga oleh panitia kurban dan panitia IAAS LC IPB University di Masjid Jami Jabal Rahmah,” jelas Hasbi.

Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan, kegiatan sosialisasi dilakukan bersamaan dengan pengisian kuesioner dan pembagian kupon untuk pengambilan daging. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas warga, sekitar 145 keluarga, tidak mengetahui tentang plastik ramah lingkungan (biodegradable plastic).

Meski begitu, lanjut Hasbi, masyarakat sudah mulai menggunakan alternatif seperti tote bag untuk pembelanjaan sehari-hari mereka. Kuesioner juga menunjukkan bahwa seluruh 172 keluarga merasa materi yang dipaparkan menambah ilmu baru pada warga dan cukup mudah dipahami.

“Kami ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini. Hasil dari kurban dan infaq tidak akan mungkin tercapai tanpa bantuan dari semua pihak. Kami berharap acara ini dapat membawa dampak baik kepada warga dan meningkatkan empati sosial di antara kita,” pungkasnya. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/iaas-lc-ipb-university-sosialisasikan-penggunaan-plastik-ramah-lingkungan-dan-donasikan-kurban-ke-173-keluarga-di-kampung-jabal-rahmah/1c5c7b0657e4b0a5d1f014a07c7fbeee

Fakultas Peternakan IPB University Gelar Sertifikasi Perunggasan Jenjang 5

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University gelar Kegiatan Sertifikasi Kompetensi Perunggasan Jenjang 5 untuk mahasiswa aktif, fresh graduate maupun alumni yang berkecimpung di dunia peternakan unggas. Kegiatan sertifikasi terbagi atas lima batch, dimulai dari akhir Juni hingga pertengahan Juli 2022. Sertifikasi ini merupakan subsidi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan terselenggara atas kerjasama Fapet IPB University dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Agribisnis Ambissi.

Wakil Dekan Fapet IPB University bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Irma Isnafia Arief mengatakan, kegiatan sertifikasi perunggasan level 5 ini didesain dengan bimbingan teknis (bimtek) terpadu. Narasumber berasal dari praktisi perunggasan, sehingga dapat menjadi mata kuliah Enrichment Courses IPB20E (0-2) Etika Profesional.

“Mahasiswa akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu sertifikat kompetensi perunggasan level 5 dari BNSP dan dua satuan kredit semester (SKS) Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Sementara bagi peserta alumni fresh graduate, maka sertifikasi kompetensi ini sangat bermanfaat untuk karir di masa kini dan mendatang,” jelasnya.

Kegiatan menghadirkan tiga orang asesor dari LSP Agribisnis Ambissi, antara lain Guru Besar Fapet IPB University Prof Iman Rahayu, Rae Hanif dan Chandra Kirana.  Menurut Chandra, tujuan dilakukannya sertifikasi antara lain untuk menilai seseorang apakah sudah kompeten di semua unit yang ada di skema perunggasan level 5. Selain itu, jika melihat fungsinya di dunia kerja, maka sertifikasi ini sebagai bukti tambahan/pendamping, seperti ijazah. Sehingga ada nilai lebih ataupun pembanding untuk perusahaan.

“Jika di industri, sertifikasi jenjang 5 ini posisinya di kepala unit, asisten manajer atau bisa juga supervisor. Diharapkan ke depannya, mata kuliah di perguruan tinggi dapat selaras dengan unit-unit kompetensi, jadi ketika mahasiswa lulus dan mengikuti asesmen sudah tidak kaget lagi,” terang asesor yang sudah 10 tahun berkecimpung di bidang sertifikasi ini.

Para peserta nampak antusias mengikuti kegiatan ini. Dian Ardian Syah, peserta batch pertama yang juga lulusan Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB University mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi Prof Iman Rahayu yang sudah menginisiasi adanya sertifikasi perunggasan ini. Hal yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa peternakan,” tuturnya.

Menurutnya, banyak ilmu dan hal baru yang peserta dapatkan. Dibimbing oleh dosen dan ahli, membuat penyampaian materi menjadi lengkap dan mudah dipahami, yang mana sebelumnya tidak didapatkan di kuliah. Baginya, sertifikasi ini juga penting untuk dunia kerja.

Peserta lain, Fajar Rezki Pambudi turut merasakan manfaat dari kegiatan ini. Ia mengungkapkan, “Sertifikasi ini sangat bermanfaat. Banyak ilmu yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan tersebut, terutama bagi saya yang belum pernah terjun secara langsung di lapang,” ujar mahasiswa program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fapet angkatan 55 ini.

Peserta batch terakhir ini juga mengatakan bahwa materi yang diberikan dapat menjadi bekal ketika sudah terjun ke lapang secara langsung. Materi yang dimuat mulai dari pengolahan data produksi, penerapan biosekuriti di peternakan, hingga pentingnya berkomunikasi untuk menjalin kerja sama antar berbagai pihak.

”Saat pelaksanaan ujian, asesor dan asisten asesornya pun memberikan banyak pengalamannya di lapang, sehingga peserta menjadi tahu langkah apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dan kecelakaan,’’ tandasnya. (Femmy/Rz)

 

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/fakultas-peternakan-ipb-university-gelar-sertifikasi-perunggasan-jenjang-5/d509f7eeceb65a7a792d1cffb6363bbd

Mahasiswa KKN-T IPB University Sosialisasikan Pembuatan Eco-Enzyme di Kelurahan Bubulak, Bogor

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University yang berlokasi di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Jawa Barat melakukan kegiatan sosialisasi pembuatan eco-enzyme kepada masyarakat. Bekerjasama dengan ibu-ibu anggota pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), kegiatan bertempat di ruangan serbaguna rukun warga (RW) 11.

Sosialisasi dipandu oleh Rizki Gencar Prakarsa dan Raden Ajeng Irfina Gautami, mahasiswa IPB University. Kelompok KKN-T IPB University dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapang, Prof Tony Ibnu Sumaryada dari Departemen Fisika IPB University.

Rizki Gencar Prakarsa mengatakan, sosialisasi pembuatan eco-enzyme bertujuan agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya pemanfaatan limbah organik rumahtangga. Ia juga menjelaskan, kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengaplikasikan hasil dari eco-enzyme tersebut minimal dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan kegiatan sosialisasi eco-enzyme ini, diharapkan menjadi langkah nyata dalam pemanfaatan limbah organik rumah tangga serta menjaga bumi ini agar tetap baik,” ujar Rizki Gencar saat Sosialisasi Pembuatan Eco-Enzyme, belum lama ini.

Ia mengawali pemaparan materi mengenai apa itu eco-enzyme, kenapa eco-enzyme, berbagai macam manfaat eco-enzyme, cara membuat eco-enzyme, pengaplikasian eco-enzyme, serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan eco-enzyme.
Untuk menguatkan pemahaman peserta sosialisasi, ditayangkan pula video tutorial pembuatan eco-enzyme. Ditambah praktik langsung oleh perwakilan dari masyarakat yang datang dan diskusi.

“Kesehatan masyarakat selalu ditunjang akan lingkungan yang bersih. Kami harap, sosialisasi ini dapat mengubah pola pikir masyarakat Kelurahan Bubulak dalam menjaga kebersihan dan lebih peduli akan kesehatannya. Serta yang paling penting masyarakat dapat membuat eco-enzyme dalam skala rumahan,” ungkap Irfina Gautami.

Sosialisasi pembuatan eco-enzyme ini dihadiri oleh Ketua PKK RW 11 Kelurahan Bubulak, Teti Maryati dan diikuti oleh 20 orang peserta masyarakat RW 11 Kelurahan Bubulak. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-sosialisasikan-pembuatan-eco-enzyme-di-kelurahan-bubulak-bogor/f455623c0d87695938b4e3ea7f9c9e5d

Prof Arief Daryanto Bicara Pentingnya Implementasi Teknologi Maju dan Terkini dalam Bidang Peternakan

Untuk meningkatkan produktivitas, daya saing dan daya resiliensi industri peternakan dalam era krisis pangan global, penguatan kapasitas inovasi dalam industri peternakan merupakan suatu keniscayaan. Beberapa teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0 dalam bidang peternakan antara lain adalah Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big Data, Robotic Technology, Sensor dan Teknologi 3D Printing.

Prof Arief Daryanto, Dekan Sekolah Vokasi (SV) IPB University hadir dalam Seminar Implementasi Teknologi Maju dan Terkini dalam Peternakan yang diselenggarakan oleh Indolivestock Expo and Forum, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen itu (FEM) IPB University ini menyatakan bahwa melalui implementasi teknologi maju dan terkini dalam bidang peternakan diharapkan dapat mendorong proses produksi usaha ternak.

Implementasi tersebut menurutnya menjadikan pengolahan ternak di sepanjang rantai nilainya menjadi semakin efisien, semakin produktif dan semakin berdaya tahan terhadap perubahan iklim global, salah satunya sistem logistik global yang terganggu akibat COVID-19 dan perang Rusia dan Ukraina.

Prof Arief juga berbagi pengalaman dalam mengelola “Teaching Factory” (TEFA) di Kampus SV-IPB University Sukabumi. TEFA merupakan proses pembelajaran yang menggabungkan antara tiga komponen: riset, inovasi dan pendidikan. Menurutnya, TEFA dinilai efektif dalam meningkatkan kompetensi staf pengajar dan lulusan SV-IPB University, sekaligus menjadi sumber pembangkitan pendapatan bagi kampus.

“Model TEFA yang dikembangkan salah satunya adalah pengembangan Poultry Closed House. Ini merupakan kandang sistem tertutup yang dijalankan pada peternakan ayam ras modern dengan tujuan untuk menyediakan suhu dan kelembaban ideal bagi ayam ras. Hal tersebut dapat meminimalkan stres akibat perubahan kondisi lingkungan dan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ayam,” ungkap Prof Arief.

Ia melanjutkan, kandang Closed House dapat meminimalkan kontak langsung ayam dengan organisme lain dan memiliki pengaturan ventilasi yang baik untuk menyediakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi ternak ayam.

Prof Arief mengurai, ada tujuh sistem dalam CH modern, yakni Ventilation, Evaporation, Feeding, Watering, Brooding, Lighting dan Curtain Systems. Pelaksanaan TEFA tersebut merupakan kolaborasi Triple Helix antara Pemerintah, Provinsi Jawa Barat (hibah kandang), PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. (kemitraan bisnis) dan akademisi (SV-IPB University).

“Kandang modern TEFA juga dilengkapi dengan aplikasi platform Digital Mobile Surveillance System (DMSS) yang dapat memantau perkembangan CH kapanpun dan dimanapun,” tambahnya. (WB/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-arief-daryanto-bicara-pentingnya-implementasi-teknologi-maju-dan-terkini-dalam-bidang-peternakan/33a0d2ea25a1c2234f79e54d37a1e72b

Merespon Isu Lahan Gambut dan Kebakaran Hutan di Asia, Fahutan IPB University Gandeng Mitra Internasional Gelar Diskusi, Dihadiri Peserta 15 Negara

The Regional Fire Management Resource Center – South East Asia (RFMRC-SEA) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan)  IPB University bekerja sama dengan The National Institute of Information and Communications Technology (NICT) Jepang, Net Peat Asia dan didukung oleh Measurable Action for Haze-free Sustainable Land Management in Southeast Asia (MAHFSA) Programme menggelar Webinar “On Fire Prevention for Sustainable Peatland Management Policy and Practices”, 19/7 secara daring.

Kegiatan ini menanggapi berbagai isu terkait lahan gambut dan kebakaran hutan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Sejumlah 14 narasumber dari berbagai lembaga, akademisi, sektor pemerintahan, dan sektor swasta ikut bertukar wawasan dan pengalamannya. Partisipan yang bergabung sejumlah 196 orang dari 15 negara, baik dari Asia, Afrika dan Australia.

Prof Lailan Syaufina, Country Lead for Neat Peat menyebutkan bahwa webinar ini merupakan kolaborasi penelitian berbasis internet of things (IoT) untuk fokus pengelolaan lahan gambut dan kebakaran hutan. Kegiatan ini didanai oleh NICT Jepang dan terbagi ke dalam dua bagian yang akan dilaksanakan di Jambi tanggal 25-27 Juli mendatang.

“Webinar ini bertujuan untuk bertukar wawasan dan pengalaman terkait manajemen peatland berkelanjutan dan pencegahan kebakaran hutan di Indonesia dan ASEAN dari tingkat kebijakan hingga implementasinya,” terangnya.

Nishio Hisanori, Direktur NICT Asia Center Jepang menyebutkan bahwa NICT sebagai lembaga penelitian publik di bawah pemerintahan Jepang memiliki mandat untuk mengerahkan sumberdaya yang dimiliki untuk membantu menyelesaikan isu-isu strategis di Asia. Salah satunya manajemen lahan gambut dan pencegahan kebakaran hutan.

Ia menyambut baik kolaborasi yang terjalin antara lembaga pendidikan dan penelitian.
“Saya berharap melalui webinar ini dapat mempercepat penyebaran sumberdaya dalam mendorong penyelesaian isu-isu kehutanan dan lingkungan di Asia Tenggara,” katanya.

Dr Naresworo Nugroho, Dekan Fahutan IPB University dalam sambutannya juga menyebutkan Fahutan IPB University sebagai Fakultas Kehutanan pertama di Indonesia memiliki berbagai kerjasama penelitian dalam skala nasional dan internasional. Fahutan IPB University akan selalu menyambut dan mendukung kolaborasi penelitian, edukasi dan pelayanan publik.

Ia menjelaskan lahan gambut memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem, konservasi biodiversitas dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia memiliki wilayah lahan gambut terbesar di dunia, menutup 50 juta hektar terutama di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua. Salah satu upaya kritis dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan adalah pengelolaan kebakaran hutan yang selalu menjadi isu utama setiap tahunnya.

Menurutnya, kebakaran hutan berdampak besar pada ekosistem lahan gambut dan biodiversitasnya. Terlebih lagi berimplikasi pada penurunan luasan lahan gambut dan peningkatan emisi karbon di wilayah Asia.  “Tema webinar ini sejalan dengan isu-isu sektor kehutanan dan lingkungan di Indonesia dan berkaitan dengan kebijakan FOLU Net Sink dimana Indonesia berkontribusi untuk mencapai target Net Sink pada tahun 2030,” ujarnya.

Ia menambahkan, Fahutan IPB University secara aktif memberikan masukan berdasarkan kepakaran dalam strategi pencapaian FOLU Net Sink. Ia berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan terkait pengelolaan lahan gambut dan kebakaran hutan di Indonesia dan Asia Tenggara melalui pendekatan teknologi hingga kebijakannya.

Adapun webinar ini terbagi ke dalam empat sesi dengan mengambil tema sustainable peatland management in Indonesia and ASEAN, peatland fire management, technology approach in fire prevention, dan Internet of things (IoT). (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/merespon-isu-lahan-gambut-dan-kebakaran-hutan-di-asia-fahutan-ipb-university-gandeng-mitra-internasional-gelar-diskusi-dihadiri-peserta-15-negara/e89df33cfd36f08e0d7f1e3ef9a984b6

Seafarming Project PKSPL IPB University Disupervisi INREF-Wageningen University of Research

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKSPL – LPPM) IPB University sebagai salah satu mitra The Interdisciplinary Research and Education Fund (INREF) Wageningen University of Research dalam program Smart In Agriculture Program mendapat kunjungan dari koordinator project, Prof Henk Hoogeveen bersama Dr Mariska dan Dr Thomas serta Dr Kaliyan Guntuboyina, 18/7.

Kunjungan yang dilakukan langsung pada stasiun IPB University di Pulau Semak Daun mendapat apresiasi dari INREF untuk dikembangkan. Dalam kesempatan ini, Prof Henk juga melihat aplikasi smart monitoring data yang diaplikasikan pada area sea farming yang dikelola PKSPL IPB University.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (FPIK) University, Prof Indra Jaya sebagai ahli pengembangan aplikasi Smart Seafarming memperlihatkan sistem kerja fasilitas yang dipasang pada karamba jaring apung (KJA). Proses monitoring baik untuk pengamatan perilaku ikan, kualitas lingkungan melalui aplikasi juga diperlihatkan.

Selain itu, Dr Irzal Effendi ahli budidaya yang juga dosen Budidaya Perairan IPB University juga menjelaskan sistem kerja underwater camera dalam memantau aktivitas, waktu makan, kebiasaan makan, dan perilaku ikan kerapu di KJA Seafarming. Dr Irzal juga memperlihat sistem kerja submersible cage untuk lobster yang dikembangan.

Prof Henk memberikan apresiasi dalam kegiatan yang sudah dilakukan PKSPL IPB University, di samping perlu dipersiapkan agar memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat. Karena dengan dukungan riset, upaya pengembangan tersebut dapat dilakukan dan mendapat minat dari masyarakat.

Kepala PKSPL IPB University, Dr Yonvitner mengatakan, “Pengalaman PKSPL selama 17 tahun melaksanakan riset di seafarming Pulau Semak Daun sampai saat ini harus terus dikembangkan supaya lebih mandiri lagi.”

Kegiatan kunjungan ini didampingi oleh Dr Yonvitner selaku Kepala PKSPL, Prof Iskandar Z Siregar (Direktur Program Internasional), Dr Dikky Darmawan (Sekolah Bisnis) serta Prof Ario Damar (Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan). Turut hadir mahasiswa pelaksana riset terkait seperti M Iqbal, Qustam Sehabuddin dan beberapa mahasiswa program sarjana.

Selama kunjungan di KJA Seafarming PKSPL, Prof Henk dan tim juga mengunjungi karamba kelompok seafarming yang ada di kepulauan seribu di Pulau Pramuka. Dalam kesempatan ini juga disampaikan bahwa akan dilaksanakan workshop terkait program INREF pada bulan Maret 2023 di Wageningen University Research oleh semua peneliti yang ada di Indonesia. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/seafarming-project-pkspl-ipb-university-disupervisi-inref-wageningen-university-of-research/45cfdc1c202d0128120e4730f5424dc4

× Butuh bantuan?
Skip to content