0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

CTSS IPB University Undang Para Pakar Bahas Pembiayaan Berkelanjutan di Sektor Pertanian

Center for Transdisciplinary and Sustainability Science (CTSS) IPB University kembali mengadakan seri Bimonthly Talks on SDGs, 19/7. Seri kedua diskusi ini membahas tentang pembiayaan berkelanjutan di sektor pertanian.

Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University mengatakan, seri diskusi ini merupakan bagian dari side event Task Force 4 Food Security and Sustainable Agriculture pada T20. Ia melanjutkan, pembiayaan menjadi kunci dalam penerapan sistem pertanian yang berkelanjutan.

“Inovative financing itu perlu dilahirkan agar emisi karbon maupun kerusakan-kerusakan lingkungan itu bisa dikurangi ketika teknologi hijau yang saat ini memang sangat dibutuhkan,” kata Prof Damayanti Buchori, pakar entomologi dari Departemen Proteksi Tanaman, IPB University.

Pada seri diskusi ini, narasumber yang dihadirkan adalah Prof Hermanto Siregar, pakar ekonomi dari IPB University dan Dr Vivi Yulaswati, Kepala Sekretariat Nasional SDGs Indonesia.

Dalam paparannya, Dr Vivi Yulaswati menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya mengembangkan ekosistem pembiayaan untuk mewujudkan sustainable development goals (SDGs). Beberapa sistem yang sudah digagas yaitu sustainable financing, green taxonomy, IDX ESG Leaders, Sharia Ecosystem Energy, SDGs Bond dan Green Sukuk, Indonesia Impact Fund, SDGs Investor mapping, INFF, dan standard for sustainable development and better life.

Ia juga melanjutkan, pemerintah juga mengembangkan berbagai strategi di antaranya adalah strategi produktivitas ekonomi dan modernisasi pertanian. Ia menyebut, upaya modernisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Dengan upaya ini diharapkan dapat menjamin pasokan bahan pangan melalui sistem pangan dan pertanian nasional yang berkelanjutan, pasokan bahan baku industri serta pengembangan ekonomi wilayah,” kata Dr Vivi.

Ia menjelaskan, untuk menjamin pasokan bahan baku industri, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti pembentukan korporasi petani dan nelayan, penguatan penyuluh pertanian, peningkatan sarana dan prasarana pertanian, peningkatan kualitas dan diversifikasi, serta perbaikan pascapanen dan distribusi. Sementara, untuk penjaminan pengembangan ekonomi wilayah, dilakukan pengembangan kawasan sentra produksi pangan berbasis pertanian digital dan regenerasi petani.

Terkait perkembangan pembiayaan inovatif di sektor pertanian, Vivi menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah mekanisme permodalan untuk pertanian dan ketahanan pangan. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah memberikan skema pembiayaan inovatif meliputi peningkatan input, inovasi dalam pascapanen dan penyimpanan, serta peningkatan layanan teknologi informasi untuk transaksi pasar.

“Investasi di sektor pertanian sangat penting untuk mengurangi kelaparan dan kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja, dan membangun ketahanan terhadap bencana maupun guncangan,” kata Vivi Yulaswati.

Sementara, Prof Hermanto Siregar menjelaskan bahwa inovasi pembiayaan di sektor pertanian dapat memodifikasi sistem pembiayaan hijau yang sudah ada. Menurutnya, dalam pembiayaan di sektor pertanian dapat memanfaatkan pendanaan publik maupun non-publik.

“Kita harus memikirkan bagaimana sistem pembiayaan pertanian kita itu bisa lebih memprioritaskan petani kecil karena petani kita kebanyakan masih mikro atau gurem,” kata Prof Hermanto.

Dosen IPB University itu menyebut, dengan memprioritaskan petani mikro atau gurem, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Tidak hanya itu, dengan meningkatkan kesejahteraan petani mikro, diharapkan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ctss-ipb-university-undang-para-pakar-bahas-pembiayaan-berkelanjutan-di-sektor-pertanian/531d20fec27a02b7bbdc6db5edb06c4e

Fakultas Peternakan IPB University Jalin Kerjasama dengan FPKP Undana

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University jalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (FPKP Undana), Kupang. Kerjasama dilakukan dalam rangka mewujudkan peran serta perguruan tinggi dalam pelaksanaan Kolaborasi Akademik dan Riset Industri dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Kolaborasi dinilai penting dalam menghasilkan lulusan yang kompetitif di program studi (prodi) sarjana peternakan. Penandatanganan kerjasama berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Peternakan, Kampus Dramaga, Bogor (19/7).

Dekan Fapet IPB University, Dr Idat Galih Permana menyatakan apresiasinya kepada pihak Universitas Nusa Cendana. Ia mengatakan, adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memungkinkan lahirnya banyak kolaborasi.  “Sudah saatnya mempererat kerjasama yang sudah lama antara IPB University dengan Undana, terutama dengan para staf dan dosen Undana yang kuliah di IPB University,” ujarnya.

Ia menambahkan, Fapet IPB University didorong untuk memfasilitasi pelaksanaan MBKM, credit earning, riset dan pemberdayaan masyarakat dalam satu semester. Hal ini untuk memperkaya wawasan mahasiswa yang saat ini sistem pembelajaran lebih terbuka. “Kita harus memberikan kesempatan itu seluas-luasnya kepada mahasiswa,” jelasnya.

Sementara itu, Dr Arnold Elyazar Manu, selaku Dekan FPKP Undana menyampaikan beberapa hal terkait kerjasama dengan Fapet IPB University selain MBKM. Hal lain yang disampaikannya adalah percepatan profesor di Undana dengan mengarah pada salah satu jurnal yang akan dituju, yaitu media peternakan di Fapet IPB University.  “Program studi (prodi) Peternakan di Undana merupakan salah satu prodi yang ditunjuk untuk melakukan akreditasi internasional. Kami bentuk tim untuk akreditasi, benchmarking salah satunya di Fapet IPB University” tuturnya.

Dr Maria Yashinta Luruk, Kaprodi Peternakan Undana yang juga hadir pada kesempatan itu juga menyampaikan perihal mata kuliah apa saja yang harus diperbanyak untuk prodi Teknologi Hasil Ternak. Pasalnya, kata dia, di Undana belum ada mata kuliah yang menaungi dan studi lanjut terkait.

Beberapa dosen Fapet IPB University yang hadir menanggapi dan memberi masukan terhadap apa yang disampaikan oleh pihak Undana. Antara lain Prof Asnath M Fuah yang menyampaikan mata kuliah Teknologi Hasil Ternak di Fapet IPB University yang ruang lingkupnya sudah luas, dari hasil sampai sampingannya.  Prof Asep Gunawan yang turut terlibat dalam Akreditasi Internasional akan berdiskusi lebih lanjut mengenai percepatan Guru Besar.

Selain itu, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB University, Dr Sri Suharti siap mengarahkan Unida mengadakan pelatihan penulisan jurnal ilmiah internasional.   “Teknik menulis artikel merupakan salah satu cara untuk publikasi jurnal internasional. Dari segi bahasa, bisa diprogramkan agar bahasa inggris lebih baik,” ujar Dosen Nutrisi Ternak IPB University yang juga sebagai Associate Tropical Animal Science Journal ini.

Terkait MBKM, Prof Rudy Prianto menggambarkan salah satu program MBKM di Fapet IPB University, yaitu Pabrik Pakan Sorinfer yang berkolaborasi dengan mitra. Sorinfer merupakan salah satu inovasi karya dosen Fapet IPB University, Prof Luki Abdullah dan tim.

“Di Jonggol-Bogor, ada pabrik Sorinfer. Di sana, kami adakan kegiatan semacam magang. Mahasiswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dengan perusahaan mitra. Dalam satu bulan, mahasiswa mendapatkan materi bisnis, dan lainnya,” urainya.  Prof Rudy juga mengatakan, para mahasiswa juga mendapat sertifikat dan nilai satuan kredit semester (SKS), serta direkrut untuk penelitian pada domba dan sapi di masyarakat. (Femmy/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/fakultas-peternakan-ipb-university-jalin-kerjasama-dengan-fpkp-undana/4ffe4e304baf63854a099eefd483ec8b

IPB Mengajar Gelar Kelas Inspirasi di SDN Cibitung Kulon, Bogor

Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam IPB Mengajar menggelar Kelas Inspirasi di SDN Cibitung Kulon 4 dan 5, Pamijahan, Bogor, 19/7. Kelas inspirasi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada pengajar inspiratif dan manajemen IPB Mengajar untuk ikut merasakan tantangan pendidikan di sekolah serta ikut memperjuangkan kemajuan pendidikan bangsa.

Selain mendengarkan materi yang disampaikan Azzahra Putri Santi dengan judul “Petualangan Kehidupan”, siswa juga “Menulis Mimpi”. Para siswa dibimbing untuk dapat menuliskan mimpi-mimpinya dan pesan untuk diri mereka sendiri di masa depan.

“Keadaan dan suasana dalam kegiatan kelas inspirasi ini cukup meriah. Terlebih, siswa-siswinya semangat menghadiri acara ini. Baik itu siswa-siswi dari kelas 1 sampai kelas 6. Dan saya juga berharap bahwa kelas inspirasi ini dapat menjadi wadah bagi para pengajar inspiratif untuk terus berjuang mencapai mimpi dan cita-citanya,” ujar Savin Armawan selaku Ketua Pelaksana Edelweiss 2022.

Menurutnya, relawan pendidikan bukan tentang seberapa besar ia memberi dan bukan seberapa jauh ia berjalan. Tapi, tentang seberapa keras teriakannya untuk menyuarakan hak-hak pendidikan anak di seluruh Indonesia. (FFS/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ipb-mengajar-gelar-kelas-inspirasi-di-sdn-cibitung-kulon-bogor/fc2fbd7c691ad7148f3c0e60589c1aac

Rektor IPB University Hadiri Rapat Koordinasi Pengelolaan Pupuk Bersubsidi

Rektor IPB University, Prof Arif Satria menghadiri Rapat Koordinasi Pengelolaan Pupuk Bersubsidi Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia di IPB International Convention Center (IICC), 19/7. Acara ini memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia mengenai kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pertanian No.10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

Pada kesempatan ini, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan bahwa pupuk sangat krusial untuk produksi pertanian. Oleh karena itu, yang harus terus didorong adalah ketersediaan pupuk bisa terpenuhi serta subsidi pupuk dapat tepat sasaran.

“Hal yang paling krusial dari subsidi pupuk ini adalah bagaimana kita bisa membuat orang-orang yang benar membutuhkan itu menerima,” kata Prof Arif Satria.

Ia juga menambahkan forum ini sangat penting untuk bisa mengkonsolidasi para kepala dinas agar menyajikan data yang akurat dan data yang presisi. Ia menerangkan, salah satu kunci penting untuk penerapan pupuk subsidi yang tepat sasaran adalah akurasi data di tingkat desa.

“Dari segi pandangan akademisi, menurut saya,  peraturan yang dikeluarkan sangat bagus karena, memang teman-teman yang di daerah memerlukan panduan bagaimana cara untuk bisa menjalankan distribusi pupuk bersubsidi ini,” ungkapnya.

Rektor menyebut meskipun pupuk bersubsidi dari sisi pengadaan dan distribusi bukan pada dinas, akan tetapi, bersinergi dengan dinas menjadi penting. Menurutnyam antara supply dan demand dapat diketahui kebutuhan pupuk secara akurat kemudian disediakan dan distribusikan dengan tepat sasaran.

“Kita tentu sebagai akademisi IPB University berharap bahwa pupuk bersubsidi ini benar-benar pupuk yang berkualitas dan juga tepat sasaran,” ujar Prof Arif Satria.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil,  menyampaikan per tanggal 8 Juli 2022, sudah ditetapkan kebijakan pemerintah yang tertuang Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.10/2022 sebagai pengganti Permentan No.41/2021. Peraturan tersebut tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

Ia menerangkan, garis besar isi dari Permentan No.10/2022 yang pertama terkait dengan penerima atau luas lahan penerima masih tetap dua hektar maksimal. Adapun untuk jenis  pupuk bersubsidi yang diberikan kepada petani adalah urea dan NPK.

Selain itu, katanya, pupuk bersubsidi diperuntukan bagi sembilan komoditas. Sembilan komoditas ini merupakan komoditas pangan pokok dan strategis seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao.

“Kami berharap di dalam pelaksanaanya nanti, salah satu yang berubah juga dengan Permentan sebelumnya adalah dalam hal pengusulan,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Prof  Syahrul Yasin Limpo mengatakan sebagaimana kita ketahui bahwa, dunia termasuk Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit. “Disaat kita sedang melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19, kita juga dibebani dengan disrupsi rantai pasok global yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa,” katanya.

Tidak berhenti sampai di situ, saat ini masyarakat global dihadapkan pada gejolak geopolitik dunia akibat perang Rusia dan Ukraina yang turut mengerek kenaikan harga pangan dan energi. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya produksi serta memicu kenaikan inflasi tajam di banyak negara.

Selain itu, kenaikan harga energi baik itu minyak dan gas turut berdampak pada kenaikan harga pupuk global, mengingat bahwa salah satu bahan baku pupuk mengalami kenaikan sehingga juga menggerek naiknya harga pupuk dunia.

“Melihat kondisi tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa perekonomian dunia memang sedang menghadapi kondisi yang sangat extraordinary berat. Situasi ini menuntut kita untuk terus berbenah dan meningkatkan optimalisasi dari pupuk bersubsidi agar lebih tepat guna dan sasaran,” ujar Menteri Pertanian Republik Indonesia. (Ns/ra)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/rektor-ipb-university-hadiri-rapat-koordinasi-pengelolaan-pupuk-bersubsidi/3e553ef827aa519686c435be447db44c

Prof Ronny R Noor: Australia Sangat Khawatir Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Masuk ke Negaranya

Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, domba, kambing di Indonesia pada bulan Mei 2022 lalu, setelah 32 tahun Indonesia bebas dari PMK membuat panik Australia. Menurut Prof Ronny Rachman Noor pakar pemuliaan dan genetika ternak IPB University, kekhawatiran ini sangat beralasan karena Australia sudah 150 tahun terbebas dari PMK ini.

“Wabah PMK memang pernah juga melanda Australia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di tahun 1801, 1804, 1871 dan 1872 wabah PMK pernah merebak di Australia. Jadi memang sudah sudah sekitar 150 tahunan Australia bebas dari PMK,” ujar Prof Ronny.

Lebih lanjut Prof Ronny Rachman Noor mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh Australia ini dapat dimengerti mengingat jika sampai PMK masuk ke Australia maka akan menimbulkan kerugian sebesar UD$ 80 miliar. Dan akan mempengaruhi industri peternakan Australia paling sedikit selama 10 tahun.

“Oleh sebab itu, dapat dipahami jika Australia mengambil gerakan cepat memberikan bantuan kepada Indonesia agar PMK dapat dikendalikan dan tidak menyebar negaranya,” ujar Prof Ronny.  Menurutnya saat ini Australia juga sedang melakukan peninjauan kembali aturan impor produk ternaknya untuk mencegah penyakit PMK ini masuk ke Australia.
“Salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Australia sebagai pintu masuk masuknya virus ini adalah melalui sandal, sepatu ataupun pakaian yang terkontaminasi virus ini selepas kunjungannya ke Bali,” ujar Prof Ronny.

Jadi menurut Prof Ronny tidak heran jika pihak karantina Australia menganjurkan agar wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali sebelum masuk kembali ke Australia membuang sepatunya dan tidak membawanya masuk Ke Australia.  Menurutnya, langkah yang diambil oleh pihak karantina ini secara ilmiah dapat dimengerti karena sepatu yang kontak dengan tanah yang tercemar PMK dapat menjadi salah satu sumber penyebaran virus ini.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu negara yang mengandalkan pendapatannya dari industri peternakan wajar saja jika Australia sangat khawatir.  “Jika sampai PMK masuk ke Australia maka dapat dipastikan akan memporak-porandakan industri peternakan sapi, kambing, domba dan babi Australia dan dampaknya akan berlangsung lama,” ujar Prof Ronny.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah Australia dengan menggandeng pihak industri memang berusaha sekuat mungkin untuk mencegah wabah PMK ini masuk ke Australia. Yakni dengan cara bekerja sama dengan negara di wilayah penyebaran PMK utamanya di wilayah ASEAN untuk menanggulangi penyebaran virus PMK ini.

“Strategi pertahanan lain yang diterapkan oleh Australia adalah memperkuat biosekuriti di wilayah perbatasan untuk menahan masuknya virus PMK ini,” ujarnya.  Menurut Prof Ronny, disamping itu Australia memiliki perencanaan yang sangat baik untuk mengatasi dan menanggulanginya jika virus PMK ini masuk ke Australia. Sehingga dengan waktu singkat dapat dieliminasi.
Menurut Kementerian Pertanian Australia, imbuhnya, peluang terjadi wabah PKM meningkat dalam lima tahun ke depan yaitu dari 9 persen menjadi 11,6 persen.

“Jika terdeteksi ada ternak terjangkit virus PMK, maka langkah pertama untuk menghentikan penyebaran virus PMK ini yang paling efektif adalah memusnahkan ternak yang terjangkit virus ini dan menutup wilayah yang terjangkit virus,” ujar Prof Ronny. Langkah selanjutnya, imbuhnya, yang umum dilakukan untuk mengendalikan wabah ini adalah mengisolasi tempat terjangkit virus ini dengan radius 3 kilometer.

“Jadi dapat dibayangkan bahwa jika prosedur penanggulangan wabah PMK ini dilakukan, maka akan berdampak serius pada perekonomian Australia. Tidak saja akibat pemusnahan ternak namun juga dampak ekonomi penutupan wilayah,” ujar Prof Ronny. Menurutnya, jika wabah ini masuk ke Australia maka sudah dapat dipastikan akan menurunkan produksi daging dan susu yang tentunya akan mengganggu ekspor daging dan susu Australia.

“Jika hal ini terjadi maka diprediksi Australia tidak saja kehilangan devisa dari ekspornya yang sangat besar, namun juga harga daging dan susu dalam negeri Australia akan meningkat,” ujar Prof Ronny. Sebagai gambaran, 70 persen produksi daging Australia diekspor, bahkan untuk daging domba  (mutton) persentasenya mencapai 95 persen.

“Jadi tidak heran jika pemerintah Australia berkomitmen mengguyurkan bantuan jutaan dolar kepada pemerintah Indonesia dan juga negara lain untuk membantu mencegah penyebaran wabah PMK lebih luas lagi melalui program vaksinasi,” ujar Prof Ronny.

Menurut Prof Ronny, Australia memang tidak melakukan vaksinasi terhadap ternaknya karena secara aturan laboratorium pengembang vaksin hidup tidak diperkenankan ada di Australia. Karena berisiko sangat tinggi bocor dan menyebar di Australia yang telah bebas dari PKM selama 150 tahun.  Oleh sebab itu, Australia walaupun memiliki, stok vaksinnya tidak disimpan di Australia namun disimpan di Inggris.

Australia juga bekerja sama dengan Thailand untuk mengembangkan vaksin PMK ini. “Australia kini dalam keadaan waspada dan telah mempersiapkan skenario terburuk jika wabah PMK ini akhirnya masuk juga ke Australia setelah negara ini bebas dari penyakit PMK selama 150 tahun,” ujar Prof Ronny. (**/Zul)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-ronny-r-noor-australia-sangat-khawatir-wabah-penyakit-mulut-dan-kuku-pmk-masuk-ke-negaranya/03fa0906dd6a9e7a733367e5b030db39

Lewat Tanya Tani, Mahasiswa IPB Kenalkan Aplikasi Digitani: Wadah Konsultasi Petani dengan Pakar Pertanian IPB University

Belum lama ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University Desa Batursari, Wonosobo, Jawa Tengah melaksanakan sosialisasi program kerja bertajuk Tanya Tani. Tujuan kegiatan ini agar dapat menghimpun pertanyaan-pertanyan petani dan menjawabnya berdasarkan hasil studi literatur yang ada. Selain itu, para petani juga dikenalkan aplikasi Digitani yang dikembangkan oleh Tani Center IPB University.

“Konsep Tanya Tani muncul karena banyaknya masalah lapang yang ditanyakan petani. Berbagai usaha telah dilakukan petani dari penggunaan dosis pupuk kimia lebih banyak hingga mencoba memberikan obat manusia ke tanaman. Permasalahan tersebut terjadi berulang-ulang dan belum ditemukan penyelesaian pastinya,” terang Musthofa, mahasiswa KKN-T IPB University.

Penanggung jawab program Tanya Tani ini mengungkapkan, permasalahan petani cukup beragam. Seperti kondisi tanah yang semakin lama rusak, terlalu banyak penggunaan pupuk kimia, serangan jamur pada tanaman, dan buah busuk ketika akan dipanen. Karenanya, mahasiswa KKN-T IPB University diminta untuk memberikan rekomendasi cara pencegahan dan penanganan yang baik.

“Untuk meningkatkan kredibilitas solusi yang ditawarkan, kami coba menjawab dari kajian literatur ataupun bertanya dengan dosen. Selain itu, kami juga mengenalkan aplikasi Digitani untuk memperoleh pendapat para ahli pertanian IPB University,” ujarnya.

Dijelaskan Musthofa, aplikasi Digitani memiliki empat fitur interaktif untuk berkomunikasi antara petani dengan petani lain, tim ahli Tani Center, dan dosen pakar dari IPB University. Para petani dapat menggunakan fitur-fitur tersebut untuk berkonsultasi secara langsung dengan pakar pertanian ataupun melakukan diskusi antar sesama pengguna aplikasi. Musthofa menyebut, Digitani dapat menjadi kunci dari keberlanjutan program Tanya Tani.

“Antusiasme petani untuk menyelesaikan masalah di desa itu tinggi. Namun, kami sebagai mahasiswa memiliki keterbatasan dalam pengetahuan lapang dan memiliki waktu yang terbatas di desa untuk menjawab semua pertanyaan petani. Aplikasi Digitani dapat menjadi wadah untuk tanya jawab ketika kami, mahasiswa KKN-T, telah selesai bertugas di Desa Batursari,” imbuhnya.

Dalam penerapannya, mahasiswa mengenalkan aplikasi Digitani, fitur-fitur yang dimiliki, dan pendampingan instalasi aplikasi Digitani secara langsung. Namun, karena keterbatasan gadget, hanya sedikit petani yang dapat meng-install. Meski demikian, Musthofa berharap petani yang mampu meng-install dapat menggunakan aplikasi Digitani sebaik mungkin, dan menyebarkan informasi-informasi pertanian kepada petani lainnya.

Sosialisasi yang dihadiri oleh perangkat desa dan perwakilan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dusun dan dukuh Batursari ini mendapatkan sambutan baik. Aplikasi Digitani direspon positif oleh salah satu anggota Gapoktan Batursari, Zazit. “Bagus mas. Kita bisa bertanya apa saja terkait kendala dalam bertani,” ucapnya. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/lewat-tanya-tani-mahasiswa-ipb-kenalkan-aplikasi-digitani-wadah-konsultasi-petani-dengan-pakar-pertanian-ipb-university/b0333b7f018cffa6f69bca455ac33c2b

× Butuh bantuan?
Skip to content