0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

LPPM IPB University Tingkatkan Kemampuan Administrasi Peneliti

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University menggelar pertemuan koordinasi bersama seluruh peneliti dari skema Badan Pengelola Dana Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan Riset Keilmuan LPDP, 8/7. Agenda ini mengulas tentang administrasi keuangan dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) kemajuan serta luaran penelitian.

“Kami perlu melakukan pembaharuan perihal administrasi keuangan untuk skema-skema penelitian di perguruan tinggi. Berkoordinasi dengan berbagai pihak, maka dari itu, pimpinan IPB University dan unit khusus administrasi keuangan melakukan upaya pengkhususan pada administrasi keuangan penelitian,” ujar Dr Ernan Rustiadi, Kepala LPPM IPB University.

Ia menambahkan, melalui koordinasi ini harapannya dapat mencerahkan hal-hal yang dinilai masih buram.  Terutama mengenai administrasi keuangan penelitian dan teknis yang harus dipenuhi oleh peneliti, yakni kegiatan monev dan luaran penelitian.

“Semoga ke depan ada pemahaman yang sama dan kita dapat memahami secara utuh prosedur penelitian ini,” tuturnya.

Di sisi lain, Prof Sugeng Heri Suseno, Wakil LPPM IPB University Bidang Penelitian menyebutkan masih banyak peneliti yang belum dapat menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan dari LPPM. Padahal, peneliti yang mendapatkan dana riset dari pemerintah, akan ada kemungkinan untuk diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meskipun pendanaan penelitian pemerintah berbasis output.

“Sebagai peneliti sesungguhnya hanya cukup membuat rekapitulasi dan laporan akhir. Pengecualian jika peneliti belum berhasil mencapai luaran penelitian, maka BPK akan mengecek Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan penelitian,” katanya.

Salah satu peneliti yang hadir, Prof Luki Abdullah menyarankan untuk mencari tim keuangan yang secara khusus menangani hal ini. “Sehingga tim ini harus paham dari satuan biaya, pelaporan pembiayaan, dan menangani para peneliti,” ujarnya.

Ia menerangkan, ada dua pendekatan, pertama perlu ada pelatihan khusus untuk para pengelola keuangan. Kedua, persoalan yang terjadi dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) disebabkan peneliti itu tidak paham tentang satuan biaya dan kode akun. Tujuannya mencari cara yang paling efektif untuk setiap pihak yang terlibat.

Sementara, Prof Herry Suhardiyanto, mantan Rektor IPB University mengusulkan untuk membuat sistem berupa fitur baru. “Tetapi melalui ini akan dihadapkan pada beratnya membuat algoritma mengenai keuangan dan jika perlu termasuk dalam input proposal yang disetujui,” katanya.

Melalui forum ini, LPPM IPB University mengundang seluruh peneliti untuk menyimak penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan saat memulai penelitian pada tahun 2022. Selepas pemaparan, LPPM IPB University memberikan ruang diskusi dengan peneliti perihal agenda yang telah disampaikan termasuk kritik dan saran yang harapannya dapat memperbaiki prosedur penelitian di lingkungan penelitian IPB University.

“Terima kasih kepada seluruh peneliti yang telah bersama-sama memberikan masukan yang konstruktif bagi LPPM. Sejalan dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, tentunya kami pun ingin memudahkan proses yang berkaitan dengan birokrasi ini. Masukan dari para peneliti, selanjutnya akan menjadi salah satu pertimbangan kami dalam mengambil keputusan,” tutur Prof Sugeng. (*/ra)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/lppm-ipb-university-tingkatkan-kemampuan-administrasi-peneliti/991c3ac3a8d5e6ab63a0bf7d4514f374

Dosen Pulang Kampung IPB University Lakukan Gerakan Aksi Untuk Lingkungan di Tigaras, Danau Toba

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah mewujudkan Danau Toba menjadi tujuan wisata nasional dan internasional, sejumlah dosen IPB University melakukan Gerakan Aksi Peduli Lingkungan (GAUL) di Desa Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan pengabdian masyarakat lewat program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University, yang didukung PT Suri Tani Pemuka (STP).

Mereka adalah Prof Parulian Hutagaol dan Dr Yeti Lis Purnamadewi dari Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Dr Dahri Tanjung dari Sekolah Vokasi IPB University. Sebelum terjun aksi, ketiganya melakukan Sosialisasi Penanganan Sampah dan peninjauan kepada sejumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pelaku wisata.

Prof Parulian Hutagaol menyampaikan manfaat kebersihan untuk diri, keluarga, pemukiman, serta lingkungan Danau Toba. Ia menyebut, dalam budaya Batak dikenal petuah leluhur Poda Na Lima (Lima Petuah), yaitu bersihkan jiwamu, bersihkan badanmu, bersihkan pakaianmu, bersihkan rumahmu, serta bersihkan pekaranganmu.

“Petuah tersebut masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, dimana kebersihan desa masih perlu ditingkatkan, apalagi jika ingin menjadi Desa Wisata. Harapannya, kegiatan ini dapat memotivasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara kebersihan,” ungkapnya saat sosialisasi di Kantor Desa Tigaras, beberapa waktu lalu.

Sementara, Dr Dahri Tanjung menyampaikan Konsep Sekolah Sampah Mandiri, yaitu cegah, pilah dan olah (3 AH). Dengan melakukan pemilahan, langkah pengolahan selanjutnya semakin mudah.

“Pengolahan sampah organik bisa dilakukan dengan pemanfaatan Black Soldier Fly (lalat hitam) untuk menghasilkan maggot sebagai pakan unggas maupun ikan. Sampah organik bisa juga diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi tanaman. Sedangkan untuk plastik yang tidak laku dapat dibakar dalam drum tertutup, kemudian cairan plastiknya dicetak menjadi paving blok,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Simalungun yang diwakili oleh Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan menyambut program Dospulkam IPB University. Berkaitan dengan pariwisata, ia mengharapkan agar dilakukan studi banding ke Jawa maupun ke Bali.

Di akhir sesi, ia juga melakukan penyerahan simbolis karung goni dan kaos kepada wakil peserta.  Tak kurang dari 150 peserta antusias mengikuti jalannya kegiatan. Mereka tampak bersemangat melakukan aksi pengumpulan sampah di lingkungan perumahan, pinggir jalan, tempat-tempat umum, serta pinggir pantai Danau Toba. Sampah yang terkumpul, lalu diangkut dengan truk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Turut hadir dalam kegiatan GAUL dari pihak kecamatan, Komandan Rayon Militer (Danramil), kepala dan sekretaris desa, mitra PT STP dan Japfa Comfeed, tokoh masyarakat, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), karang taruna, PP, Dasa Wisma dan perwakilan media. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/dosen-pulang-kampung-ipb-university-lakukan-gerakan-aksi-untuk-lingkungan-di-tigaras-danau-toba/0c995d4f2113b1dd3d27c6c70031cede

Dosen Pulang Kampung IPB University Tingkatkan Kemampuan Petani Perhutanan Sosial di Banyuwangi

Perhutanan sosial merupakan wajah baru pengelolaan hutan produksi di desa pinggiran hutan. Tim Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University mengadakan kegiatan Pengembangan dan Pemasaran Produk Perhutanan Sosial di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, 13-17/7.

Ketua Tim Dospulkam IPB University untuk Perhutanan Sosial Kabupaten Banyuwangi, M Agung Zaim Adzkiya menyebut, potensi perhutanan sosial sangat menjanjikan, mengingat Kabupaten Banyuwangi memiliki luas areal hutan lebih dari 110 ribu hektar. Dengan luasan area yang memadai, dapat menghasilkan beragamnya produk kehutanan seperti getah karet dan pinus. Selain itu, perhutanan sosial juga dapat menghasilkan produk pangan diantaranya singkong, jagung, kakao, kopi ginseng porang dan lain sebagainya.

“Pengembangan produk pangan perlu ditingkatkan. Sehingga masyarakat tidak hanya menjual produk pangan segar saja, namun berupa produk setengah jadi atau bahkan produk jadi. Upaya ini untuk meningkatkan nilai tambah bagi hasil perhutanan sosial, sehingga masyarakat di sekitar pangkuan hutan dapat lebih sejahtera,” ujarnya saat pelatihan di Pendopo Desa Jambewangi, Kabupaten Banyuwangi.

Ia menguraikan, terdapat tiga kegiatan utama dalam program Dospulkam ini, yaitu pengembangan produk pangan, pemasaran produk dan penguatan kelembagaan. Menurutnya, penguatan kelembagaan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kelembagaan, baik di tingkat Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) maupun Satuan Kerja (satker) di bawah LMDH.

Dr Soni Trison, Dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan yang juga anggota Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Perhutanan Sosial menuturkan, kelembagaan yang kuat dan saling mendukung akan meningkatkan kualitas, akuntabilitas dan sustainability lembaga perhutanan sosial. Di sisi lain, masyarakat disekitar hutan juga perlu dilakukan pemetaan guna mensinergikan kekuatan pengetahuan dan pengalaman dari generasi sebelumnya kepada generasi milenial.

“Hasil pelatihan kelembagaan menyepakati dibentuknya klaster generasi milenial yang akan berfokus pada pengembangan produk pangan dan olahannya serta digital marketing. Sedangkan generasi pendahulu lebih fokus dalam peningkatan kualitas dan kuantitas serta keragaman hasil hutan perhutanan sosial,” jelas Dr Soni.

Medhanita Dewi Renanti, SKom, MKom, Dosen Sekolah Vokasi IPB University mengungkapkan, kendala yang dihadapi masyarakat secara umum adalah rendahnya harga jual produk. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak atau belum sepenuhnya mengetahui akses pasar untuk menjual produk dengan harga yang layak.

“Kendala ini kami coba untuk selesaikan dengan melakukan pelatihan digital marketing kepada anggota LMDH Mitra Hutan Lestari dan LMDH lain di sekitarnya, sehingga akses pasar terbuka lebar,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Jambewangi Maskur, SAg dalam menekankan kepada seluruh anggota dan pengurus LMDH untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari dosen IPB University, sehingga mereka dapat mengembangkan produk, meningkatkan kualitas kelembagaan maupun memperluas jangkauan pemasaran. Ia turut mendukung kegiatan ini dengan dibukanya akses penggunaan fasilitas fisik maupun non fisik di Desa Jambewangi.

Kegiatan juga didukung oleh Perum Perhutani Banyuwangi Barat, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Banyuwangi sebagai mitra strategis IPB University pada pengembangan usaha perhutanan sosial. Sugeng, perwakilan Perum Perhutani mengatakan, kawasan perhutanan sosial akan mampu menjadi kawasan penyangga ketahanan pangan selain menjaga kelestarian lingkungan.

“Petani di Kawasan pangkuan hutan desa perlu didukung sehingga mampu mengurangi dampak negatif dari perambahan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/dosen-pulang-kampung-ipb-university-tingkatkan-kemampuan-petani-perhutanan-sosial-di-banyuwangi/986645eda4feb25f2dce2a73536fad6c

Diversifikasi Pangan, Dosen Pulang Kampung IPB University Ajarkan Koperasi di Subang Buat Snack Bar dari Tepung Pisang

Sejumlah dosen Sekolah Vokasi IPB University memberikan pelatihan pembuatan snack bar berbahan baku tepung pisang nangka. Produk yang diberi merek b’nuts bar itu dilakukan di Koperasi Mekar Sari di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kegiatan ini sebagai bagian dari program Pengabdian Masyarakat “Dosen Pulang Kampung” (Dospulkam). Tim Dospulkam IPB University terdiri dari Ani Nuraeni, SPd, MPd (Ketua); Faranita Ratih L, SH, MH; Dr Rina Martini; Dr Dwi Yuni Hastati dan Ir Wien Kuntari, MSi. Pelatihan dilaksanakan dalam rentang waktu bulan Juli hingga Desember 2022.

Dalam kesempatan itu, Ani Nuraeni menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi anggota Koperasi Mekar Sari. Dipilihnya Koperasi Mekar Sari karena koperasi ini memiliki hasil produksi tepung pisang nangka yang cukup berlimpah. Hanya saja belum dimanfaatkan sebagai produk olahan pangan.

“Selama ini tepung pisang nangka tersebut dijual ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang membutuhkan 20 kg per bulan. Akan tetapi karena hasil produksi melebihi jumlah permintaan, sehingga terdapat kelebihan hasil produksi tepung pisang yang tidak terjual,” terang Ani Nuraeni.

Padahal, lanjut dia, jika tepung pisang ini dibuat menjadi suatu produk diversifikasi dari olahan pisang yang sudah ada selama ini, maka dapat menciptakan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, terutama para ibu dan remaja.

Rangkaian kegiatan pembuatan produk snack bar dimulai dengan penyiapan alat-alat, penimbangan bahan-bahan, pembuatan produk, hingga mengemas produk akhir. Selain itu, Dr Rina Martini menjelaskan cara menghitung kandungan zat gizi secara kualitatif menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dalam produk.

Peserta juga diajarkan cara pemilihan serta penggunaan kemasan yang sesuai untuk produk snack bar lewat penyampaian Dr Dwi Yuni Hastati. “Dengan demikian, harapannya Koperasi Mekar Sari kelak bisa menjadikan snack bar b’nuts ini sebagai salah satu unit usaha yang sukses,” ujar Ketua Tim Dospulkam, Ani Nuraeni menutup keterangannya.

Direktur Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Ir Sapto Nugroho yang turut hadir mengatakan, pihaknya sangat diuntungkan dari program Dospulkam IPB University ini. Ia berharap, selepas kegiatan ini Koperasi Mekar Sari dapat berkembang lebih baik.

“Semoga setelah ini, Koperasi Mekar Sari tidak hanya dikenal sebagai koperasi simpan pinjam, tapi juga bisa mengembangkan unit usaha lain yang dapat menunjang penguatan kelembagaan koperasi selama ini,” kata Ir Sapto Nugroho.

Kegiatan pelatihan diikuti secara antusias oleh para peserta, salah satunya, Entin. Pelatihan ini membuatnya bersemangat untuk menjadikan b’nuts bar sebagai usaha tambahan, karena dinilai menjanjikan jika dipasarkan.

“Pelatihan ini sangat berguna, kami jadi mengerti cara mengolah tepung pisang menjadi produk olahan dengan variasi dan rasa yang baru. Kami juga mendapatkan pemahaman tentang kandungan gizi serta cara memilih dan menentukan jenis kemasan yang sesuai untuk produk,” kata dia.

Pada kegiatan ini, Tim IPB University ini juga menyerahkan alat hand sealer kepada koperasi Mekar Sari yang diterima secara langsung oleh Ketua Koperasi, Yuyun. Diharapkan, alat hand sealer ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh anggota koperasi untuk menunjang kegiatan produksi olahan tepung pisang. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/diversifikasi-pangan-dosen-pulang-kampung-ipb-university-ajarkan-koperasi-di-subang-buat-snack-bar-dari-tepung-pisang/20dd482e14c0baf1843fd89adcd9afa1

Ini Cara Mahasiswa KKN-T Kolaboratif IPB University, Umpo dan Unida Gontor Bahagiakan Warga Desa Bareng, Ponorogo

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Bareng, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mencapai 63 ekor dan terus meningkat. Dalam suasana yang dirundung duka akibat wabah (PMK), peringatan Idul Adha di Desa ini menjadi berbeda. Masyarakat desa tidak ada yang melakukan penyembelihan hewan kurban.

Kondisi ini menggerakkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) kolaboratif dari IPB University, Universitas Darussalam Gontor (Unida) dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) untuk melakukan sesuatu. Mereka mencari cara agar masyarakat tetap dapat merasakan daging kurban, meski di tengah maraknya wabah.

Maya Sofiyanti, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University menerangkan, mayoritas masyarakat Desa Bareng berprofesi petani dan peternak. Nahas, wabah PMK sudah banyak menginfeksi hingga menyebabkan kematian hewan ternak warga. Padahal, sektor peternakan sapi perah menjadi salah satu mata pencaharian andalan masyarakat.

“Akhirnya tercetus ide dari mahasiswa KKN-T untuk mengajukan proposal permintaan daging kurban untuk dapat dibagikan kepada masyarakat di Desa Bareng. Berhubung tiga dari anggota kelompok KKN-T berasal dari pesantren, proposal yang dibuat diajukan ke Pesantren Modern Darussalam Gontor dan Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, ” ungkap Maya.

Alhasil, Maya beserta enam mahasiswa KKN-T lainnya mendapatkan dua ekor kambing yang telah disembelih dari masing-masing pesantren. Selain itu, ada pula donatur yang ingin melakukan kurban di Desa Bareng, sehingga mahasiswa KKN-T pun mendapatkan total tiga ekor kambing yang siap disalurkan kepada masyarakat desa.

Namun demikian, kata Maya, melihat banyaknya warga Desa Bareng dan daging hewan qurban yang telah dikumpulkan dinilai tidak mencukupi. Maka, mereka kembali memikirkan bagaimana cara agar masyarakat di Desa Bareng dapat merasakan daging kurban.

“Oleh karena itu, kami dan pihak pengelola Wisata Sawah Lungguh serta aparatur desa bersama mengolah daging tersebut. Menjadikannya makanan olahan berupa daging gulai yang siap disantap oleh masyarakat desa,” jelasnya.

Maya menuturkan, acara itu menjadi wadah mempererat tali silaturahmi antar masyarakat di Desa Bareng. Khususnya mempertemukan kembali dalam satu forum antara karang taruna, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan perangkat desa yang telah vakum selama pandemi COVID-19. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/ini-cara-mahasiswa-kkn-t-kolaboratif-ipb-university-umpo-dan-unida-gontor-bahagiakan-warga-desa-bareng-ponorogo/0f2e7d09d0a94741ae6f9c789ad7a0cc

Kolaborasi Mahasiswa KKN-T IPB University Gelar Program Aksi Lingkungan di Pekalongan

Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University di Pekalongan berkolaborasi melaksanakan program penanaman pohon mangrove, 19/7.  Kegiatan tersebut sebagai bentuk upaya dan aksi nyata terhadap perubahan iklim yang telah terjadi. Kegiatan penanaman mangrove sesuai dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) ke-14 mengenai ekosistem lautan.

“Penanaman pohon mangrove menjadi salah satu upaya pencegahan bencana rob yang memiliki dampak besar terhadap kehidupan masyarakat Pekalongan. Saat ini masyarakat terpaksa hidup berdampingan dengan bencana rob,” ujar M. Khoirudin, Kepala Bidang Penaatan dan Pengembangan Kapasitas, Dinas Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Pekalongan.

Penanaman pohon mangrove dilaksanakan di sekitar kawasan Ekowisata Mangrove Mulyo Asri, Mulyorejo, kecamatan Tirto, Pekalongan. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Perkim LH Kabupaten Pekalongan, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pekalongan, Dinas Kehutanan Wilayah IV Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, pengelola Mangrove Mulyoasri, serta pihak lainnya.  (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/kolaborasi-mahasiswa-kkn-t-ipb-university-gelar-program-aksi-lingkungan-di-pekalongan/ffae8e187c582972741698a1b44b783e

× Butuh bantuan?
Skip to content