0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Perdalam Personal Sales, Mahasiswa IPB University Ikuti Coaching

Momentum libur semester banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan skill dan kapabilitas diri. Hal itu juga yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa IPB University yang tergabung dalam asrama Pondok Inspirasi. Mereka memanfaatkan libur semester ini untuk mengikuti coaching dan pelatihan dari berbagai coach profesional, salah satu yang masih hangat diikuti adalah coaching untuk memperdalam personal sales, (20/7).

Sekumpulan mahasiswa IPB University tersebut mengikuti coaching yang dipimpin oleh Coach Yanti selaku professional coach. Coach Yanti banyak bertanya untuk menggali potensi luar biasa mahasiswa dalam ‘menjual dirinya’ atau yang biasa disebut dengan personal sales. Metode coaching yang dilaksanakan adalah coaching secara berkelompok.

“Personal sales merupakan suatu hal yang akan selalu dijumpai oleh mahasiswa, bahkan sejak mereka masih kecil. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkannya dengan lebih baik agar mahasiswa menjadi lebih siap dengan situasi apapun,” terang Coach Yanti.
Selain penggalian potensi diri dalam personal sales dengan banyak bertanya, Coach Yanti juga turut mengajak langsung mahasiswa untuk mempraktekkan personal sales di berbagai situasi.

Ada mahasiswa yang diminta untuk praktik saat menjual ide bisnisnya di hadapan investor, lalu ada mahasiswa yang diminta untuk praktik menjual skill yang ia miliki dihadapan pimpinan perusahaan, serta ada juga mahasiswa yang diminta untuk praktik menjual kemampuannya saat mengisi suatu kegiatan.  “Siap ataupun tidak siap, mahasiswa harus bisa memberikan impresi terbaik dengan kepercayaan dirinya tentang value yang ia punya ketika bertemu dengan kesempatan,” jelas Coach Yanti.

Sesi coaching yang diikuti oleh sekumpulan mahasiswa IPB University tersebut dilaksanakan di PT Paragon Technology and Innovation, tepatnya di kantor Paragon 3. Mereka mendatangi kantor tersebut untuk belajar langsung mengenai berbagai hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi dunia karis di kehidupan pasca kampus.

Selain itu juga, mereka datang untuk memeriahkan ulang tahun dari CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat. Berbagai kisah dan nasihat didapatkan oleh mahasiswa agar terus belajar dengan baik dan tidak mudah puas dengan apa yang telah diraih. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/perdalam-personal-sales-mahasiswa-ipb-university-ikuti-coaching/02bf9362576ef16c12df6ab203bc42eb

Asrama Kepemimpinan IPB University Tingkatkan Daya Berpikir Kritis Mahasiswa

Mahasiswa IPB  University angkatan 56 dan 57 mengikuti rangkaian kegiatan focus group discussion (FGD) secara daring, 20/7. Kegiatan ini juga dihadiri tim dari Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier  IPB University serta beberapa kader asrama senior yang bertindak sebagai observer dan fasilitator.

Kegiatan ini sebagai syarat dan rangkaian kegiatan perekrutan penghuni baru Asrama Kepemimpinan IPB University. Sebanyak 82 mahasiswa menjadi peserta FGD ini. Dalam kesempatan ini mereka dilatih berpikir kritis dan belajar memberikan analisa terhadap sebuah isu terkini dan bagaimana membangun solusinya.  Dodi Wahyudi, salah satu fasilitator FGD mengatakan, “Selain menjadi sebuah rangkaian perekrutan, kegiatan ini juga penting bagi mahasiswa yang berperan sebagai pemecah masalah di masa yang akan datang.”

Dr Beginer Subhan selaku Asisten Direktur bidang Pengembangan Karakter dan Organisasi Kemahasiswaan mengatakan, “Asrama Kepemimpinan IPB University merupakan ajang untuk menyiapkan kader pemimpin di masa depan. IPB University perlu melahirkan para pemimpin apakah sebagai pemimpin daerah, pemimpin perusahaan dan pemimpin-pemimpin lainnya di kehidupan masyarakat. Asrama kepemimpinan juga memberikan ruang bergerak dan manfaat untuk berkontribusi selama menjadi mahasiswa.”

Dikatakannya, peserta yang mengikuti FGD adalah mahasiswa yang telah lolos dalam seleksi berkas sebelumnya. FGD juga memberikan ruang diskusi bagi mahasiswa untuk berkembang, memiliki daya berpikir kritis, dan tanggap terhadap isu terkini.

Setalah berdiskusi, para peserta diminta untuk menjelaskan hasil diskusi sesuai topik yang telah diberikan. Beragam tanggapan pun muncul dari peserta terhadap topik yang dibahas, seperti yang disampaikan oleh Tri Ratna, salah satu perwakilan kelompok FGD yang menanggapi relevansi organisasi kemahasiswaan di kampus masa kini. “Solusi yang kami tawarkan untuk meningkatkan tingkat relevansi organisasi kemahasiswaan di kampus, yaitu perlunya branding yang positif, kaji ulang organisasi di kampus terkait kesesuaian dengan minat bakat Mahasiswa, dan kolaborasi bersama pihak lain,” urainya.

Peserta lainnya, Alzena Indah Rahma, mengatakan, “Kegiatan FGD bukan hanya sekedar rangkaian seleksi, namun lebih mengarah kepada proses tukar pikiran bersama orang-orang keren. Kami dipertemukan bersama orang yang yang memiliki pengalaman tentang organisasi dan kepemimpinan. Saya sangat senang bisa diberikan kesempatan untuk berkenalan, bekerjasama, bertukar pikiran, dan belajar banyak hal lain. Semoga selanjutnya bisa bertemu dan berkolaborasi bersama orang-orang keren lainnya.” (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/asrama-kepemimpinan-ipb-university-tingkatkan-daya-berpikir-kritis-mahasiswa/4e1dc843e62e0ee6398de15a134c135a

Mahasiswa KKN-T IPB University Berikan Penyuluhan Pembuatan Pupuk Organik Cair

Sejumlah mahasiswa IPB University yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Randusanga Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, mengenalkan cara pembuatan pupuk organik cair (POC), 20/7. Kegiatan ini berusaha mengenalkan tata cara pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah rumah tangga.

“Penggunaan pupuk organik cair dapat meningkatkan produktivitas tanaman dibandingkan dengan pupuk biasa, apalagi di desa Randusanga Wetan banyak limbah organik yaitu sayuran sisa yang tidak digunakan lagi sehingga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik cair”, jelas Jeremy Agung Nugroho, mahasiswa IPB University dari Fakultas Peternakan.

Ia menjelaskan, penyuluhan yang dilakukan, menjelaskan mengenai cara pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah rumah tangga. Ia menerangkan, limbah yang dapat dimanfaatkan berupa sayuran sisa yang berbahan dasar organik.   Mahasiswa IPB University itu melanjutkan, tujuan dari pembuatan POC yaitu meningkatkan produktivitas tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah. Tidak hanya itu, POC merupakan pupuk yang ramah lingkungan serta penggunaan ulang limbah rumah tangga yang sudah tidak digunakan.

“Harapannya, kegiatan penyuluhan ini dapat memberikan wawasan baru terkait tahapan pembuatan pupuk organik cair yang berasal dari limbah rumah tangga, sehingga penggunaan sayuran sisa yang sudah tidak dipakai atau dibuang dapat digunakan kembali dan dijadikan hal yang dapat dimanfaatkan,” pungkas Jeremy. (*/ra)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-berikan-penyuluhan-pembuatan-pupuk-organik-cair/289f0148caec7e26daf6ba122d13323d

Fakultas Peternakan IPB University Jalin Kerjasama dengan Universitas Udayana

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University jalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. Penandatanganan kerjasama berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Bogor (20/7).
Kerjasama ini dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kolaborasi akademik dan riset industri dalam Implementasi kurikulum Merdeka untuk menghasilkan lulusan yang Kompetitif di program studi S1 Peternakan.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana mengatakan secara umum kerjasama ini meliputi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), riset, pengabdian dan akan dilanjutkan dengan diskusi terkait program doktor dan memberikan sedikit gambaran mengenai program pascasarjana di Fapet IPB University.

“Untuk S2 minatnya tinggi, di awal pandemi setiap prodi lebih dari 20 mahasiswa yang mendaftar. MBKM stay di satu universitas, bisa merasakan atmosfer akademik, tidak hanya perkuliahan tapi kegiatan kemahasiswaan, mengikuti event, kegiatan yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau Himpunan Mahasiswa,” urainya.
Ia berharap dengan kegiatan ini, kedua belah pihak bisa saling berkirim mahasiswa, karena masing-masing universitas memiliki keunikan dan daya tarik sendiri. Misalnya di Udayana banyak mahasiswa asing.
Dr I Nyoman Tirta Ariana, MS, IPU, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana menyampaikan bahwa pihaknya ingin menindaklanjuti draft Perjanjian Kerjasama yang sudah dikomunikasikan antara kedua belah pihak.
“Ketertarikan awal kami adalah pada pengembangan pascasarjana yang waktu itu disampaikan Prof Luki Abdullah, Guru Besar Fapet IPB University sebagai narasumber kurikulum program studi. Selain itu, Sumberdaya Manusia di Udayana itu sebagian besar S2 dan S3 adalah alumni IPB University,” ujarnya.

Dr I Nyoman berkunjung ke IPB University bersama jajarannya yaitu Wakil Dekan bidang Akademik dan Perencanaan Dr Ir Dewi Ayu Warmadewi, SPt MSi IPM dan Kepala Program Studi S3 Peternakan Prof Ni Nyoman Suryani. (Femmy/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/fakultas-peternakan-ipb-university-jalin-kerjasama-dengan-universitas-udayana/6a6a38f9ed60b0ce13f937936631470f

Mendulang Uang dari Pekarangan Rumah Melalui Wirausaha Pertanian Skala Rumah Tangga

Lahan pekarangan terkadang hanya digunakan untuk tujuan estetika. Padahal, lewat pekarangan, masyarakat dapat menanam tanaman pangan dan mendukung ketahanan pangan rumah tangganya.

Prima Gandhi, SP, MSi, Dosen Sekolah Vokasi IPB University mengatakan banyak pekarangan masyarakat yang masih belum dikelola secara optimal. Padahal sebenarnya pekarangan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang bisa konsumsi sendiri hingga menambah penghasilan.
Menurutnya, kemampuan masyarakat dalam mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki, perlu didorong. Terutama pasca pandemi, mau tidak mau kebutuhan pangan akan meningkat.

“Minimal dengan menanam sendiri, kita dapat mengurangi pengeluaran-pengeluaran untuk pangan. Bagaimana caranya, bisa dengan memanfaatkan lingkungan pekarangan yang ada karena biasanya pekarangan hanya dikelola untuk estetika,” terangnya dalam Webinar Propaktani “Desa Berwirausaha Pertanian, Mendulang Uang dari Pekarangan” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI,  20/7.

Ia mengatakan bahwa masyarakat belum banyak menanam tanaman produktif dan hortikultura yang mampu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Seyogyanya tanaman yang dipilih dapat membantu perbaikan gizi dan kesehatan petani. Menyediakan gizi tapi murah dan hidup sehat dengan biaya murah.
“Maka dari itu, pekarangan harus dijaga kebersihannya. Serta perlu adanya intensifikasi lahan pekarangan dengan tanaman sayuran maupun tanaman obat lokal sebagai apotik hidup,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pengelolaan pekarangan sebagai pendukung ketahanan pangan rumah tangga ini merupakan upaya masyarakat desa menuju manusia berkualitas. Masyarakat desa juga dapat merencanakan produksi massal dalam satu desa dengan satu komoditas. Setiap keluarga yang memiliki pekarangan dapat menanam komoditas tersebut agar mendukung harga pangan yang lebih stabil.

“Upaya pertanian komunal akan bisa menjaga inflasi, bahkan sampai ke inflasi ekonomi dan harganya murah sehingga kita tidak perlu beli lagi,” tambahnya.  Menurutnya, intensifikasi pekarangan ditujukan untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan untuk kegiatan produktif untuk membantu memenuhi gizi dan menjaga kesehatan keluarga. Usaha yang dapat dilakukan seperti bercocok tanam sayuran atau ternak dan perikanan. Usaha ini bermanfaat dalam menyediakan sumber gizi keluarga, sayuran yang lebih sehat, hingga pemanfaatan limbah dapur.

Namun, imbuhnya, memilih komoditas sayur pekarangan tidak boleh sembarangan. Syarat komoditas tanaman yang dipilih harus memperhatikan umur panen yang cepat, sumber protein, sumber vitamin, dan dapat memenuhi asupan gizi. Adapun pemeliharaan tanamannya cukup mudah. Pemupukan dilakukan 2-3 minggu sekali, penyiraman berkala dan mengelola penanggulangan hama dan penyakit.

“Khususnya pada tanaman obat keluarga perlu dikembangkan karena dapat membantu masyarakat untuk pertolongan pertama. Selain itu dapat menjadi sarana menuju sehat yang murah. Contohnya buah mahkota dewa yang telah dimanfaatkan oleh keluarga keraton.  Tanaman ini kaya akan flavonoid sebagai antioksidan yang baik bagi Kesehatan,” ujarnya. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mendulang-uang-dari-pekarangan-rumah-melalui-wirausaha-pertanian-skala-rumah-tangga/4241a3de228f071cca6bc0240dd1c433

Mahasiswa KKN-T IPB University Berikan Penyuluhan Manajemen Stres untuk Warga di Desa Randusanga Wetan, Brebes

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University menyelenggarakan penyuluhan manajemen stres untuk ibu-ibu kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Randusanga Wetan, Kecamatan Brebes, 20/7. Desa Randusanga Wetan merupakan salah satu desa yang dilanda banjir rob setiap tahunnya. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’limul Huda Al Hasyimiyah Desa Randusanga Wetan dengan dihadiri oleh lebih dari 15 kader PKK.

Banyak permasalahan  yang ditimbulkan oleh banjir rob, salah satunya masalah kesehatan baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. “Stres terjadi karena pola pikir kita sendiri, namun adanya banjir rob terus menerus juga tidak dapat dipungkiri menyebabkan stres bagi warga,” Innayah selaku ketua PKK Desa Randusanga Wetan.

Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi ibu-ibu kader mengenai stres dan gejalanya serta cara mengatasi stres. Stres merupakan satu kondisi yang yang terjadi akibat adanya perubahan yang menuntut seseorang untuk dapat beradaptasi.

Fiska Armidita, mahasiswi peserta KKN-T dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University mengatakan, “Seseorang yang mengalami stres cenderung mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar, berkeringat berlebihan, dan muka pucat, sedangkan gejala psikis yang dirasakan saat seseorang mengalami stres pada umumnya takut, cemas, dan cenderung sulit untuk mengontrol emosi.”

Reaksi seseorang terhadap stress, lanjutnya, umumnya berbeda pada setiap individu. “Stres jangka panjang apabila dibiarkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan baru seperti gangguan makan, obesitas, depresi, bahkan yang paling parah dapat menyebabkan seseorang bunuh diri, “ urainya.

Lebih lanjut dikatakannya, salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi stres adalah berpikir positif. “Stres bukanlah hal yang dapat dicegah, namun dapat dikendalikan. Stres akan semakin meningkat apabila seseorang hanya fokus pada hal yang tidak dapat dikendalikan, namun lupa dengan hal yang seharusnya dapat dikendalikan yaitu reaksi seseorang terhadap stressor, “ jelasnya.

Setelah penyampaian materi manajemen stres, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan berkebun dan demonstrasi cara membuat pupuk organik cair untuk tanaman. “Berkebun merupakan cara mengatasi stres dengan melakukan kegiatan yang positif karena dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan  hasil panen dari berkebun dapat dimanfaatkan untuk rumah tangga. Bahan pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah makanan rumah tangga sehingga membantu menurunkan tingkat limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan pupuk yang dihasilkan menjadi ramah lingkungan, “ jelas Fiska. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-berikan-penyuluhan-manajemen-stres-untuk-warga-di-desa-randusanga-wetan-brebes/a4928e11c5e021cb798483519f5e4eeb

× Butuh bantuan?
Skip to content