0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Pranata Laboratorium Pendidikan IPB University Ikuti Diklat Pembuatan Bukti Fisik DUPAK

Dalam rangka peningkatan pengembangan karir Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), Direktorat Sumberdaya Manusia IPB University menggelar acara Diklat Pembuatan Bukti Fisik Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit  (DUPAK) PLP di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus Dramaga, Bogor, (21/7). Kegiatan ini juga sejalan dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 88/E/KPT/2021 tentang Pendoman Penilaian Angka Kredit Pranata Laboratorium Pendidikan.

Dr Heti Mulyati, Direktur Sumberdaya Manusia IPB University dalam sambutannya mengulas terkait pentingnya kenaikan jabatan atau pangkat di IPB University. Menurutnya, kenaikan pangkat bagi dosen maupun tenaga kependidikan (tendik) yang memiliki jabatan fungsional harus dipercepat, termasuk di dalamnya Pranata Laboratorium Pendidikan IPB University.

“Kegiatan ini merupakan backbone dari IPB University yang mendukung penuh seluruh aktivitas di laboratorium. Sehingga pada akhirnya berdampak pada capaian-capaian prestasi IPB University, baik di skala nasional maupun internasional. Dengan demikian, mulai tahun depan, IPB University sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) untuk dosen akan bisa mengelola sendiri untuk kenaikan jabatannya,” ujar Dr Heti.

Ia mengaku, pihaknya telah menyediakan sistem informasi yang terintegrasi untuk jenjang karir PLP. “Sehingga diharapkan nanti untuk usulan kenaikan jabatan terbilang mudah, karena akan ada semacam notifikasi untuk mengingatkan jika bapak ibu sudah layak naik ke madya. Harapannya, diklat ini memberikan manfaat bagi semua. Target tahun ini untuk PLP ada yang naik jabatan kurang lebih minimum lima persen,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr Irdika Mansur, Pembina PLP menjelaskan, kenaikan jabatan ini penting bagi aktivitas di Advanced Research Laboratory (AR Lab) atau Unit Laboratorium Riset Unggulan IPB University. PLP yang akan naik ke jabatan lebih tinggi itu bisa meng-handle peralatan-peralatan yang lebih canggih yang tersedia di AR Lab.

“Kita akan melakukan pelatihan sertifikasi yang berbasis kompetensi. Nanti semuanya akan mendapatkan pelatihan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), insya Allah mulai tanggal 4 Agustus 2022,” kata Dr Irdika Mansur.

Ia juga menekankan pentingnya menjalin hubungan yang baik kepada para vendor. Menurutnya, AR Lab bisa menyediakan peralatan yang tersedia, sementera vendor dapat memberikan pelatihan kepada para PLP. Dengan demikian, sertifikat yang didapat dari pelatihan, dapat mendukung para pranata lab dalam kenaikan pangkat.

Hal yang sama disampaikan Ketua Tim Penilai Angka Kredit, Prof Ahmad Sulaeman. Ia menyampaikan, materi hari ini sangat penting menunjang peningkatan pengembangan karir Pranata Laboratorium Pendidikan IPB University. Ia menyebut, pembuatan bukti fisik perencanaan evaluasi dan penunjang dalam laboratorium, pembuatan bukti fisik pengoperasian dan tugas mandiri harus dilakukan secara luring, tidak bisa daring.

Sementara, Dr Komar Sutriah menambahkan jenis bukti fisik terdiri dari eksternal dan internal. Contoh bukti fisik eksternal diantaranya sertifikat pelatihan, seminar, ijazah, publikasi ilmiah. Sedangkan contoh internal, yaitu rekaman program tahunan pengelolaan laboratorium atau rekaman program pemeriksaan pemeliharaan peralatan. (Ns/Rz)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/pranata-laboratorium-pendidikan-ipb-university-ikuti-diklat-pembuatan-bukti-fisik-dupak/2b0ede26c3fb18683b0564b71cc68294

Gali Potensi Perikanan Pangandaran, Mahasiswa IPB University Latih Warga Membuat Pilus Ikan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat laksanakan pelatihan pengolahan inovasi produk perikanan di Aula Kantor Dusun Sanghiangkalang, 20/7. Produk perikanan hasil inovasi mahasiswa KKN-T IPB University ini dinamakan dengan “Pikan” yang merupakan akronim dari Pilus Ikan.

Mahasiswa IPB University, Shofa Ainun Khasanah menjelaskan, Pikan merupakan cemilan seperti kerupuk berbahan baku utama dari ikan yang ditambahkan dengan tepung, telur serta penyedap rasa seperti garam dan gula. Pikan merupakan produk olahan perikanan yang mudah untuk diolah. Karena bahan baku mudah didapatkan dan tidak memanfaatkan sistem penjemuran, seperti kerupuk pada umumnya.

Menurut Shofa, penanggung jawab pelatihan ini, Pikan merupakan produk inovasi dari makanan khas daerah kalimantan yang dikenal dengan amplang, yang juga memanfaatkan ikan sebagai bahan baku utama. Namun yang membedakannya dengan Pikan adalah dari segi bahan baku, tekstur, rasa dan bentuk.

“Amplang memiliki cita rasa manis, tekstur cukup keras, serta terbuat dari bahan baku ikan tenggiri. Sementara Pikan atau Pilus Ikan memiliki rasa asin, renyah yang telah disesuaikan dengan cita rasa masyarakat setempat,” tambahnya.

Uniknya, lanjut Shofa, Pikan bisa diolah dengan yang tidak dikhususkan hanya memakai ikan tertentu. Melainkan bisa dengan ikan yang mudah dan banyak tertangkap oleh nelayan Batukaras seperti ikan pepetek, ikan layur, julung-julung, tenggiri atau bahkan bisa memanfaatkan ikan air tawar.

Selama kurang lebih hampir sebulan di Desa Batukaras, Shofa melihat potensi hasil sumber daya laut seperti ikan, udang, serta potensi wisata alam khususnya wisata pesisir dan laut yang cukup tinggi di Desa Batukaras. Potensi ini dapat mengundang wisatawan, baik dalam dan luar negeri.

“Namun sayangnya, berdasarkan pengamatan dan diskusi kami dengan masyarakat setempat, belum ada oleh-oleh khas atau buah tangan yang mencirikan Desa Batukaras. Hingga saat ini, produk hasil perikanan hanya terbatas pada ikan asin, rengginang dan opak,” imbuh Shofa.  Hal inilah yang melatarbelakangi mahasiswa IPB University untuk membuat inovasi produk perikanan baru yang bisa dijadikan buah tangan jika wisatawan berkunjung ke Batukaras.

Muhammad Dava Athallah, Mahasiswa Koordinator Desa KKN Batukaras berharap, Pikan dapat berlanjut dan bisa meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat.  Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari pihak desa dan warga. Drs Supriadi selaku Sekretaris Desa Batukaras yang turut hadir berharap, produk “Pikan” bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa Batukaras, sehingga bisa meningkatkan UMKM masyarakat.

“Setelah kegiatan ini, ibu-ibu PKK bisa mengolah makanan secara rumah tangga terlebih dahulu dan memperkirakan untung yang yang didapatkan, dan semoga jika memungkinkan bisa diproduksi secara lebih besar lagi“, tuturnya.

Hal sama diungkapkan Ani, anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PPK) Dusun Sanghiangkalang. Menurutnya, pelatihan ini memberikan pengetahuan baru. Ia berharap Ibu-ibu PKK, khususnya yang hadir saat ini dapat menjadi penggerak untuk melanjutkan pengembangan dari produk inovasi mahasiswa KKN-T IPB University.

“Sebelumnya, kami belum menemukan ide produk khas Batukaras. Sejauh ini, oleh-oleh desa hanya rengginang, opak, dan ikan asin. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ide usaha baru bagi masyarakat batukaras dan bisa menambah peluang produk untuk dimasukkan ke dalam program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) nanti“, ucapnya usai pelatihan. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/gali-potensi-perikanan-pangandaran-mahasiswa-ipb-university-latih-warga-membuat-pilus-ikan/3bb0e975d95317ddfcdb4940e9fdc20e

Mahasiswa KKN-T IPB University Dampingi Kelompok UMKM di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan Agar Naik Kelas

Tim Kelompok Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University membangkitkan semangat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah untuk naik kelas. Upaya ini ditandai dengan adanya agenda pendampingan pembuatan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) serta manajemen keuangan secara digital.

Pendampingan tersebut dilaksanakan secara terpisah dimulai dengan pendampingan pembuatan SPP-IRT pada 7/7, dilanjutkan dengan pendampingan manajemen keuangan secara digital pada tanggal 20/7.  Pendampingan UMKM Naik kelas ini diikuti oleh anggota kelompok UMKM di Kelurahan Jenggot secara door to door. Pelaksanaan pendampingan SPP-IRT dipimpin oleh Akbar Sabili, sedangkan pendampingan manajemen keuangan secara digital oleh Mohamad Rifqi Arief Syafruddin. Keduanya merupakan mahasiswa KKN-T IPB University di Kelurahan Jenggot.

“Pendampingan ini dirasakan oleh pelaku UMKM sebagai langkah positif untuk menaikkan kelas UMKM. Hal ini dikarenakan, di era saat ini sertifikasi produk merupakan hal penting untuk menjamin produk UMKM yang berkualitas dan dapat bersaing dengan produk dari industri besar dan sedang,” tutur Akbar Sabili.

Selain itu, Rifqi Arief menerangkan, dengan kemajuan teknologi digital, pelaku UMKM juga harus beradaptasi dengan menggunakan manajemen keuangan secara digital.

“Saya merasa dengan adanya pendampingan UMKM ini dapat membantu UMKM di Kelurahan Jenggot. Penggunaan aplikasi digital untuk manajemen keuangan juga lebih praktis dan lengkap dibandingkan dengan pencatatan keuangan secara manual,” ujar Silia Kurnia Apriliani selaku pengurus kelompok UMKM di Kelurahan Jenggot.

Lebih lanjut Akbar Sabili menjelaskan, agenda pendampingan pengurusan SPP-IRT dan manajemen keuangan secara digital ini merupakan salah satu aktivitas dalam program kerja tim KKN-T Pekalongan Kota 06 di Kelurahan Jenggot demi bangkitkan perekonomian pasca pandemi.

“Harapannya, dengan adanya pendampingan ini nantinya pelaku UMKM sadar akan pentingnya pengurusan SPP-IRT dan manajemen keuangan secara digital. Selain itu, pelaku UMKM yang sudah didampingi juga dapat membagikan ilmu yang telah didapatkan kepada pelaku UMKM lain di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Secara lengkap,  tim KKN-T IPB University di Kelurahan Jenggot terdiri atas tujuh orang, yaitu Akbar Sabili, Mohamad Rifqi Arief Syafruddin, Azka Al Azkiya, Muammar Ismail, Ilham Iyadillah, Irna Nurinayah, dan Devi Surmiati. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-dampingi-kelompok-umkm-di-kelurahan-jenggot-kota-pekalongan-agar-naik-kelas/605e85d7e136a6c4d10f9ecd9820980c

Pakar IPB University Bicara Tata Kelola Danau dan Situ untuk Sumber Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Komposisi bumi didominasi oleh wilayah perairan, yakni sebanyak 71 persen. Sayangnya, hanya tiga persen yang berupa wilayah perairan tawar. Artinya kebutuhan air tawar masyarakat hanya tiga persen. Sementara kebutuhan air tawar tidak hanya digunakan oleh manusia namun kehidupan di dalamnya seperti biota air dan hewan di sekitarnya.

Perairan darat seperti situ dan danau berdampak besar bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup di sekitarnya. Tidak hanya melibatkan kepentingan sektor perikanan, namun juga transportasi, industri, hingga pertanian. Oleh karena itu, perlu upaya mempertahankan kondisi ekosistem perairan darat yang seimbang melalui pemanfaatan yang optimal.

Untuk mengkaji lebih dalam terkait sistem ekologi dan pengelolaan perairan darat yang tepat, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB University menggelar Webinar Seri Road to IS-ARM dengan tema “Tata Kelola Danau dan Situ untuk Sumber Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat”, 20/7. Webinar ini mengundang beberapa narasumber kompeten dari pihak akademisi dan pemerintah.

“Perairan darat sangat penting sebagai sumber air minum dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Banyak permasalahan dan pihak yang belum terlalu waspada tentang pengelolaan sumberdaya perairan darat. Terutama terkait perizinan pengelolaan sumberdaya,” ujar Dr Ferdinand Yulanda, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB University dalam sambutannya.

Dalam kesempatan ini, Prof Niken TM Pratiwi, Dosen IPB University mengupas isu penting dalam pengelolaan perairan darat dari sudut pandang akademisi. Menurutnya, pengelolaan sumberdaya perairan darat harus memahami konsep sumberdaya dan potensinya. Tidak serta merta bisa mengelola sumberdaya perairan tanpa memperhatikan pengelompokkan karena berkaitan dengan kepemilikan.

Ia juga menjelaskan bahwa proses produksi biomassa di lingkup perairan darat mencerminkan berdayanya proses ekologi di suatu perairan. Keseimbangan ekologinya akan mencerminkan kondisi sumberdaya suatu perairan.

Menurutnya, perairan darat seperti waduk yang memiliki cakupan luas dapat dimanfaatkan sebagai waduk serbaguna. Sedangkan untuk perairan yang relatif sempit, alternatif pemanfaatannya adalah sebagai sumber energi listrik, penangkapan ikan terbatas, pemancingan, wisata budaya, perkemahan, hingga konservasi.

“Kita perlu untuk mengetahui fungsi ekosistem perairan karena salah satu hal utama dalam pengelolaan ekosistem adalah mengetahui daya dukungnya terlebih dulu. Baru kemudian kita bisa melakukan tahapan pengelolaan berikutnya sesuai perencanaan pengelolaan perairan tersebut,” terangnya.

Ia menambahkan, dalam melakukan pengelolaan harus memahami area-area yang perlu dikelola. Mulai dari area tempat masuknya air, badan air, lingkungan sekitar air dan wilayah tangkapan air. Area-area tersebut harus dipahami cakupannya karena berpengaruh kepada fungsi ekosistem perairan tersebut.

Menurutnya, pengelolaannya juga harus dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan. Pengelolaan ini harus mengedepankan fungsi perairan sebagai upaya penerapan konsep pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam terpadu dan berkelanjutan.

“Agar bisa berdaya, harus dimanfaatkan dalam fungsi konservasi sehingga dapat meningkatkan pemanfaatannya dalam pengelolaan yang terpadu,” kata Prof Niken.
Ia mencontohkan pola pengelolaan danau “ILBM” (Integrated Lake Basin Management) sebagai salah satu pola pengelolaan sistem perairan yang komprehensif. Pola ini melibatkan enam pilar utama yakni kelembagaan, kebijakan, partisipasi, teknologi, informasi dan keuangan.

“Pengelolaan perairan darat ini juga dapat menggunakan konsep ekohidrologi dengan memadukan antara pendekatan ekologi dan hidrologi serta ecological engineering. Konsep ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekosistem perairan menuju pemurnian sel. Alam akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga terjamin keberlanjutan ekosistemnya,” ujarnya. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/pakar-ipb-university-bicara-tata-kelola-danau-dan-situ-untuk-sumber-ekonomi-dan-kesejahteraan-masyarakat/d6b00cbe9b1964cc59bae76df3e1f649

Mahasiswa KKN-T IPB University Cegah Ancaman Randusanga Wetan dengan Optimisasi Kawasan Pesisir

Tim Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University Desa Randusanga Wetan, Brebes, Jawa Tengah melaksanakan penyuluhan terkait ekosistem pesisir. Penyuluhan disampaikan oleh salah satu mahasiswa KKN-T IPB University Risa Kustara, dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Dihadiri para tokoh masyarakat, penyuluhan diawali dengan pembahasan potensi dan ancaman di kawasan pesisir. Risa juga mengenalkan metode rumpun berjarak untuk penanaman mangrove.

“Rumpun berjarak dapat diaplikasikan di pesisir Desa Randusanga Wetan karena dinilai paling efektif pada daerah dengan kondisi arus dan gelombang yang tinggi, substrat yang cenderung berpasir serta dapat membentuk komunitas mangrove,” tukas Risa saat penyuluhan di Balai Desa Randusanga Wetan, 16/7.

Selain memiliki banyak potensi, ungkap Risa, Desa Randusanga Wetan juga menerima banyak tekanan berupa ancaman, baik ancaman alamiah maupun ancaman yang disebabkan oleh aktivitas manusia di sekitar pesisir, salah satunya banjir rob.

Menanggapi hal itu, Eko salah satu anggota karang taruna, mengatakan pentingnya penyelesaian bersama atas ancaman banjir rob di Desa Randusanga Wetan. Semua pihak punya tanggung jawab untuk menangani masalah tersebut.

“Saya berharap adanya penyatuan visi terkait penanganan banjir rob yang ada di Desa Randusanga Wetan. Karena banjir rob ini bukan hanya masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah desa, melainkan perlu adanya kerja sama dari seluruh elemen masyarakat,” jelas Eko.

Hal serupa disampaikan Agung, Kepala Desa Randusanga Wetan. Ia berharap masyarakat dan pemerintah daerah dapat turut terlibat dalam upaya penanganan banjir rob di desanya.

“Saya setuju, butuh juga peran elemen masyarakat lainnya. Masalah yang ada di desa ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Percuma apabila pemerintah desa telah mengupayakan banyak solusi, tetapi tidak ada support dari masyarakatnya dan elemen pemerintahan yang lebih tinggi,” ujarnya. (NKA/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-cegah-ancaman-randusanga-wetan-dengan-optimisasi-kawasan-pesisir/38f31144e54536f3179139099c7c1d14

Mahasiswa ESL IPB University Ajari Ibu-ibu Ubah Sampah Anorganik Menjadi Produk Unik

Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PKK Ormawa) Himpunan Profesi Resources Environmental Economics Student Association (REESA) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) dan tim Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) menggelar pelatihan kelola sampah anorganik di Kampung Kebon Kopi, Desa Cibanteng Ciampea, Bogor.

Pelatihan ini digelar beberapa kali. Pertama adalah pelatihan pembuatan gantungan kunci, kemudian pelatihan membuat bantal leher ecobrick dan terakhir pelatihan membuat karikatur yang dihadiri oleh 14 orang ibu-ibu PKK Desa Cibanteng.

“Sampah anorganik sudah menjadi bagian dari isu penting dalam permasalahan lingkungan yang belum mendapat solusi konkret dalam mengatasinya. Sampah anorganik salah satunya plastik jika dibiarkan menumpuk akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan,” ujar Ketua Tim PPK REESA, Aditya Handoyo Putra.

Menurutnya, pelatihan ini menghasilkan produk yang sangat unik. Yaitu gantungan kunci, bantal leher ecobrick, dan karikatur. Tentunya selain memiliki manfaat yang besar dalam pengelolaan sampah anorganik, kegiatan ini juga dapat memperkaya wawasan peserta pelatihan.

“Pelatihan dilakukan dengan beberapa step dan dalam waktu tertentu, hal tersebut guna memudahkan para peserta atau warga desa agar lebih fokus mempraktikkannya. Pembuatan produk mulai dari yang termudah hingga sulit namun dengan hasil yang tidak kalah unik,” imbuhnya.

Pelatihan diawali dengan sosialisasi mengenai program kelola sampah anorganik, kemudian praktik pelatihan pembuatan produk.

Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dari warga setempat. “Bagus ya ada kegiatan seperti ini, dari sampah plastik menjadi bantal leher,” ungkap ujar Atma Rohayani, Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kampung Kebon Kopi.

Menurutnya, ibu-ibu yang lain juga terlihat senang, sampah plastik yang mereka bawa dari rumah bisa menjadi bantal leher ecobrick dan dapat dibawa pulang untuk dipakai di rumah.

“Ini merupakan peluang yang bagus, apalagi kalau ada pasar bisa menjadi peluang usaha. Pelatihan ini dapat menjadi peluang yang bagus bagi ibu-ibu PKK khususnya untuk ibu-ibu yang tertarik dengan dunia bisnis,” pungkasnya. (Ang/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-esl-ipb-university-ajari-ibu-ibu-ubah-sampah-anorganik-menjadi-produk-unik/a59091a1f5898f46ee29820c86a942c4

× Butuh bantuan?
Skip to content