0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Manfaatkan Sampah dapur, Mahasiswa KKN-T IPB University Buat POC di Desa Patengan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University ajak masyarakat di Kampung Rahayu, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat membuat Pupuk Organik Cair (POC).  Proses pembuatan POC sejak sosialisasi awal hingga panen dilaksanakan pada 4-23/7.

Achmad Alfarizy salah satu peserta KKN-T mengatakan, kegiatan sosialisasi mengatakan bahwa acara ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengoptimalkan sampah dapur rumah tangga dan mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan beralih menggunakan pupuk organik. “Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai perbedaan dalam menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik serta dampak penggunaan pupuk baik pada tanaman maupun lingkungan dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari setiap pupuk (pupuk kimia dan pupuk organik), “ ujar Achmad.

Kegiatan selanjutnya yaitu pengumpulan sampah dapur dan pembuatan POC.  Pembuatan POC memerlukan waktu dua minggu agar proses pembusukan menjadi sempurna. Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN-T IPB University membagikan hasil POC kepada masyarakat di Kampung Rahayu.

“Perlu diketahui bahwa pupuk organik sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karena akan memberikan pertumbuhan yang lebih produktif dan berkualitas. Pembuatan pupuk organik tentunya mudah. Hanya dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga. Kegiatan sosialisasi dan pembuatan pupuk organik cair dapat dilakukan oleh siapa saja, baik mahasiswa maupun masyarakat umum, “ ungkap Achmad.

Tim KKN-T berharap masyarakat akan beralih dari penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik. “Kami berharap pembuatan pupuk organik ini dapat mengurangi permasalahan sampah organik rumah tangga dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan pertanian organik yang maju, “ jelasnya. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/manfaatkan-sampah-dapur-mahasiswa-kkn-t-ipb-university-buat-poc-di-desa-patengan/7f5812e758d48533e97094ba1443ef7c

Mahasiswa KKN-T IPB University Lakukan Pendampingan Pengembangan UMKM Ranggining Milik Warga Desa Cibodas

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Desa Cibodas, Cianjur, Jawa Barat melakukan pendampingan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ranggining milik salah satu warga desa, Bu Mamah. Pendampingan dilakukan secara langsung ke rumah tempat produksi.

Bulan Hilaliyah, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, program ini bertujuan agar dapat meningkatkan pendapatan warga Desa Cibodas. Selain itu, pendampingan yang telah dilakukan, diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan stunting.

“Harapannya program pendampingan UMKM ini bisa menjadi contoh, agar banyak lagi program pendampingan UMKM di Desa Cibodas. Semoga ini bisa mendukung penguatan ekonomi agar masyarakat dapat lebih sejahtera,” harapnya.

Mahasiswa KKN-T IPB University berfokus pada pengembangan aspek pengemasan dan pemasaran. Melalui pelatihan dalam menimbang, mengemas dan menggunakan e-commerce sebagai upaya untuk mencapai pasar digital.

“Sebelumnya, ranggining buatan Bu Mamah tidak memiliki satuan timbangan yang terukur serta belum memiliki identitas. Setelah berdiskusi dengan Bu Mamah, akhirnya ditetapkan satuan penjualan dan logo produk,” ungkap Bulan.

Saat diadakan pendampingan, Bu Mamah dan anaknya, Tania, tak segan dan sangat tertarik berdialog membahas beberapa hal yang dapat menunjang pengembangan UMKM miliknya.

“Terima kasih banyak kepada mahasiswa yang telah banyak membantu Ibu dalam produksi ranggining. Dengan kemasan yang baru, semoga semakin banyak yang terjual. Dan mudah-mudahan kalian sukses selalu,” ujar Bu Mamah.

Harapan yang sama juga dituturkan oleh Tania. Ia mengatakan, pelatihan pemasaran menggunakan e-commerce oleh mahasiswa KKN-T IPB University memberikan manfaat bagi usaha orang tuanya. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-lakukan-pendampingan-pengembangan-umkm-ranggining-milik-warga-desa-cibodas/a7fb40ab4581ddee15307b90de824c98

Riset Dosen IPB University: Bayam Liar Bisa Menjadi Agen Fitomining di Lahan Bekas Pertambangan Emas

Bayam liar merupakan salah satu tumbuhan akumulator ion logam, termasuk logam emas. Bahkan, beberapa spesiesnya termasuk sebagai hiperakumulator. Bayam liar memiliki kemampuan mengabsorpsi atau menyerap beberapa logam dalam jumlah yang tinggi. Bila tempat tumbuhnya kebetulan mengandung emas, kemungkinan bayam liar juga akan menyerap logam emas tersebut.

Namun, Prof Hamim, Dosen IPB University dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa tidak hanya emas yang diserap, bayam juga bisa menyerap jenis logam terlarut lainnya. Spesies ini sudah banyak diteliti terkait kemampuannya sebagai akumulator logam.

“Mekanismenya adalah tumbuhan bayam liar ini akan menyerap logam dalam bentuk ion terlarut di tanah. Meski demikian untuk penyerapan emas biasanya tergolong rendah diakibatkan kelarutannya di alam untuk emas (Au) relatif rendah,” katanya dalam sebuah sesi wawancara, belum lama ini.

Menurutnya, untuk memudahkan kelarutan emas dalam bentuk ion biasanya ditambahkan pelarut seperti aqua regia, tiosulfat atau tiosianat. Nantinya bentuk terlarutnya akan mudah diserap oleh tumbuhan. Kalau tidak, akan sulit diserap oleh bayam, sehingga akumulasi di dalam jaringannya menjadi sedikit.

Ia mengatakan bahwa penelitian terkait kemampuan bayam liar ini diuji di lahan bekas pertambangan emas atau disebut tailing. Tailing adalah hancuran bebatuan yang halus seperti pasir atau debu yang telah diekstrak mineralnya untuk ditambang seperti emas dan perak. Sebenarnya tailing limbah pertambangan emas ini masih mengandung emas walau kandungannya sangat rendah, sehingga kalau dilakukan penambangan kembali membutuhkan biaya mahal. Bayam liar ini berguna sebagai fitomining untuk mengakumulasi emas di lahan tersebut dan dapat diekstraksi setelahnya. Bila dibanding dengan metode lain, tentu metode ini jauh lebih murah walau memerlukan penanganan yang spesifik.

“Pengumpulan emas dengan cara diambil secara fisik mungkin sulit dan biayanya mahal bahkan menjadi tidak efisien. Tumbuhan fitomining seperti bayam liar ini punya fungsi ganda, sebagai penyerap semua unsur yang beracun di tanah dan menyerap logam yang di dalamnya mungkin mengandung logam mulia seperti emas,” tambahnya.

Menurutnya, penelitian terkait bayam liar sebagai fitomining memerlukan proses yang panjang. Harapannya dapat dicari spesies bayam maupun tumbuhan lain yang lebih efektif dan bersifat selektif terhadap penyerapan logam.

Ia menjelaskan, tumbuhan hiperakumulator seperti bayam liar ini juga berfungsi untuk mengembalikan kualitas tanah di bekas area pertambangan. Lahan bekas pertambangan biasanya tidak mudah kembali ditanami karena kualitas tanahnya sudah menurun drastis. Bayam liar dapat menyerap kandungan senyawa logam berat yang tinggi maupun logam esensial berlebih. Namun, upaya ini harus dilakukan secara terstruktur, terencana dan perlu waktu yang tidak singkat. Setelah bayam dipanen, logam-logam yang terserap bisa diekstrak dan dipisahkan.

Contoh area pertambangan lain, imbuhnya, yang cocok untuk menggali potensi tumbuhan hiperakumulator seperti bayam liar ini adalah di wilayah tanah ultramafic di Sulawesi atau Maluku. Ia yakin dengan pengembangan penelitian lebih lanjut, dapat digali jenis bayam liar maupun tumbuhan lain yang mampu memiliki kemampuan serapan lebih tinggi. Karena tumbuhan yang hidup di area tersebut telah beradaptasi puluhan bahkan ratusan tahun pada lahan dengan kadar logam yang tinggi sehingga akan banyak jenis tumbuhan yang lebih tahan terhadap cekaman logam berat dan berpotensi digunakan sebagai agen fitomining.

“Harapan saya juga penelitian ini mendapat dukungan dari aspek pendanaan dengan berbagai skema yang ditawarkan pemerintah karena perlu waktu yang relatif panjang. Saya juga berharap swasta dan industri yang terkait dengan bidang pertambangan yang memiliki perhatian yang sama terhadap lingkungan sehingga ikut mendukung penelitian ini. Baik dari industri hingga masyarakat juga dapat memanfaatkan tumbuhan ini dengan optimal,” terangnya. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/riset-dosen-ipb-university-bayam-liar-bisa-menjadi-agen-fitomining-di-lahan-bekas-pertambangan-emas/74ab39584b6e21a3efe616b7ee7675b4

Dosen Pulang Kampung IPB University Gandeng Mahasiswa Ajarkan Pembibitan Mangrove dengan Eco-polybag dan Hormon Auksin

Mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat – Dosen Pulang Kampung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Sumenep-Madura, Jawa Timur, mengajarkan cara melakukan pembibitan mangrove menggunakan eco-polybag dan hormon auksin pada siswa baru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Saronggi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Juli 2022 ini merupakan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru 2022/2023.   Peleburan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian di masyarakat ini dibimbing oleh Dr Fery Kurniawan, Dr Luky Adrianto dan Dr Yonvitner.

Kegiatan pembelajaran dipandu langsung oleh mahasiswa IPB University yang terlibat dalam program ini. Tim mengawali penjelasan dari fungsi auksin untuk percepatan pertumbuhan akar propagul dan biji mangrove. Tim juga menunjukkan hasil penerapan hormon tersebut secara langsung. Penggunaan diharapkan dapat meningkatkan kelangsungan hidup bibit mangrove dan memperbesar peluang pemenuhan kebutuhan bibit mangrove untuk kegiatan rehabilitasi.

Setelah itu, tim juga menjelaskan fungsi dan manfaat eco-polybag sebagai pengganti polybag plastik (konvensional). Polybag yang dibuat dari anyaman daun lontar ini diharapkan dapat mengurangi limbah plastik saat proses pembibitan dan penanaman di alam. Penggunaan eco-polybag juga dapat meningkatkan tingkat hidup bibit mangrove karena dapat langsung ditanam tanpa mengbongkar media tanamnya.

Selain menjelaskan fungsi dan manfaat dari penggunaan hormon auksin dan eco-polybag, tim mahasiwa dan pokmaswas “Reng Paseser” mengajak siswa dan guru untuk mempraktikkan langsung proses-proses yang dibutuhkan hingga proses penanaman. Praktek secara langsung ini diikuti 117 siswa dan 20 guru dari SMPN 2 Saronggi, Sumenep.

“Dalam praktek pembibitan mangrove, siswa diajarkan menanam dengan inovasi pembibitan menggunakan hormon auksin dan ecopolybag yang disampaikan oleh Mahasiswa FPIK IPB University,” kata Fadel Abu Aufa selaku sekretaris dan ahli mangrove Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) “Reng Passer”.

Praktek pembibitan mangrove bertempat di Wisata Pantai eKasoghi, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura. Lokasi praktek yang diinisiasi Pokmaswas “Reng Paseser”, nantinya diharapkan menjadi pusat pembelajaran mangrove di Kabupaten Sumenep.

Dr Fery Kurniawan mengatakan, “Membibitkan mangrove susah-susah gampang, karena butuh diperhatikan dan dirawat, oleh karena itu siswa diberikan pengetahuan dan praktik agar menumbuhkan kecintaan terhadap mangrove.” (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/dosen-pulang-kampusng-ipb-university-gandeng-mahasiswa-ajarkan-pembibitan-mangrove-dengan-eco-polybag-dan-hormon-auksin/91ac4336141554889112e39d8d3d2f61

Kerjasama MBKM dan Inovasi Teknologi Kayu Antara Fahutan IPB University dengan ILWA

Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) merupakan mitra strategis dan menjadi bagian penting dalam kerjasama untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang tangguh, lincah, dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.  Dalam bidang Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Indonesian Light Wood Association (ILWA) dalam bidang pendidikan dan pengembangan inovasi teknologi hasil hutan, belum lama ini di Surakarta, Jawa tengah.

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho menekankan pentingnya kerjasama tersebut untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan sebagai media implementasi dari program Enriched and Empowered Society yang diusung IPB University.

Pelaksanaan kegiatan Kerjasama ini sebutnya, akan berlangsung selama kurun waktu lima tahun ke depan dikaitkan juga dengan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) IPB University, antara lain pengajar dari praktisi, praktik dan magang mahasiswa di industri, pendampingan dan tenaga ahli  dosen di industri, inovasi produk, dan pengembangan sistem informasi. “Pelaksanaannya akan dikoordinir oleh Ketua Departemen Hasil Hutan, “ ungkapnya.

Di lain pihak, Ir Setyo Wisnu Broto, MM selaku Ketua Umum ILWA menyambut baik kerjasama ini karena inovasi teknologi yang dimiliki perguruan tinggi seperti IPB University akan sangat menunjang pengembangan bisnis industri pengolahan kayu.

ILWA beranggotakan sekitar 230 industri perkayuan di seluruh Indonesia, dan melalui kerjasama ini diharapkan terbangun link and match dalam menyikapi kemajuan ilmu dan teknologi antara IPB University sebagai agen inovasi dan pencetak sumberdaya manusia unggul dengan dunia usaha khususnya industri perkayuan Indonesia. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/kerjasama-mbkm-dan-inovasi-teknologi-kayu-antara-fahutan-ipb-university-dengan-ilwa/4be1b8f9cf7db49ec02e4fc34f330aa5

Tim SPIRIT Project IPB University Kunjungi Lovely Professional University India

Tim SPIRIT Project dari IPB University berkunjung ke Lovely Professional University (LPU), Punjab, India, 12-16/7. Kunjungan dilakukan sebagai bagian dari Proyek SPIRIT (Sport and Physical Education as a Vehicle for Inclusion and Recognition) yang disponsori oleh Erasmus+.

Proyek ini bertujuan membudayakan kebiasaan Olahraga di kalangan masyarakat melalui pengembangan kapasitas perguruan tinggi di negara-negara Asia termasuk Indonesia, India dan Srilanka dengan total sembilan negara Asia yang terlibat. Sedangkan Negara-negara Eropa yang terlibat sebagai pendamping adalah dari Universitat Politecnica de Valencia-Spanyol, University of Nicosia-Cyprus dan Universidade de Lisboa-Portugal. Selain IPB University, perguruan tinggi dari Indonesia yang terlibat adalah Universitas Sumatra Utara (USU) Medan dan Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh.

Rombongan dari IPB University yang berkunjung ke LPU terdiri atas empat orang yakni dr Mira Dewi, dr Naufal Muharam Nurdin, Muhammad Aries MSi, dan Dr Fifi Gus Dwiyanti. Spirit Project IPB sendiri dikoordinatori oleh Prof Sri Anna Marliyati.

Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Prof Sri Anna Marliyati  mengatakan, “Sesuai dengan tujuan Proyek SPIRIT, rencananya IPB University akan mengembangkan tiga mata kuliah terkait Gizi Olahraga di tingkat sarjana dan magister. Serta mata kuliah tentang gizi, aktivitas fisik dan gaya hidup sehat yang dapat diambil oleh masyarakat umum. Selain itu, telah dikembangkan pula klub olahraga yang dikelola oleh Fakultas Ekologi Manusia bernama  FEMA Sport Club.”

Dikatakannya, selama enam hari kunjungan, peserta dari Asia mendapat pelatihan dan pendampingan dalam menyusun silabus dan mengembangkan metode pembelajaran. Tidak hanya terkait kegiatan SPIRIT, para peserta kegiatan ini juga berkesempatan untuk mengembangkan kerjasama antar perguruan tinggi dalam berbagai kegiatan Tri Dharma. “IPB University sendiri rencananya akan bekerjasama dengan LPU dalam bidang pendidikan seperti pertukaran pelajar, kunjungan professor, dan berbagai kegiatan lainnya, “ sebutnya.

Kegiatan di LPU Punjab, lanjutnya, India ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan SPIRIT Project yang dilakukan di negara-negara yang berpartisipasi dalam project tersebut. “Sebelumnya, kegiatan ini telah dilaksanakan di Universitat Politecnica de Valencia-Spanyol, dan di USU Medan pada bulan Mei dan Juni 2022 lalu. Kegiatan berikutnya direncanakan akan dilakukan pada bulan September di Universitas of Nicosia, Cyprus, “ jelasnya.

Melalui kegiatan ini, sebutnya, IPB University semakin memperkuat perannya dalam usaha meningkatkan kesehatan masyarakat serta membangun jejaring dengan mitra internasional dalam berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.(MW)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/tim-spirit-project-ipb-university-kunjungi-lovely-professional-university-india/098db03f4c5ba3429520bc78aaf9ba9f

× Butuh bantuan?
Skip to content