Undang Dr Evelina Bendoraitiene, 19th ESL Green Talk Ajarkan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Manfaatnya
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB University bersama Himpunan Profesi Mahasiswa ESL, Resources and Environmental Economics Student Association (REESA) mengadakan ESL Green Talk yang ke 19, beberapa waktu lalu. Mengangkat tema Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Manfaatnya pada Kasus di Eropa, kegiatan ini menghadirkan Dr Evelina Bendoraitiene, dosen di Ekonomi dan Manajemen Vytautas Magnus University, Lithuania.
Prof Nunung Nuryartono, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University mengatakan, tanggung jawab sosial perusahaan sebenarnya bukan hanya sekedar charity. Kegiatan ini dapat menjelaskan pentingnya kerangka kerja Corporate Social Responsibility (CSR) di Eropa sehingga dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
Dr Meti Ekayani, Sekretaris Departemen ESL IPB University menyatakan, program-program dalam CSR dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), karena berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam suatu perusahaan.
ESL Green Talk yang ke 19 ini diinisiasi oleh Dr Faroby Falatehan, salah satu dosen ESL IPB University. Selaku moderator, Faroby menyampaikan isu yang menarik saat ini bahwa CSR merupakan bagian program perusahaan yang dapat mempengaruhi pemerintahan, terlebih setelah terjadinya masa pandemi di Indonesia. Sehingga perlu adanya perlakuan untuk memulihkan CSR tersebut menurut perspektif yang ada di Eropa.
Dr Evelina Bendoraitiene, narasumber yang hadir pada kegiatan ini menjelaskan, sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, CSR harus memiliki proses untuk mengintegrasikan masalah sosial, lingkungan, etika, hak asasi manusia dan konsumen ke dalam bisnis perusahaan.
“Hal itu bertujuan memaksimalkan penciptaan nilai bersama bagi pemilik/pemegang saham mereka dan untuk orang lain serta mengidentifikasi, mencegah dan mengurangi kemungkinan dampak buruknya. Adapun karakteristik inti dari CSR yaitu sukarela, mengelola eksternalitas, orientasi berbagai pemangku kepentingan, keselarasan sosial ekonomi, praktik dan nilai serta di luar filantropi,” terang Dr Evalia.
Ia juga menjelaskan perspektif CSR masa depan di Eropa dari tahun ke tahun. “Pada tahun 2008 para pemimpin Uni Eropa sepakat bahwa pada tahun 2020 Uni Eropa akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 20 persen dari tingkat tahun 1990,” ujarnya.
Sementara, pada 2014 para pemimpin mendukung tujuan pengurangan gas rumah kaca emisi setidaknya 40 persen pada tahun 2030. Desember 2020, para pemimpin Uni Eropa mendukung target Uni Eropa yang mengikat dari pengurangan domestik bersih minimal 55% persen dalam emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.
Dari perspektif tersebut, kata Dr Evalia, diperlukan adanya penggerak CSR seperti mengurangi biaya dan risiko, memperkuat legitimasi dan reputasi, membangun keunggulan kompetitif, menciptakan situasi win-win melalui penciptaan nilai sinergis. Selain itu, diperlukan manajemen risiko, meningkatkan kinerja keuangan, peningkatan nilai perusahaan dan menurunkan perputaran karyawan, tambah Evelina. (Ang/Rz)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/undang-dr-evelina-bendoraitiene-19th-esl-green-talk-ajarkan-konsep-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-dan-manfaatnya/c65876ed488aea1821811f38d333395e