0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Terobosan Terapi Infark Jantung dengan Sel Punca Menjadi Harapan Pengobatan Alternatif Penderita Serangan Jantung

Terobosan Terapi Infark Jantung dengan Sel Punca Menjadi Harapan Pengobatan Alternatif Penderita Serangan Jantung

Artikel / Press release

Penyakit jantung koroner masih menjadi salah satu pembunuh nomor satu di Indonesia. Penyakit ini dapat menyebabkan serangan jantung mendadak atau infark jantung akibat kematian sel otot jantung.
Berbagai metode pengobatan yang kerap dijadikan andalan saat ini adalah operasi bypass pembuluh darah dan pemasangan stent melalui kateterisasi. Biaya perawatan ini terbilang sangat mahal. Terutama bagi masyarakat menengah ke bawah yang agak sulit menjangkaunya.

Kini, terobosan baru dengan memanfaatkan rekayasa jaringan menjadi solusi bagi para penderita jantung koroner dan infark jantung. Sel-sel otot jantung yang lemah atau mati dapat dipulihkan melalui ‘patch’ sel punca.
Inovasi ini merupakan hasil penelitian antara tim peneliti dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM, Prof Drh Arief Boediono PhD, PAVet(K), Dr Drh Gunanti MS, Drh Dwi Utari Rahmiati, MSi dengan tim Institute of Medical Education and Research in Indonesia (IMERI) Universitas Indonesia (UI) Dr dr Normalina Sandora, MCE dan dr M Arza Putra, Sp.BTKV(K). Penelitian ini menggabungkan disiplin ilmu spesialis bedah toraks dan regenerative medicine dengan Bedah Radiologi Hewan dan Embriologi.

“Ide yang pertama adalah mencari hewan model terlebih dulu. Kemudian hewan model ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Langkah berikutnya yaitu mencari alternatif pengobatannya yakni terapi infark jantung dengan sel punca ini,” ujar Prof Deni.  Menurutnya, terapi infark jantung dengan sel punca ini dimulai dengan inovasi hewan model infark jantung. Hewan model yang dipilih merupakan hewan dengan anatomi dan fisiologi yang hampir mirip dengan manusia, yakni babi.

“Penciptaan hewan model ini terbilang cukup sulit dan menantang. Babi perlu diikat pembuluh darah cabang proksimal arteri sirkumflexa yang berada di permukaan otot jantungnya. Pembuluh darah babi diikat agar dapat menciptakan kerusakan sel otot jantung yang mirip dengan pasien infark jantung,” jelasnya.

Penggunaan hewan ini, lanjutnya, tetap memperhatikan kaidah 3R yakni replace, reduce dan refinement. Inovasi hewan model infark jantung ini bahkan akan dipatenkan.
Ia menambahkan, pembuatan ‘patch’ sel punca bagi terapi infark jantung tersusun atas sel punca dari plasenta anak babi. Sel epitel amnion yang telah dipanen digabungkan dengan kardiomiosit kemudian ditempelkan pada luka. Formulasi ini dibuat seperti “patch” stiker. Lembaran tipis jaringan ini mengandung banyak sel punca agar sel otot jantung yang rusak atau mati dapat beregenerasi.

“Dibandingkan dengan teknik pengobatan infark jantung yang lain, kita ingin memberikan alternatif pengobatan yang bersifat regeneratif dengan sel punca dari plasenta. Sehingga sel otot jantung yang telah rusak akan pulih kembali,” tambahnya.
Prof Deni menyampaikan bahawa terapi ini terbukti sukses melalui hasil penelitian dengan parameter yang terukur. Hasilnya terlihat sekitar delapan hingga sepuluh minggu setelah terapi sel punca dilakukan, sel otot jantung hewan model yang rusak atau mati, dapat pulih dan normal kembali.

Tim peneliti berharap tahap uji para klinis ini dapat dilanjutkan dengan penelitian lanjutan agar dapat segera diterapkan pada manusia.  “Tentu saja harapan peneliti, secara bertahap, terapi ini dapat diterapkan pada manusia sebagai alternatif teknik pengobatan infark jantung yang sudah ada,” katanya. (MW/Zul)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/03/terobosan-terapi-infark-jantung-dengan-sel-punca-menjadi-harapan-pengobatan-alternatif-penderita-serangan-jantung/03009347494a6ffd5f5496b1aa235329

× Butuh bantuan?
Skip to content