Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang prospek akuakultur di Indonesia, Sekolah Vokasi IPB mengadakan kuliah umum tentang Best Practices Aquaculture di Indonesia, 22/7. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan Sekolah Vokasi IPB University serta mengundang narasumber dari PT Suri Tani Pemuka (STP). Pihak STP terdiri dari Erwin Esra ES, Head of People Development STP dan lima Head of Unit Aquafeed, yaitu Aminto Nugroho dari unit Purwakarta, Aidi Idris dari unit Banyuwangi, Arianto dari unit Gresik, Henki Santoso dari unit Lampung, serta Khamizul Qubis Harahap Head of Unit Aquafeed Medan.
Prof Arief Darjanto, Dekan Sekolah Vokasi IPB University mengatakan bahwa acara ini sangat penting bagi mahasiswa. Hal ini karena industri akuakultur akan menjadi industri masa depan yang menjanjikan di Indonesia.
“Saya sangat senang karena kegiatan ini diadakan secara offline dan cocok sekali untuk adik-adik mahasiswa yang tahun ini akan lulus dari Sekolah Vokasi IPB University. Dimana kita bisa mengetahui peluang bisnis dan karir di industri akuakultur,” ungkapnya.
Seiring dengan itu, Dr Wawan Oktariza, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Keuangan dan Pengembangan Sekolah Vokasi IPB University, menyampaikan bahwa industri akuakultur sangat sesuai di Indonesia karena didukung oleh pantai yang sangat panjang. Tidak hanya itu, industri akuakultur juga sesuai untuk usaha tambak budidaya berbagai jenis ikan dan udang.
Dr Dahri Tanjung selaku moderator menjelaskan, pada temu industri ini peserta diberikan beragam materi di antaranya: prospek industri akuakultur di masa depan; karir di industri akuakultur dan bisnis udang dan ikan sebagai bisnis primadona di Indonesia. “Dalam acara ini kita bahas mengenai prospek industri akuakultur di Indonesia, yang akan dijelaskan langsung oleh tim dari PT. STP (Suri Tani Pemuka ) anak perusahaan Japfa Comfeed Indonesia, Tbk,” paparnya.
Dalam kesempatan ini, Erwin Esra Edison Siahaan, Head of People Development STP menjelaskan mengenai profil perusahaannya. Ia menerangkan, PT STP adalah perusahaan akuakultur yang fokus pada budidaya perikanan, pembenihan, pembesaran dan pengolahan makanan laut,” ungkapnya.
Dengan demikian, lanjutnya, model bisnis PT STP mulai dari upstream, midstream sampai ke downstream. Ia menjelaskan, produksi pakan merupakan bisnis utama PT STP di bidang akuakultur. Saat ini, katanya, PT STP mengoperasikan lima pabrik pakan ikan dan udang di Indonesia dan menghasilkan berbagai jenis produk pakan untuk ternak ikan dan udang komersial.
Sementara, Arianto, Head of Unit Aquafeed Gresik mengatakan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang memiliki potensi industri akuakultur yang besar. “Peluang untuk industri akuakultur di Indonesia masih sangat besar, hal ini terlihat dari nilai ekspor setiap tahunnya yang mengalami peningkatan,” katanya.
Ia juga menyebut, Indonesia masih mengandalkan perikanan tangkap sehingga peluang untuk meningkatkan sektor perikanan budidaya masih sangat besar.
Selanjutnya Aidi Idris dan Henki Santoso menyatakan bahwa PT STP telah mengembangkan usaha perikanan dan udang sejak 1987 di Indonesia. Saat ini, di industri akuakultur sangat terbuka peluang usaha baik sebagai pelaku usaha maupun bekerja di perusahaan.
Salah satu bisnis yang dikembangkan STP adalah budidaya ikan nila yang banyak diproduksi di Danau Toba. Khamizul Qubis menerangkan bahwa bisnis ini selain memberi lapangan kerja bagi ratusan pekerja di Sumatera Utara, juga menjadi primadona ekspor ikan Indonesia. “Nila yang diekspor Indonesia merupakan nila premium yang dikenal dengan Toba Tilapia,” terangnya.
Adapun Aminto, narasumber terakhir menyampaikan bahwa di PT STP sendiri terbuka terhadap peluang bisnis dan karir. “Alumni perguruan tinggi yang milenial yang suka tantangan, memiliki jiwa travelling, saat ini terbuka lapangan kerja bersama PT. STP, antara lain sebagai staff, production supervisor, maupun marketing dan sales,” katanya. (*)
Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/sekolah-vokasi-ipb-university-fasilitasi-mahasiswanya-temu-industri/c4bc017430a5de3d759eddbe298eb1f5