Rektor IPB University Bahas Pentingnya Transformasi Peran Perguruan Tinggi di Indonesia
Selama tiga tahun terakhir, terjadi banyak transformasi khususnya dalam hal digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan. Perubahan ini adalah respon masyarakat dunia terhadap pandemi COVID-19. Akhirnya terbukti bahwa masyarakat yang adaptif adalah poin penting untuk menghadapi krisis.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengungkapkan bahwa sifat adaptif dan responsif pada perubahan adalah syarat utama keberhasilan masyarakat di masa depan. Setidaknya ada tiga perubahan yang saat ini terjadi. Pertama masalah perubahan iklim memunculkan konsep ekonomi hijau. Lalu, revolusi industri 4.0 memunculkan ekonomi digital.
“Terakhir adalah Pandemi COVID-19 memunculkan new normal economy yang berpondasi pada solidaritas sosial ekonomi. Terbukti bahwa ekonomi moral bisa. Menariknya pada setiap krisis, sektor pertanian dan agromaritim selalu bisa bertahan. Sehingga sektor ini bisa kita fokuskan untuk pembangunan berkelanjutan,” ungkap Prof Arif dalam kegiatan Kuliah Umum di Universitas Hasanudin, Makasar (18/02).
Ia mengungkap pentingnya transformasi perguruan tinggi agar menyesuaikan dengan era yang baru. Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama adalah pentingya menciptakan inovasi sebagai lokomotif pembangunan. Inovasi ini harus berfokus pada penyelesaian masalah future practice berbasis pada teknologi 4.0.
Menurutnya, orientasi inovasi harus memberikan solusi pada masalah. Selanjutnya sifatnya harus inklusif untuk seluruh kelas sosial dan ekonomi di masyarakat. Lalu inovasi ini harus didukung oleh Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas. Khususnya adalah kualitas karakter untuk kemajuan bangsa. Poin kedua adalah pentingnya membangun growth mindset pada tiap generasi. Pola pikir ini untuk membentuk para pembelajar kreatif yang mampu mencetak inovasi-inovasi baru.
“Kita sedang mengalami bonus demografi. Ini peluang yang luar biasa di satu abad Kemerdekaan Indonesia. Kita perlu mengupgrade potensi ini, khususnya dalam pembangunan karakter. Kita percaya salah satu indikator penting kemajuan bangsa adalah karakter,” tambah Prof Arif.
Ia menjelaskan bahwa IPB University saat ini sudah menyatukan kegiatan akademik dan non akademik. Pembangunan karakter SDM dilakukan sejak mahasiswa baru masuk kampus dengan beberapa kegiatan. Mereka diwajibkan mengikuti kegiatan pemetaan talenta untuk kanalisasi minat dan bakat mahasiswa untuk menyesuaikan pembelajaran.
“Selanjutnya adalah pelatihan Seven Habith Highly Efective untuk menumbuhkan growth mindset mahasiswa. Selain itu ada beberapa kegiatan pengembangan kapasitas dan karakter lain yang fokusnya bukan hanya pada mahasiswa tapi juga dosen,” jelasnya.
Ia menambahkan, secara umum, skenario perguruan tinggi di Indonesia adalah fokus pada riset, kewirausahaan dan kompetensi unggul. Ketiga hal ini bisa disatukan, misalnya agar bisa terbentuk kampus technopreneur, kita perlu mengabungkan antara riset dan kewirausahaan. Lalu penting juga untuk menyelesaikan masalah sosial, sehingga muncul kampus sociotechnopreneur.
“Sementara ini penerapan sociotechnopreneur di IPB University sudah banyak dilakukan. Misalnya mendistribusikan bibit unggul di desa lingkar kampus. Kita dampingi teknologi lalu kita beli hasilnya. IPB University melakukan packing dan memasarkannya ke 47 supermarket. Bahkan pada program One Village One CEO berhasil mengekspor produk desa ke tiga belas negara,” ungkap Prof Arif.
Menurutnya, kampus harus bisa menyesuaikan diri dengan membentuk kurikulum yang sesuai dengan perkembangan era. Hal ini penting untuk mempersiapkan generasi muda dalam melanjutkan pembangunan bangsa. Pada tahun 2045 Indonesia akan sampai pada satu abad kemerdekaan. Peran generasi muda sangat penting untuk mempersiapkan momentum ini. (NA/Zul)
Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/02/rektor-ipb-university-bahas-pentingnya-transformasi-peran-perguruan-tinggi-di-indonesia/0b98b1a6c5be4c2efb5e4321bb4832a6