Pusat Studi Bencana LPPM IPB University Berbagi Wawasan Terkait Mitigasi Pangan Menghadapi Bencana Hidrologis Bagi Kepulauan Maluku
Bencana hidrologis yang kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia berkaitan erat dengan ketersediaan stok pangan. Mitigasi pangan perlu dilakukan dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan dan menjaga kesejahteraan petani. Terutama di wilayah kepulaun kecil yang memiliki keunikan tersendiri dalam penanganan kebencanaannya.
Menindaklanjuti hal ini, Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI menggelar webinar “Mitigasi Pangan Menghadapi Bencana Hidrologis di Kepulauan Maluku” (12/04). Utamanya untuk mempertahankan ketersediaan stok pangan dan menjaga perlindungan petani di Kepulauan Maluku.
Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi mengatakan pihaknya senantiasa aktif menyelenggarakan webinar untuk menuangkan pemikiran dan solusi terkait persoalan pertanian dan pembangunan negara. Berdasarkan statistik, bencana hidrologis memiliki frekuensi tertinggi di Indonesia. Sehingga para pemangku kebijakan harus memperhatikan kondisi Maluku yang memiliki kekhasan tersendiri. Yakni dalam menjaga ketangguhan sebagai ciri khas pulau kecil terutama terkait ketahanan pangan.
Ia menyebutkan bagi IPB University, tahun ini merupakan tahun pengabdian masyarakat. Sehingga berbagai pusat studi di bawah LPPM dan unit-unit di bawahnya gencar menggiatkan program-program pengabdian masyarakat.
“Tahun ini seluruh civitas, baik dosen dan mahasiswa bergerak bersama membantu memberikan dampak kepada masyarakat. Mereka bisa menyuarakan bahwa teknologi dan inovasi IPB University dapat memberikan solusi-solusi terhadap pembangunan. Salah satunya dengan mengajak bekerja sama pemerintah daerah dan Kementerian Pertanian dalam penanganan kebencanaan dan proses mempertahankan ketahanan pangan secara nasional,” pungkasnya.
Dr Doni Yusri, Ketua Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM IPB University menjelaskan bahwa kajian dan studi kasus mitigasi bencana tidak hanya dalam pemetaan bencana karena turut menyangkut nyawa. Kejadian bencana hidrometeorologis tidak hanya terjadi di tepi sungai, namun wilayah tepi lembah hingga kota juga sulit menghindari bencana ini.
Menurutnya, perkara ini dapat disebabkan oleh faktor alam maupun non alam akibat kelalaian manusia. Berkaca pada kasus yang terjadi belakangan ini, bencana hidrologis seperti banjir, banyak terjadi di daerah yang tidak berdekatan dengan aliran sungai. Bahkan bencana ini seolah diperlakukan seperti agenda tahunan. Masyarakat menganggapnya sebagai rutinitas sehingga memerlukan penanganan tersendiri. Sehingga tipe penanganannya tidak bisa dipukul rata di tiap wilayah.
“Selama ini mitigasi bencana masih disusun berdasarkan fenomena alam. Bencana yang terjadi akibat kelalaian manusia kurang diperhatikan sehingga pemerintah maupun lembaga belum bisa memprediksi bencana seperti tanah longsor, abrasi dan banjir,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pemerintah harus bisa membaca dampak riil yang berkaitan dengan ketersediaan pangan dan usaha pertanian. Daerah yang jauh dari aliran sungai masih bisa terdampak besar. Petani berada di posisi yang paling merugi bila penanganannya tidak tepat. Pemetaan secara sederhana pada tahap mitigasi sudah banyak dilakukan, namun terkait pemulihannya masih terseok-seok.
“Tetapi pemulihan, rehabilitasi, dan rekonsiliasi bagaimana kehidupan petani itu bisa normal kembali ini menjadi tantangan ke depan. Perhatiannya tidak hanya pada pemulihan usaha tani, harusnya pada ketahanan petani dalam bertahan hidup,” kata Doni.
Menurutnya, pendekatan lebih terupdate mau tidak mau harus dilakukan. Data-data berbasis digital untuk memprediksi bencana dan dampaknya terhadap petani sangat diperlukan. Perguruan tinggi maupun lembaga penelitian turut berperan untuk memunculkan inovasi tersebut. Pemerintah daerah juga berperan menyambut inovasi tersebut agar bisa dikaji di tengah masyarakat. Sehingga dapat dihasilkan teknologi tepat guna agar dampak bencana bisa diminimalisir. (MW/Zul)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/04/pusat-studi-bencana-lppm-ipb-university-berbagi-wawasan-terkait-mitigasi-pangan-menghadapi-bencana-hidrologis-bagi-kepulauan-maluku/ebb9829ef6e8d78e54ca897d157420a8