Pusat Studi Bencana IPB University Launching Program Sekolah Perubahan Iklim, Sustainabiliti, dan Bencana
Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University melaunching program Sekolah PSB atau singkatan dari Sekolah Perubahan Iklim, Sustainabiliti, dan Bencana. Program ini akan diselenggarakan secara berseri dengan menampilkan kepakaran IPB. Launching Sekolah PSB diselenggarakan pada 15/6. Dalam kesempatan yang sama langsung dimulai Kelas Hari Pertama dengan Pemateri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Periode 2008-2015, Prof Dr Mayor Jenderal TNI (Purn) Syamsul Maarif.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria berkesempatan meresmikan Program Serial Komunikasi dan Telaah Perubahan Iklim, Sustainabiliti, dan Bencana tersebut. “IPB University merupakan kampus yang terus menjadi rujukan dari berbagai pihak terkait dengan perkembangan inovasi seputar perubahan iklim, keberlanjutan, dan kebencanaan, “ ungkap Rektor.
Rektor sangat mengapresiasi dan menyambut baik lahirnya Sekolah PSB. “Program ini sangat diharapkan. Program ini hadir bukan hanya sebagai ruang edukasi saja, tetapi lebih jauh diharapkan akan melahirkan berbagai ide, gagasan, hingga inovasi yang dapat merespon ketidakpastian akibat perubahan iklim, “ tuturnya.
Lebih jauh Rektor mengharapkan ke depan dari berbagai kegiatan yang dilahirkan di Pusat Studi Bencana dapat menciptakan inovasi berbasis teknologi informasi atau digital. Ia mencontohkan bahwa IPB University melalui Fakultas Kehutanan dan Lingkungan telah menciptakan alat yang mampu mendeteksi potensi kebakaran hutan sejak enam bulan sebelumnya. “Kebakaran hutan juga merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di berbagai titik lokasi tanah air, “ tambahnya.
Rektor pun menekankan agar Pusat-Pusat Studi di bawah LPPM IPB termasuk Pusat Studi Bencana terus menghadirkan aktivitas yang dapat menginspirasi berbagai pihak. “Terlebih bencana dan perubahan iklim bisa dikatakan sebagai sumber ketidakpastian yang harus direspon dengan cepat dan tepat agar meminimalisir dampak bencana yang sewaktu-waktu terjadi, “ katanya.
Sejalan dengan harapan Rektor IPB University, Prof Dr Mayor Jenderal TNI (Purn) Syamsul Maarif menjelaskan bahwa dalam setiap bencana ada serangkaian kejadian yang mendahuluinya. Ketika bencana terjadi akan berdampak pada kerugian jiwa, harta benda dan psikologis.
Ia memberikan contoh misalnya banjir yang terjadi hari ini bisa saja sudah terbaca dari serangkaian kejadian yang mendahuluinya seperti tata ruang yang tidak benar, tidak adanya alur pembuangan air yang benar, sampah yang menumpuk, hingga pengembangan perumahan yang tidak tertib dengan konsep, bahkan bisa saja bencana diakibatkan oleh kebijakan.
Ia sangat sepakat dengan beberapa tulisan Prof Arif Satria yang mengupas perubahan iklim dan bencana dari perspektif sosio politik ekologis dalam artian bencana bisa saja bersumber dari kebijakan-kebijakan. “Kadangkala langkah politik atau kebijakan pemerintah daerah bisa menjadi faktor pendahulu dari peristiwa bencana yang terjadi. Bagaimana kebijakan yang dibuat telah mengakibatkan orang per orang atau institusi tertentu salah mengambil Langkah dan terjadilah kerusakan alam, lalu menimbulkan peristiwa bencana, “ ujarnya.
Prof syamsul sepakat untuk terus mengembangkan kecanggihan teknologi yang dikawinkan dengan pengetahuan tradisional yang lahir dari pengalaman dan pengetahun masyarakat lokal atau yang biasa disebut local knowledge, local culture, local genious, atau local wisdom.
Kepala Pusat Studi Bencana IPB University, Dr Doni Yusri, mengatakan, “Dalam kurikulum yang dibuat, Sekolah PSB akan mengulas tuntas dan detil tiga tema tersebut dari berbagai aspek seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, tata kelola hingga perlindungan hewan dan bencana non alam.” Ia menjelaskan bahwa peserta setiap sesi atau batch dari Sekolah PSB dibatasi maksimal 20 orang. Hal ini untuk memberikan kesempatan pemateri dan peserta berinteraski lebih dalam dan tuntas.
Sekolah PSB ini rencananya akan berlangsung selama tujuh pertemuan atau tujuh kelas dimana pada Batch 1 ini akan menghadirkan para pakar IPB University seperti Prof Yonny Koesmaryono, Prof Dodik R Nurrocmat, Prof Edi Santosa, Prof Musa Hubeis, Dr Ernan Rustiandi, Dr Aceng Hidayat, Dr Alinda Zein, dan Dr Heti Mulyati. (*)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/pusat-studi-bencana-ipb-university-launching-program-sekolah-perubahan-iklim-sustainabiliti-dan-bencana/b8e71822f4d888a9b74ef31834aa31c8