0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Prof Mukhamad Najib Berbagi Tips Terhindar Jadi Kaum Rebahan

Prof Mukhamad Najib Berbagi Tips Terhindar Jadi Kaum Rebahan

Artikel / Press release

Berkesempatan menjadi mahasiswa tentu sebuah keberuntungan dan kesempatan emas untuk membuka jalan mewujudkan impian. Seringkali, mahasiswa baru mengalami culture shock karena kehidupan mahasiswa berbeda jauh dengan saat masih menjadi siswa SMA. Jauh dari orang tua, jadwal yang serba padat, jalanan macet, adaptasi dengan tugas-tugas kuliah dan praktikum sering menimbulkan kelelahan dan stres.  Kelelahan akibat belajar di kampus seringkali menjadi alasan sepulang kampus dapat berleha-leha dengan banyak rebahan. Akibatnya, mahasiswa cenderung membuang-buang waktu dan menunda pekerjaan.

Prof Mukhamad Najib, Dosen IPB University dari Departemen Manajemen – Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) memiliki beberapa tips jitu agar mahasiswa tidak menjadi kaum rebahan. Mahasiswa dapat mengikuti tips ini agar lebih produktif dan menjadi lulusan terbaik.

Pertama, mahasiswa harus memiliki tujuan yang jelas, terutama terkait cita-cita dan karir selepas lulus. Ia menilai bahwa datang ke kampus bukan hanya sekedar mengerjakan tugas-tugas dan ujian. Mahasiswa harus meningkatkan kompetensi diri agar dapat berdaya saing dengan lulusan dari kampus lain bahkan negara lain.

“Persaingan di masa depan bukan hanya antar lulusan dalam negeri, tapi juga dengan lulusan luar negeri. Kompetensi plus yang dimiliki dapat menjadi nilai tambah. Dengan tujuan yang jelas, mahasiswa tidak akan menjadi kaum rebahan, ia akan terus mencari apa yang bisa meningkatkan kualitas dan kompetensi diri yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan masa depan,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra ini.

Kedua, lanjutnya, mahasiswa harus bergaul dengan teman-teman yang produktif. Lingkungan tidak sedikit akan mempengaruhi kebiasaan diri. Dengan bergaul dengan teman yang produktif, kita juga akan terbawa untuk lebih aktif. Selain itu, mahasiswa harus mencari kawan yang membawa dampak positif, jangan bergaul dengan “toxic friend”, karena hal itu hanya akan buang waktu dan energi.

“Ketiga, mahasiswa harus memiliki motivasi akan harapan dan kegagalan. Mahasiswa tentu harus memiliki cita-cita setinggi mungkin, namun di sisi lain harus menciptakan ketakutan akan kegagalan,” ujar sosok yang menjadi aktivis kampus sebagai Ketua Organisasi Mahasiswa Angkatan (OMA) 31 di masa mudanya ini.

Dengan membayangkan risiko kegagalan yang diakibatkan dari sifat bermalas-malasan, katanya, mahasiswa akan termotivasi untuk bergerak maju. Pastinya, setelah susah payah mengemban studi hampir empat tahun di kampus, mahasiswa tidak mau memiliki masa depan yang suram.

“Dengan memiliki cita-cita besar, mahasiswa tidak ada waktu untuk bermalas-malasan, tidak mampu dikalahkan oleh rasa ngantuk dan malas. Bila kita tidak bisa mengendalikan diri, maka akan mudah dikendalikan oleh kelemahan kita. Motif ini harus diaktifkan, agar setiap muncul rasa malas, kita akan mengingat ancaman akan kegagalan mengerikan di masa depan dan akan membuat kita terbangun lagi,” tambahnya.

Keempat, imbuhnya, mahasiswa harus pandai mengelola energi secara efisien. Terutama dalam membagi hal-hal yang perlu diprioritaskan. Seharusnya, saat di kampus maupun sesampai di rumah maupun kost, mahasiswa tidak membuang energi pada aktivitas yang tidak penting. Lantas, tidak punya energi lagi untuk belajar atau sekedar membaca buku. Hampir sebagian mahasiswa sudah bisa mengelola waktu, tapi tidak semuanya mahir mengelola energi.

“Terakhir, menjaga kesehatan fisik. Semangat belajar sangat erat kaitannya dengan kesehatan fisik. Bila tubuh kurang bugar, maka tubuh akan lemas dan keinginan untuk rebahan semakin tinggi,” tuturnya.

Menurutnya, terdapat tiga hal yang harus dijaga agar tubuh tetap bugar. Di antaranya makan makanan yang sehat dan bergizi, olahraga rutin dan istirahat yang cukup. Makan bukan sekedar kenyang, tetapi harus sehat dan bernutrisi, terutama untuk kinerja organ tubuh. Seharusnya, mahasiswa juga bisa belajar terkait ilmu pangan maupun nutrisi agar dapat menentukan porsi makan dan gizi yang cukup agar bisa lebih produktif.

“Olahraga rutin juga sangat bermanfaat untuk menjaga tubuh tetap bugar dan lebih bersemangat. Olahraga sederhana seperti jalan kaki minimal 10.000 langkah per hari sudah bisa membantu tubuh lebih bugar. Istirahat cukup juga merupakan hak bagi tubuh sehingga dapat bangun dalam kondisi segar,” terangnya.

Ia mengatakan bahwa mahasiswa harus mengatur jam tidur yang cukup dan efektif serta menghindari begadang. Sering begadang akan berakibat fatal pada mahasiswa, terutama bagi kesehatan fisik dan mental. Lebih lagi sering ditemukan kasus dan berita terkait kematian mahasiswa akibat sering begadang dan pola hidup yang tidak sehat. Ia menilai bahwa sering begadang adalah hasil dari kurangnya kemampuan mahasiswa untuk memprioritaskan hal-hal yang lebih penting. (MW/Zul)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-mukhamad-najib-berbagi-tips-terhindar-jadi-kaum-rebahan/e5e7673e3fed00e4bd1678c79f5e8719

× Butuh bantuan?
Skip to content