Prof Mala Nurilmala Sebut Ada Potensi Besar Sumber Kolagen dan Gelatin dari Ikan
Prof Mala Nurilmala, Guru Besar IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menyebut ada potensi besar sumber kolagen dan gelatin dari ikan. Menurutnya, kolagen dan gelatin dari ikan menjadi produk yang menjanjikan di masa mendatang. Hal ini disampaikannya saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar yang digelar secara daring, 14/7.
Prof Mala menyebut, tulang, kulit, sisik, dan gelembung renang merupakan sumber yang potensial untuk menjadi bahan baku kolagen gelatin. Ia mengatakan, upaya optimalisasi dan pengembangan bahan serta teknologi untuk produksi kolagen dan gelatin ikan terus dilakukan oleh orator dan timnya.
Dari hasil kajian dan penelitian yang telah dilakukan, katanya, produksi kolagen gelatin ini memungkinkan untuk ditingkatkan produksinya pada skala industri di Indonesia. Tidak hanya itu, dengan menganekaragamkan inovasi dalam aplikasi dan pemanfaatan kolagen dan gelatin ikan, akan menjadikan produk berbasis kolagen ini akan semakin luas pemanfaatannya.
“Kualitas mutu kolagen ikan tidak kalah dengan kolagen babi maupun sapi, jadi ini merupakan inovasi yang menjanjikan di masa mendatang,” kata Prof Mala.
Dosen IPB University itu berharap, dengan inovasi ini, akan tumbuh industrialisasi produk berbasis kolagen dan gelatin ikan sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor pada negara lain. Pada saat yang sama, juga dapat berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat.
“Di samping itu, masyarakat Indonesia akan nyaman menggunakan produk kolagen dan gelatin ikan ini karena sudah jelas kehalalannya,” kata Prof Mala Nurilmala, peneliti senior pada Halal Science Center (HSC) IPB University.
Prof Mala menerangkan, potensi pengembangan industri kolagen gelatin ikan di Indonesia sangat tinggi. Hal ini karena mengingat luas wilayah Indonesia adalah dua pertiganya perairan dengan biodiversitas sumberdaya ikan yang tinggi dan industrinya terus berkembang. Dengan demikian, pengembangan industri gelatin ikan dapat berkontribusi pada pengembangan konsep blue economy.
Prof Mala menjelaskan, penggunaan kolagen dan gelatin sangat luas baik untuk industri pangan dan non-pangan seperti kosmetika dan farmasi. Kolagen dan gelatin digunakan sebagai selongsong/chasing, pengemulsi, pengental, penstabil, pembentuk gel, dan pengikat air pada industri pangan dan non pangan.
Pada industri kosmetika, kolagen dan gelatin dimanfaatkan sebagai bahan sabun, masker, lotion, anti aging, dan produk kosmetik lainnya. Mekanisme anti aging yang dimiliki dapat diawali dengan fungsi antioksidan, antiglikasi, dan inhibitor tirosinase.
“Adapun di bidang farmasi sebagai bahan cangkang kapsul keras dan lunak, serta pengikat tablet,” kata Prof Mala.
Ia menyebut, pemanfaatan dan inovasi kolagen dan gelatin akan terus berkembang pada biomedicine dan bioteknologi di antaranya sebagai scaffolding agent, wound dressing, dan synthesizing hydrogels pada aplikasi tissue engineering. Penggunaan yang luas ini dikarenakan biokompatibilitasnya yang sangat baik, biodegradabilitas yang mudah, dan antigenisitas yang lemah.
Prof Mala menjelaskan, beberapa produk yang berhasil dibuat oleh timnya dengan bahan baku gelatin ikan antara lain es krim, cokelat, kue dan marshmallow. Tidak hanya itu, Prof Mala bersama tim juga berhasil membuat masker, penutup luka dan cangkang kapsul.
“Kami juga sudah mencoba untuk menciptakan lem atau perekat kayu yang dapat digunakan pada industri furniture,” pungkas Prof Mala. (*)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-mala-nurilmala-sebut-ada-potensi-besar-sumber-kolagen-dan-gelatin-dari-ikan/b31e3b2f2961a28d5f5bb65b39d1c11c