0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Prof Evy Damayanthi: Kualitas Kedelai Lokal Sangat Bisa Bersaing Dengan Kedelai Impor

Prof Evy Damayanthi: Kualitas Kedelai Lokal Sangat Bisa Bersaing Dengan Kedelai Impor

Artikel / Press release

Kualitas kedelai lokal tidak boleh diremehkan. Di samping kualitasnya yang menyamai kedelai impor, kandungan gizinya tidak kalah luar biasa.  Prof Evy Damayanthi, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University menjelaskan bahwa kualitas varietas kedelai lokal tidak kalah saing dengan kedelai impor. Di Indonesia, sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia sebagian besar diproduksi menjadi olahan tempe dan tahu.  Olahan kedelai fermentasi seperti tempe ternyata meningkatkan ketersediaan biologis zat gizi dan menyebabkan tempe mengandung vitamin B12. Vitamin B12 ini biasanya tidak dapat ditemukan pada nabati lainnya dan hanya ditemukan pada daging.

Hal ini ia sampaikan dalam Webinar Propaktani “Model Penerapan Smart Farming di Sulawesi Selatan untuk Menstimulasi Hasrat dan Semangat Petani Muda Serta Menggenjot Produksi Kedelai Lokal Sebagai Substitusi Impor“ yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, (30/06).  Dibandingkan kacang lainnya, lanjutnya, kedelai lokal memiliki keunggulan yakni kandungan jenis asam lemak yang baik untuk kesehatan. Kandungan gizi lainnya juga dapat bermanfaat untuk mencegah anemia, menurunkan hipertensi dan meningkatkan imunitas.

“Kandungan gizi pada hasil olahan kedelai cenderung masih tetap baik. Kandungan gizi ini tergantung jenis olahannya karena cara mengolah dan sifat makanannya akan mempengaruhi kandungan gizi,” terangnya.  Menurutnya, komponen bioaktif isoflavon pada kedelai juga memiliki aktivitas fisiologis terkuat sebagai antioksidan. Kandungan isoflavon kedelai lokal Devon I dan Argomulyo lebih tinggi dibandingkan kedelai impor. Antioksidan ini sangat baik untuk menangkal penyakit kronis. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kapasitas antioksidan pada tempe kedelai lokal dan impor juga tidak berbeda.

“Manfaat kedelai bagi kesehatan dari berbagai studi epidemiologi dan eksperimental mengungkapkan bahwa kedelai baik untuk penyakit jantung koroner, obesitas, diabetes, kanker, hingga penyakit kronis lainnya,” ujarnya.  Ia menjelaskan, menurut studi observasi prospektif, sebanyak enam gram protein kedelai mampu menurunkan kolesterol total dan low-density lipoprotein (LDL), iskemik dan cerebrovascular.

Menurut studi meta analisis, 47 gram protein per hari mampu menurunkan profil lipid atau kolesterol hingga 9,3 persen. Hal ini terjadi karena kandungan isoflavon dapat memperbaiki sirkulasi melalui pembesaran pembuluh darah. Tingkat konsumsi protein kedelai 25 gram per hari akan memberikan asupan isoflavon sebesar 37-62 miligram.

“Jika isoflavon dikonsumsi minimal 35 miligram per hari atau setara dengan tiga potong tempe ukuran sedang akan nyata perannya dalam menurunkan kadar lipid darah dengan berbagai macam masakan atau produk,” tambahnya.  Menurutnya, kedelai juga mengandung khasiat serupa dengan estrogen dalam diet fitoestrogen. Konsumsi kedelai juga berhubungan erat dengan interaksi mikrobiota dalam pencernaan. Konsumsi kedelai dapat memberikan efek baik bagi kesehatan saluran pencernaan. Olahan kedelai dapat meningkatkan bakteri baik dan menekan bakteri jahat dalam pencernaan.

Selain manfaat dari sisi kesehatan, kedelai juga memiliki khasiat bagi kecantikan kulit. Efektivitas minyak kedelai telah terbukti sebagai agen anti penuaan. Penggunaan minyak kedelai dalam perawatan kulit menunjukkan perubahan kulit yang semakin baik. (MW/Zul)

 

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/prof-evy-damayanthi-kualitas-kedelai-lokal-sangat-bisa-bersaing-dengan-kedelai-impor/4eb3714597fa9581a68962e80e1eda20

× Butuh bantuan?
Skip to content