0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Pandangan Prof Hermanu Triwidodo Terhadap Usaha Tani Super Intensif IP400 dan Risiko OPT

Pandangan Prof Hermanu Triwidodo Terhadap Usaha Tani Super Intensif IP400 dan Risiko OPT

Artikel / Press release

Pemerintah telah mencanangkan program IP400,  inovasi berusaha tani dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa tanam dan panen empat kali dalam satu tahun. Program ini dinilai merupakan pilihan yang menjanjikan guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas.  Namun, penerapannya mungkin dapat menimbulkan risiko ekologis dan ledakan hama penyakit.

Prof Hermanu Triwidodo,  Guru Besar IPB University dari Fakultas Pertanian turut menanggapi program usaha tani superintensif IP400 dan kemungkinan risiko serta mitigasinya.
Ia memaparkan hal ini dalam Webinar Propaktani dengan tema “Usaha Tani Super Intensif (IP400) untuk Meningkatkan Produktivitas Padi” secara daring, (23/06).
Ia menyoroti salah satu upaya pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang diatur dengan model southwood synoptic. Menurutnya, populasi OPT dapat dikendalikan secara alami bila ada musuh alaminya. Namun, keberadaan musuh alami ini dipengaruhi oleh kesehatan tanah.

Ia menambahkan, ledakan hama berkaitan erat dengan berbagai faktor lain, misalnya dalam pengelolaan tanah. Bila di dalam tanah ketersediaan bahan organik cukup, terdapat dekomposer, dan pengairan intermittent, maka struktur tanah dapat diperbaiki.  “Tanah yang sehat akan menyediakan makanan bagi mikroba dan akan menyediakan makanan alternatif bagi musuh alami sebelum hama datang. Sehingga ketahanan dan jasa lingkungan untuk mengendalikan populasi hama optimal dan hama biasanya tidak meledak,” ungkapnya.

Menurutnya, gangguan tanah dan gangguan air juga sangat berpengaruh pada terjadinya ledakan hama pada semua penyakit tanaman.  Kejadian ledakan hama umumnya terjadi karena kandungan bahan organik rendah dan pengairannya tidak intermitten. Hal ini menyebabkan siklus atau rantai makanan dalam tanah kurang baik. Jika ada populasi hama, tidak akan terkendali sendiri oleh alam.

Dalam model sinoptik, tambahnya, ini menggambarkan bahwa mudahnya terjadi ledakan hama bila ekosistemnya kurang sehat. Bisa dibayangkan ketika IP400 dilakukan, risiko ini akan semakin tinggi. Lebih lagi petani sering melakukan mapak, sebelum panen sudah disemai sehingga tidak ada jeda dari musim tanam dengan musim tanam lainnya. Kegiatan ini akan meningkatkan peluang terjadinya ledakan hama.

“Dalam penerapan IP400, ledakan hama menjadi ancaman utama. Kesuburan tanah kesehatan tanah, degradasi lahan ancaman kedua,” tambahnya.
Ia juga mengatakan bahwa penerimaan dan implementasinya di lapang mungkin saja berbeda. Program IP400 tidak bisa diartikan untuk memaksakan setiap daerah menaikkan produktivitas padinya karena bertentangan dengan alam.  Penerapannya harus berdasarkan pemetaan wilayah dan potensinya.

“IP400 akan tereksekusi dengan baik bila pemikirannya bergeser dari cara pikir teknosentrik ke holosentrik,” ujarnya.
Seharusnya, imbuhnya, pangan tidak hanya padi dan padi tidak hanya padi sawah. Produktivitas padi di tiap daerah juga tidak sama dengan banyaknya waktu tanam per satuan waktu. Kelestarian produktivitas dan produksi jangka panjang lebih penting. Keberagaman agroekosistem adalah kondisi nyata.

“Musim tanam harus selaras dengan tahun anggaran. Kesejahteraan petani juga harus diperhatikan sebagai tujuan utama. Tidak semua program harus bersifat seragam di seluruh nusantara agar penanganannya tidak gegabah,” tandasnya. (MW/Zul)

 

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/pandangan-prof-hermanu-triwidodo-terhadap-usaha-tani-super-intensif-ip400-dan-risiko-opt/da4732fdb850f34c75e3c0628841b29c

× Butuh bantuan?
Skip to content