0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

The Regional Fire Management Resource Center – South East Asia (RFMRC-SEA) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan)  IPB University bekerja sama dengan The National Institute of Information and Communications Technology (NICT) Jepang, Net Peat Asia dan didukung oleh Measurable Action for Haze-free Sustainable Land Management in Southeast Asia (MAHFSA) Programme menggelar Webinar “On Fire Prevention for Sustainable Peatland Management Policy and Practices”, 19/7 secara daring.

Kegiatan ini menanggapi berbagai isu terkait lahan gambut dan kebakaran hutan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Sejumlah 14 narasumber dari berbagai lembaga, akademisi, sektor pemerintahan, dan sektor swasta ikut bertukar wawasan dan pengalamannya. Partisipan yang bergabung sejumlah 196 orang dari 15 negara, baik dari Asia, Afrika dan Australia.

Prof Lailan Syaufina, Country Lead for Neat Peat menyebutkan bahwa webinar ini merupakan kolaborasi penelitian berbasis internet of things (IoT) untuk fokus pengelolaan lahan gambut dan kebakaran hutan. Kegiatan ini didanai oleh NICT Jepang dan terbagi ke dalam dua bagian yang akan dilaksanakan di Jambi tanggal 25-27 Juli mendatang.

“Webinar ini bertujuan untuk bertukar wawasan dan pengalaman terkait manajemen peatland berkelanjutan dan pencegahan kebakaran hutan di Indonesia dan ASEAN dari tingkat kebijakan hingga implementasinya,” terangnya.

Nishio Hisanori, Direktur NICT Asia Center Jepang menyebutkan bahwa NICT sebagai lembaga penelitian publik di bawah pemerintahan Jepang memiliki mandat untuk mengerahkan sumberdaya yang dimiliki untuk membantu menyelesaikan isu-isu strategis di Asia. Salah satunya manajemen lahan gambut dan pencegahan kebakaran hutan.

Ia menyambut baik kolaborasi yang terjalin antara lembaga pendidikan dan penelitian.
“Saya berharap melalui webinar ini dapat mempercepat penyebaran sumberdaya dalam mendorong penyelesaian isu-isu kehutanan dan lingkungan di Asia Tenggara,” katanya.

Dr Naresworo Nugroho, Dekan Fahutan IPB University dalam sambutannya juga menyebutkan Fahutan IPB University sebagai Fakultas Kehutanan pertama di Indonesia memiliki berbagai kerjasama penelitian dalam skala nasional dan internasional. Fahutan IPB University akan selalu menyambut dan mendukung kolaborasi penelitian, edukasi dan pelayanan publik.

Ia menjelaskan lahan gambut memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem, konservasi biodiversitas dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia memiliki wilayah lahan gambut terbesar di dunia, menutup 50 juta hektar terutama di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua. Salah satu upaya kritis dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan adalah pengelolaan kebakaran hutan yang selalu menjadi isu utama setiap tahunnya.

Menurutnya, kebakaran hutan berdampak besar pada ekosistem lahan gambut dan biodiversitasnya. Terlebih lagi berimplikasi pada penurunan luasan lahan gambut dan peningkatan emisi karbon di wilayah Asia.  “Tema webinar ini sejalan dengan isu-isu sektor kehutanan dan lingkungan di Indonesia dan berkaitan dengan kebijakan FOLU Net Sink dimana Indonesia berkontribusi untuk mencapai target Net Sink pada tahun 2030,” ujarnya.

Ia menambahkan, Fahutan IPB University secara aktif memberikan masukan berdasarkan kepakaran dalam strategi pencapaian FOLU Net Sink. Ia berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan terkait pengelolaan lahan gambut dan kebakaran hutan di Indonesia dan Asia Tenggara melalui pendekatan teknologi hingga kebijakannya.

Adapun webinar ini terbagi ke dalam empat sesi dengan mengambil tema sustainable peatland management in Indonesia and ASEAN, peatland fire management, technology approach in fire prevention, dan Internet of things (IoT). (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/merespon-isu-lahan-gambut-dan-kebakaran-hutan-di-asia-fahutan-ipb-university-gandeng-mitra-internasional-gelar-diskusi-dihadiri-peserta-15-negara/e89df33cfd36f08e0d7f1e3ef9a984b6

× Butuh bantuan?
Skip to content