0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Lahan pekarangan terkadang hanya digunakan untuk tujuan estetika. Padahal, lewat pekarangan, masyarakat dapat menanam tanaman pangan dan mendukung ketahanan pangan rumah tangganya.

Prima Gandhi, SP, MSi, Dosen Sekolah Vokasi IPB University mengatakan banyak pekarangan masyarakat yang masih belum dikelola secara optimal. Padahal sebenarnya pekarangan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang bisa konsumsi sendiri hingga menambah penghasilan.
Menurutnya, kemampuan masyarakat dalam mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki, perlu didorong. Terutama pasca pandemi, mau tidak mau kebutuhan pangan akan meningkat.

“Minimal dengan menanam sendiri, kita dapat mengurangi pengeluaran-pengeluaran untuk pangan. Bagaimana caranya, bisa dengan memanfaatkan lingkungan pekarangan yang ada karena biasanya pekarangan hanya dikelola untuk estetika,” terangnya dalam Webinar Propaktani “Desa Berwirausaha Pertanian, Mendulang Uang dari Pekarangan” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI,  20/7.

Ia mengatakan bahwa masyarakat belum banyak menanam tanaman produktif dan hortikultura yang mampu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Seyogyanya tanaman yang dipilih dapat membantu perbaikan gizi dan kesehatan petani. Menyediakan gizi tapi murah dan hidup sehat dengan biaya murah.
“Maka dari itu, pekarangan harus dijaga kebersihannya. Serta perlu adanya intensifikasi lahan pekarangan dengan tanaman sayuran maupun tanaman obat lokal sebagai apotik hidup,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pengelolaan pekarangan sebagai pendukung ketahanan pangan rumah tangga ini merupakan upaya masyarakat desa menuju manusia berkualitas. Masyarakat desa juga dapat merencanakan produksi massal dalam satu desa dengan satu komoditas. Setiap keluarga yang memiliki pekarangan dapat menanam komoditas tersebut agar mendukung harga pangan yang lebih stabil.

“Upaya pertanian komunal akan bisa menjaga inflasi, bahkan sampai ke inflasi ekonomi dan harganya murah sehingga kita tidak perlu beli lagi,” tambahnya.  Menurutnya, intensifikasi pekarangan ditujukan untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan untuk kegiatan produktif untuk membantu memenuhi gizi dan menjaga kesehatan keluarga. Usaha yang dapat dilakukan seperti bercocok tanam sayuran atau ternak dan perikanan. Usaha ini bermanfaat dalam menyediakan sumber gizi keluarga, sayuran yang lebih sehat, hingga pemanfaatan limbah dapur.

Namun, imbuhnya, memilih komoditas sayur pekarangan tidak boleh sembarangan. Syarat komoditas tanaman yang dipilih harus memperhatikan umur panen yang cepat, sumber protein, sumber vitamin, dan dapat memenuhi asupan gizi. Adapun pemeliharaan tanamannya cukup mudah. Pemupukan dilakukan 2-3 minggu sekali, penyiraman berkala dan mengelola penanggulangan hama dan penyakit.

“Khususnya pada tanaman obat keluarga perlu dikembangkan karena dapat membantu masyarakat untuk pertolongan pertama. Selain itu dapat menjadi sarana menuju sehat yang murah. Contohnya buah mahkota dewa yang telah dimanfaatkan oleh keluarga keraton.  Tanaman ini kaya akan flavonoid sebagai antioksidan yang baik bagi Kesehatan,” ujarnya. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mendulang-uang-dari-pekarangan-rumah-melalui-wirausaha-pertanian-skala-rumah-tangga/4241a3de228f071cca6bc0240dd1c433

× Butuh bantuan?
Skip to content