Marine Science Webinar IPB University Ungkap Metode Baru Untuk Mendukung Pengelolaan Pari Manta di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat tinggi, salah satunya yang terkenal dan menjadi daya tarik pariwisata adalah pari manta (manta ray). Hewan bertulang rawan ini merupakan satu-satunya spesies pari yang tidak berbahaya karena tidak memiliki racun pada duri di bagian ekornya. Individu pari manta memiliki totol-totol dengan pola yang khas dan bersifat permanen pada bagian perut dan dekat insang yang menjadi pembeda untuk setiap spesies.
Menurut Edy Setyawan, Manajer Basisdata Pari Manta dari Conservation International (CI), terdapat tiga jenis pari manta di dunia, dua diantaranya dapat ditemukan di Indonesia.
“Ada pari manta karang atau reef manta ray (Mobula alfredi) dan pari manta oseanik atau oceanic manta ray (Mobula birostris). Namun perlu diketahui, status kedua pari manta sudah masuk dalam hewan kelompok rawan terancam punah menurut Union for Conservation of Nature (IUCN). Lambatnya tingkat reproduksi biologisnya didukung dengan ancaman langsung terhadap populasi manta berupa penangkapan target dan bycatch menjadi faktor penyebab penurunan populasi manta,” ujarnya dalam webinar Marine Science edisi ke 3 yang digelar Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), IPB University.
Menurutnya, meski kedua jenis pari ini telah mendapat perlindungan penuh di seluruh perairan Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) No 04/2014, namun tetap diperlukan upaya untuk mendukung konservasi dan pengelolaan manta.
Dalam kegiatan ini, ia memaparkan materi berjudul “Mengukur Manta dengan Drone: Mengapa dan Bagaimana Sebuah Metode Baru!” Ia mengenalkan sebuah metode baru dengan memanfaatkan teknologi drone dalam rangka mendukung konservasi dan pengelolaan pari manta.
“Metode ini tergolong non-invasif sehingga tidak akan mempengaruhi perilaku pari manta dan juga aman bagi pengamat. Teknik ini dapat digunakan untuk mengamati perilaku pari manta, menghitung jumlah pari manta, mengambil foto/video ID manta, memandu proses pemasangan tag, mengamati manta pasca tagging. Dan yang terbaru mengestimasi ukuran tubuh pari manta (panjang, berat, dan ukuran),” jelasnya.
Ia menjelaskan estimasi ukuran ikan dengan status terancam ini sangat penting dalam konservasi dan pengelolaan. “Melalui ukuran, kita dapat mengetahui tingkat kedewasaan individu, kesehatan populasi, hingga mengidentifikasi daerah pembesaran manta. Mengukur ukuran pari manta tidak mudah, peneliti harus berada dekat sekali dengan mereka di laut dan dapat mengganggu kenyamanan manta ini,” ujar pakar pari manta dari Conservation International.
Edy juga menyebutkan metode lain yang dapat digunakan untuk mengukur pari manta selain drone adalah estimasi visual dan pendekatan fotogrametri. Alasannya memilih drone untuk mengestimasi ukuran pari manta selain menimbulkan dampak minimum terhadap pari manta, metode ini juga terbukti menghasilkan error <2 persen dengan korelasi yang sangat tinggi antar-dimensi tubuh sebesar 98 persen.
“Selain itu, drone merupakan teknologi baru yang digunakan untuk berbagai penelitian kelautan, relatif terjangkau dan mudah dioperasikan. Drone memiliki sedikit dampak atau bahkan tidak sama sekali pada hewan yang diamati. Terlebih lagi, hampir semua orang dengan nyali yang besar bisa menggunakan drone untuk berbagai keperluan,” tambah Edy.
Sekretaris Program Studi Ilmu Kelautan, IPB University, Dr Nyoman MN Natih menambahkan bahwa mempertahankan populasi pari manta di Indonesia memiliki tantangan tersendiri. Ia berharap dengan adanya metode drone ini bisa berguna dan membantu pengelolaan pari manta di Indonesia.
“Manta ini sangat unik sekali, apalagi Indonesia memiliki populasi terbesar kedua setelah Maldives. Dengan metode ini, secara tepat bisa tahu jumlahnya, lokasi, pola migrasi dan segala sesuatu berkaitan dengan penelitian pari manta dapat dilakukan dengan lebih tepat dan tentunya lebih efisien,” ungkap dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, IPB University tersebut.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Departemen llmu dan Teknologi Kelautan IPB University, Dr Syamsul Bahri Agus, mendukung penggunaan lebih lanjut metode drone untuk pengelolaan dan konservasi pari manta di Indonesia. Menurutnya, dengan mendukung terjaganya eksistensi pari manta, akan membantu kelangsungan ekonomi masyarakat.
“Kita harus bangga sebab Indonesia punya pari manta dan jumlahnya banyak. Pari manta ini menjadi ‘teman’ bagi wisatawan sekaligus sumber uang untuk penyedia jasa pariwisata pari manta,” ungkap Dr Syamsul. (ARS/Zul)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/05/marine-science-webinar-ipb-university-ungkap-metode-baru-untuk-mendukung-pengelolaan-pari-manta-di-indonesia/424f718bf906d7ecbf5fccd7d3e18bfd