Tim reviewer dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia meninjau secara langsung inovasi dari Tim Peneliti Konsorsium yang dipimpin oleh Dr Irzaman di TechnOsNet, Kampus IPB Baranangsiang Bogor, 6/6. Kegiatan ini menghadirkan Triyoga Adi Perdana dan Nur Rahmawati dari Tim Internal LPDP, serta Prof Retno Supriyanti selaku reviewer sekaligus Guru Besar dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Dalam sambutannya, Triyoga menjelaskan, kegiatan ini menjadi perdana bagi Tim LPDP meninjau secara langsung peneliti-peneliti yang didanai oleh LPDP. “Pandemi yang berlangsung selama dua tahun terakhir memaksa kami untuk menutup layanan monitoring dan evaluasi (monev) secara langsung,” ungkapnya.
Kegiatan monev yang dijembatani oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, turut memberikan ruang bagi pemberi dana untuk menjamin keberhasilan penelitian-penelitian yang telah didanai.
Melihat perkembangan riset Tim Konsorsium Dr Irzaman, Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi menyampaikan pentingnya memahami kebutuhan masyarakat bagi peneliti sebelum melakukan riset. “Kita harus menyesuaikan keadaan zaman terhadap kebutuhan saat ini, melalui inovasi ini dapat mewujudkan karya yang menunjang kemandirian bangsa,” ujarnya.
Para peneliti yang tergabung dalam Riset Inovatif Produktif (Rispro) LPDP ini adalah Dr Irzaman dan Prof Husin Alatas (dosen Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA) serta dr Naufal (dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia) dan Dr Renan Prasta Jenie (dosen Universitas Binawan Jakarta sekaligus alumni IPB University).
Menurut Prof Retno, penelitian ini masih perlu pengembangan dalam hal pengujian produk untuk kemudian dapat dinyatakan sebagai produk yang stabil pemakaiannya di segala kondisi. Menimpali hal itu, dr Naufal menyampaikan optimismenya dalam pengembangan ke depan. Ia mengungkapkan kendala-kendala yang terjadi saat ini dan masih menjadi tantangan bagi tim konsorsium untuk memecahkannya.
“Walaupun begitu, kami tetap optimis dengan Hb Meter ini. Hanya saja, kami masih membutuhkan waktu untuk membenahi kekurangan yang didapat dari hasil uji microtest yang telah dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Dr Renan mengaku pengujian microtest telah dilakukan di Klinik IPB University, pada 12/4. Ia menjelaskan, dalam pengujian tersebut menggunakan Hb Meter dalam empat kondisi yang berbeda. “Berdasarkan hasil tes tersebut, kami menemukan masih adanya celah yang perlu kami benahi kembali saat ini,” katanya.
Peran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selaku tim konsorsium dan PT Tesena Inovindo Jakarta selaku mitra telah melakukan dua audiensi dengan Bagian Uji Klinik Pra Pemasaran Kementerian Kesehatan pada tanggal 8 Maret 2022, secara online dan 12 Mei 2022, secara offline di TechnOsNet IPB Baranangsiang Bogor. Sedangkan, peran serta Universitas Brawijaya yang dikepalai dr Dian Sukma Hangga, spesialis Patologi Klinik akan melakukan Uji Diagnostik di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya (RSP-UB) terhitung bulan Juli hingga September 2022 untuk 1500 responden.
Dalam pengukuran Hb Meter ini, Dr Irzaman menjelaskan, “Pengukuran Hb Meter menggunakan aplikasi dalam menginterpretasi hasil scan pada jari pasien. Ia menyebut, aplikasi yang telah diramu sudah melalui wawancara dengan dokter dari Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya (RSP-UB). Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan aplikasi yang user friendly bagi kalangan kesehatan. “Sehingga apabila aplikasi tersebut sudah digunakan pada tingkat Puskesmas, kami pastikan aplikasi sudah user friendly,” terangnya. (*)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/lpdp-tinjau-inovasi-hb-meter-karya-tim-peneliti-konsorsium-ipb-university/39b70078c3cf03745fe375d2d08c07e3