Kunjungi Peternak SPR Kabupaten Muara Enim, Satgas PMK IPB University Beri Rekomendasi Pengendalian Wabah
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah merebak di 19 provinsi dan 216 kabupaten/kota di Indonesia. Ketua Unit Penyelenggara (UP) Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Prof Agik Suprayogi bersama Satgas PMK IPB University, Dr drh Sri Murtini mengadakan kunjungan kepada SPR di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, 26-27/6.
Kehadiran IPB University di Kabupaten Muara Enim untuk berkoordinasi dan sosialisasi kepada peternak binaan SPR dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP). Sekretaris Dinas TPHP Kabupaten Muara Enim, Ir Mughni menyatakan ungkapan terima kasih atas respon cepat IPB University pada pengendalian musibah wabah PMK di wilayahnya.
“Dari 20 kecamatan di Kabupaten Muara Enim, terdapat enam kecamatan terjangkit penyakit PMK. Yang terbanyak berada di Kecamatan Muara Enim, sebanyak 135 kasus dan Kecamatan Gunung Megang 127 kasus, dari total kasus 358 kasus kesakitan,” ungkap Mughni.
Sebagai ahli virologi IPB University, Dr Sri Murtini memperkenalkan kejadian, cara pengendalian dan pengobatan PMK kepada 28 peternak binaan dari empat Dewan Perwakilan Pemilik Ternak (DPPT) SPR.
“Wabah ini sangat memukul para peternak SPR binaan IPB University diberbagai daerah. Para peternak sangat antusias dan berkeinginan kuat memahami kejadian yg sesungguhnya terhadap PMK di wilayahnya. Di samping itu, pihak aparat desa maupun keamanan setempat mengerti apa yang harus dilakukan di wilayahnya untuk pengamanan PMK,” ujar Prof Agik, Ketua UP SPR IPB University.
Lebih lanjut Prof Agik menyampaikan, koordinasi ini menghasilkan rekomendasi terkait penanggulangan wabah PMK. Pertama, penguatan koordinasi dan konsolidasi antara unit kerja/lembaga/dinas sebagai upaya untuk mengontrol keluar masuknya ternak serta kemungkinan dampak sosial-ekonomi di tengah masyarakat.
“Kedua, dalam kondisi cepat dan darurat sangat penting dilakukan penanganan wabah PMK pada ternak berkuku genap (sapi, kerbau, domba/kambing, babi) milik peternak yg terinfeksi, suspek (dicurigai terinfeksi), maupun ternak sehat oleh petugas terkait bersama masyarakat (peternak),” terang Prof Agik.
Ia melanjutkan, rekomendasi ketiga adalah memberi suasana nyaman bagi masyarakat dan pendampingan terkait kejadian wabah PMK, mengingat mendekati hari Idul Qurban.
“Terakhir, kami merekomendasikan agar menunda program/kegiatan yang bersifat pengadaan ternak berkuku genap sampai wilayah terjangkit dinyatakan bebas PMK dan vaksinasi telah dilaksanakan,” terang Prof Agik.
Empat rekomendasi itu, kata dia, akan disampaikan oleh Kepala Dinas kepada Bupati sebagai landasan kebijakan tindak lanjut penanggulangan PMK di wilayah Kabupaten Muara Enim.
Selain itu, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University juga akan mengirimkan sejumlah tenaga medis dokter hewan dan mahasiswa koasisten untuk bertugas membantu tim kesehatan hewan dinas dalam penanggulangan PMK, termasuk vaksinasi.
“Diharapkan kunjungan ini memberi dampak positif bagi penanggulangan PMK dan bagi para peternak SPR di Kabupaten Muara Enim, serta sebagai model kolaborasi yang baik antara IPB University dengan Pemerintah kabupaten/kota dalam kondisi darurat wabah PMK, ungkap Agik. (asp/Rz)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/kunjungi-peternak-spr-kabupaten-muara-enim-satgas-pmk-ipb-university-beri-rekomendasi-pengendalian-wabah/a61ee2d70d5f31e1f5ba2834ba0d7321