0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Kerjasama dengan SalamAid, Dosen Pulang Kampung IPB University Mendesain Sekolah Alam Tanggap Bencana di Pasaman, Sumatera Barat

Kerjasama dengan SalamAid, Dosen Pulang Kampung IPB University Mendesain Sekolah Alam Tanggap Bencana di Pasaman, Sumatera Barat

Artikel / Press release

IPB University melalui Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) siap berpartisipasi dalam merancang Sekolah Alam Pasaman yang tanggap bencana alam sebagai reaksi dari Bencana Alam Gempa Pasaman Sumatera Barat 2022.

Dalam upaya meningkatkan daya tahan masyarakat terhadap bencana alam, tim Dospulkam merancang sistem tanggap bencana melalui desain lanskap Sekolah Alam Pasaman, dengan mengedepankan pengembangan masyarakat usia dini sebagai motor tanggap bencana di Kampung Aur, Desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Hal ini untuk membantu mitigasi dan resiliensi masyarakat terhadap bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu.

Tim Dospulkam ini terdiri dari tiga dosen dan satu mahasiswa dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University. Ketua Tim Dospulkam, Dewi Rezalini Anwar, SP, MADes mengatakan bahwa SalamAid menginisiasi Sekolah Alam di Pasaman Sumatera Barat pasca bencana gempa yang terjadi pada Februari 2022 kemarin.

“Tim Dospulkam akan membantu mewujudkan sekolah alam sebagai wadah belajar masyarakat yang tanggap bencana di Pasaman, Sumatera Barat dengan bekal keahlian dalam bidang desain lanskap. Kita menargetkan dapat menghasilkan sebuah model desain yang tanggap bencana bagi masyarakat sekitar, khususnya tanggap bencana yang diajarkan kepada anak melalui sekolah alam,” ujar Dewi pada 24/6.

Sekolah alam adalah konsep pendidikan yang mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman melalui serangkaian kegiatan yang akan membuat siswa tumbuh dan kekuatan fisik, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya.

Pembelajaran di sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka. Dengan mempelajari lingkungan sekitar, anak-anak akan dilatih manajemen bencana dan evakuasi, dengan metode belajar bersama. Lingkungan sekolah alam yang inklusi menyediakan tempat bagi siswa berkebutuhan khusus.

Berprinsip pendidikan bagi semua, sekolah alam percaya bahwa dengan menyatukan antara siswa biasa dan siswa berkebutuhan khusus, masing-masing pihak akan dapat saling belajar. Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan spektrum normal, sementara siswa biasa akan lebih tumbuh rasa empatinya terhadap sesama.

“Kami akan berangkat minggu depan ke lokasi untuk mencari seluruh informasi yang dibutuhkan, melakukan inventarisasi, menemukan kendala dan potensi yang berfokus pada bencana alam-nya,” tutur Dewi.

Sementara itu, Dr Afra DN Makalew menuturkan, “Diharapkan Program Dosen Pulang Kampung dan Kerjasama dengan SalamAid ini bisa berjalan lancar dan dapat bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Pasaman dan bisa ketempat yang lain juga,” kata dia.

Edukasi kebencanaan perlu diberikan bagi anak usia dini, agar mereka sigap ketika terjadi bencana alam yang sebelumnya sudah dibekali oleh pengetahuan jenis bencana dan cara mengatasinya. Edukasi kebencanaan kepada anak usia dini juga menjadi jaminan bahwa masyarakat di masa depan dapat mengurangi dampak bencana.

“Sekolah Alam, kami menyebutnya sebagai riset dunia pendidikan, memiliki banyak program yang meningkatkan kemampuan anak. Dan ada pula beberapa program SalamAid yang sejenis. Kami mengharapkan barangkali bisa terjadi sinergi antara IPB University dengan SalamAid,” kata Husnan, Ketua SalamAid Nusantara. (*)

Sumber :https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/kerjasama-dengan-salamaid-dosen-pulang-kampung-ipb-university-mendesain-sekolah-alam-tanggap-bencana-di-pasaman-sumatera-barat/f967abd5c53591aa77653028843506a7

× Butuh bantuan?
Skip to content