Kepala Pusat Halal Center IPB University Bicara Peran Halal Center Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Industri Pangan Halal

Prof Khaswar Syamsu beberkan peran halal center perguruan tinggi dalam pengembangan industri pangan halal pada acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Bandung, (12/5). Salah satu yang disampaikan oleh Prof Khaswar dalam seminar ini adalah pentingnya menyiapkan sumberdaya insani di bidang halal, penelitian yang mendukung teknologi di bidang halal.
“Pengabdian untuk mensukseskan pengembangan ekosistem halal juga penting dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim,” ujarnya. Dalam menyiapkan sumberdaya insani di bidang halal, tambahnya, IPB University telah melakukan sejumlah pelatihan, di antaranya pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha).
“Dalam kajian Halal Center IPB University, jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) atau Rumah Potong Unggas (RPU) yang bersertifikat halal masih rendah. Yaitu kurang dari 15 persen dari total 1.329 RPH/RPU di seluruh Indonesia,” ujarnya. Prof khaswar menambahkan ini merupakan masalah besar dalam sertifikasi halal. Untuk itu IPB University telah melakukan pelatihan Juleha di DKI Jakarta kepada 227 peserta.
“Kami juga sudah melakukan pelatihan dan uji kompetensi Juleha bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dalam hal pengabdian kepada masyarakat, program dosen mengabdi IPB University juga melakukan pendampingan dan pelatihan eksternal Sistem Jaminan Halal bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” jelasnya.
Sementara untuk bidang riset, tambahnya, adalah pengembangan data base biomarker produk non halal berbasis senyawa volatile.
“Kami juga tengah melakukan pengembangan metode autentikasi kehalalan daging berbasis citra digital,” imbuhnya. Menurutnya, peran tridharma terkait halal center di perguruan tinggi ini penting dilakukan. Mengingat tren permintaan terhadap produk halal dunia semakin pesat. Umat Islam menghabiskan US$ 2 triliun di sektor makanan, obat obatan, busana dan perjalanan dan media/rekreasi. Hal tersebut terungkap dalam data Global Islamic Economy Report dan menyebutkan akan terus meningkat hingga mencapai US$ 2,8 triliun
“Berdasarkan GISE (Global State Islamic Economic) Report 2021-2022, lima negara eksportir produk halal utama ke negara Islam dikuasai oleh China, India, USA, Brazil dan Rusia. Ranking Indonesia dalam GISE dalam indikator ekonomi Islam global, termasuk produk halal, masih berada pada urutan ke empat di bawah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab,” tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung, Prof Herry Suhardiyanto yang juga Guru Besar IPB University. Ia menyadari potensi umat Islam yang sangat besar, kaitannya dengan industri dan pariwisata halal. Akan tetapi potensi tersebut belum terkonsolidasi dengan baik, sehingga penting memahami, mendiskusikan dan merumuskan peluang dan tantangan industri dan pariwisata halal melalui seminar ini.
“Kita harapkan peran dari pemerintah pusat merumuskan dan memberikan guidance serta kebijakan pengembangan industri pariwisata halal. Demikian pula pemerintah daerah dan sektor swasta,” ucapnya. (dh/Zul)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/05/kepala-pusat-halal-center-ipb-university-bicara-peran-halal-center-perguruan-tinggi-dalam-pengembangan-industri-pangan-halal/ca5a5cfb0bbbeaf474d8c3555e4d6af1