0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Empat Instansi Ini Bahas Dampak dan Risiko Rencana Pembangunan Ibukota Nusantara

Empat Instansi Ini Bahas Dampak dan Risiko Rencana Pembangunan Ibukota Nusantara

Artikel / Press release

Pemindahan Ibukota Nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur semakin hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat dan intelektual Indonesia. Berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS), teridentifikasi, paling tidak, ada tujuh isu strategis terhadap rencana pembangunan IKN di Kalimantan Timur, tepatnya di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.  Yakni terkait daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, habitat flora dan fauna penting, risiko pencemaran dan kerusakan lingkungan, tekanan terhadap hutan dan perubahan lahan berkelanjutan, sumberdaya air, perkiraan dinamika sosial dan ekonomi masyarakat lokal dan proteksi wilayah lindung dan sensitif.

Sebagai komoditas intelektual, IPB University bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Alumni (HA), SEAMEO BIOTROP dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat mencoba menggagas ide dan pemikiran konstruktif dalam menyikapi berbagai isu lingkungan yang sedang dihadapi saat ini.

Oleh karena itu, digelarlah Talkshow Suara Cendekia Indonesia Selamatkan Alam (SCISA) Series I mengusung tema “Kupas Tuntas Dampak dan Risiko Lingkungan Pembangunan IKN Nusantara” (11/03). Harapannya, setiap pihak yang terlibat dalam forum ini akan menyumbang rumusan dan rekomendasi konstruktif kepada pemerintah. Khususnya kepada badan otoritas IKN dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) HA IPB University, Walneg S Jas dalam sambutannya menyebutkan bahwa pendapat berbagai kalangan tetap harus didengar oleh pemerintah. Forum ini sangat strategis untuk membahas dampak risiko lingkungan melalui pendekatan ilmiah. Dan dapat membuka wawasan lebih luas serta memberikan masukan konstruktif untuk kalangan pemerintah.

“Dalam hal ini, saya kira kekhawatiran dan antisipasi atau pertanyaan terhadap persoalan lingkungan sangat penting untuk disampaikan, khususnya kepada badan otoritas IKN,” jelasnya.  Menurutnya, forum atau diskusi yang dilahirkan dapat memberikan gagasan-gagasan terkait antisipasi dampak lingkungan sehingga pencegahannya dapat dilakukan lebih dini dan lebih baik. Pertanyaan seputar sosialisasi roadmap pengelolaan lingkungan IKN dan kajiannya hingga 10 tahun mendatang juga diharapkan dapat terjawab.

Prof Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutannya juga mengatakan bahwa kajian akademis yang diusung harus menyikapi isu strategis dan harus dilihat dari berbagai dimensi. IPB University mendukung kebijakan berbasis sains menjadi keniscayaan sebagai bentuk komitmen cendekiawan Indonesia untuk dapat memajukan negara.

“Pendekatan sains untuk aspek lingkungan berkaitan dengan IKN sangat penting sebagai bentuk kontribusi kita dan bentuk kecintaan kita pada negeri ini agar aspek keberlanjutan terus tercipta. Apalagi kita mempunyai komitmen besar untuk mencapai SDGs (Sustainable Development Goals) pada tahun 2030,” ungkapnya.

Ia menambahkan, hasil diskusi pada forum ini dinilai akan sangat berharga agar kebijakan yang diambil tetap berbasis pada sains dan memperhatikan aspek keberlanjutan.

Adapun pembicara yang hadir adalah Dr Irfan Rudiyanto, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Alam, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dr Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Ketua Satuan Tugas IKN KLHK, serta Dr (HC) Andi Erna Anastajia Walinono, Dewan Pembina Yayasan Kehati. (MW/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/03/empat-instansi-ini-bahas-dampak-dan-risiko-rencana-pembangunan-ibukota-nusantara/d09a8af2090ebbb49fd76d73d9b36722

× Butuh bantuan?
Skip to content