Dr Supramana: Petani Harus Waspada, Fitonematoda Terbawa di Benih Padi
Dalam proses budidaya, benih padi berkualitas merupakan modal utama dalam keberhasilan produksi padi. Benih yang berkualitas artinya benih bersih, sehat dan baik. Pertumbuhan tanaman akan lebih baik dan tahan terhadap hama dan penyakit. Petani harus waspada akan hama dan penyakit ini, karena akan menentukan keberhasilan produksi padi dan menghindarkan dari kegagalan panen.
Di Indonesia, aspek kesehatan benih yang terbebas dari patogen harus segera mendapatkan perhatian yang serius. Dr Supramana, Dosen IPB University dari Fakultas Pertanian mengatakan Indonesia masih harus berbenah dan berjuang bersama dalam aspek kesehatan benih. Terutama infrastruktur pengujian kesehatan benih sudah terbangun dengan baik.
Menurutnya, salah satu patogen padi tular benih yakni nematoda parasit tumbuhan atau fitonematoda. Parasit ini salah satunya terdapat pada penyakit pucuk putih akibat nematoda jenis Aphelenchoides besseyi.
“Nematoda ini sebenarnya sudah mendapat perhatian sejak tahun 2015 dan kini sudah tersebar pada benih padi. Baik benih yang dijual di kios dan penangkar, sudah mengandung nematoda,” terangnya dalam Webinar Propaktani dengan topik “Kewaspadaan Terhadap Perkembangan Penyakit Terbawa Benih Padi” yang diadakan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, (17/06).
Ia mengatakan, fitonematoda penting pada padi ada 64 jenis dan terdapat pada semua jenis padi yang ditanam. Kerugian di dunia sampai saat ini bisa mencapai 10 persen dari rata-rata produksi dunia 470 ton per tahun, menurut Food and Agriculture Organization.
“Namun fitonematoda yang sering ditemukan adalah parasit akar dan parasit tajuk,” terangnya.
Ia menambahkan, parasit A Besseyi pada penyakit pucuk putih dapat bertahan hingga lebih dari lima tahun pada benih yang sehat. Sehingga bila usia benih di bawah lima tahun ditanam, penyakit ini masih dapat muncul. Parasit ini akan menyerang malai sehingga menjadi lebih pendek, jumlah bulir berkurang dan sebagian besar hampa. Setelah akhir musim tanam, nematoda akan berpindah dan menulari benih yang sehat.
“Sedangkan parasit akar jenis Ditylenchus angustus menyerang batang, daun dan malai. Akibatnya, terjadi malformasi batang daun seperti terpilin dan malai tidak keluar sempurna. Parasit ini termasuk penting pada padi sawah dan padi air dalam,” imbuhnya.
Menurutnya, pada padi yang baru dipanen, nematoda ini mudah ditemukan. Namun pada padi yang sudah melewati proses pengeringan akan jarang ditemukan. Asumsinya, nematoda ini tidak terbawa benih karena tidak dapat bertahan dalam benih.
“Serangannya tergantung pada jenis habitat dan budidaya padi. Beberapa spesies Meloidogyne menyerang padi dan dapat menimbulkan kerugian yang besar. Salah satunya M graminicola yang dapat menyerang semua jenis padi,” jelasnya.
Ciri khasnya, lanjutnya, di sekitar lokasi tanam padi akan tumbuh subur gulma. Sehingga tidak hanya benih, petani juga harus memahami organisme pengganggu tanaman yang juga bisa terbawa bibit. (MW/Zul)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/dr-supramana-petani-harus-waspada-fitonematoda-terbawa-di-benih-padi/6482e66eb91e3bf815acba7697ff99b4