Dr Sahara Paparkan Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Harga Gandum Dunia dan Kinerja Perekonomian Makro dan Sektoral di Indonesia
Dr Sahara, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University diundang sebagai pembicara dalam webinar tentang Konflik Rusia-Ukraina: Dampak Terhadap Kinerja Perdagangan dan Harga Gandum/Terigu di Indonesia, 14/7. Webinar tersebut diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat, BRIN, Dr Agus Eko Nugroho dalam sambutannya mengatakan, ketersediaan pangan di Indonesia, termasuk persediaan gandum dan juga pangan lainnya, yang mengharuskan kita untuk impor, akan menjadi problem ke depannya.
“Harapannya webinar ini akan membawa pengaruh yang mungkin meminimalisir dampak potensi yang terjadi dan akan menjadi input kebijakan. Inilah yang kita persiapkan sebagai salah satu bagian dari Rapid Assessment Procedures (RAP) di Indonesia maupun di global,” ujar Agus Eko Nugroho.
Dalam kesempatan tersebut Dr Sahara memberikan pandangan terkait harga pangan dan energi di tingkat global sudah bergerak naik sebelum perang Rusia-Ukraina. Bagaimana dengan Indonesia? Ia menjelaskan, kontraksi pada penawaran global yang diikuti dengan kenaikan harga pangan global, juga berdampak terhadap harga dan supply pangan di Indonesia, termasuk gandum.
“Gandum digunakan sebagai input bagi sektor lainnya seperti, tepung terigu, mie, macaroni, roti, biskuit, hasil pengolahan dan pengawetan daging dan makanan lainnya,” ujar Dr Sahara.
Dosen IPB University itu melanjutkan, kenaikan harga gandum di tingkat dunia berdampak terhadap Indonesia. Harga gandum dunia mengalami tiga kali guncangan selama tahun 1960-2022. Perang Rusia-Ukraina memperburuk situasi ketersediaan dan harga gandum dunia.
“Tanpa adanya intervensi berupa substitusi, ternyata kenaikan harga gandum di tingkat global akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,0002 persen. Menurut Okun’s law bahwa satu persen penurunan Gross Domestic Product (GDP) itu akan meningkatkan 2 persen pengangguran. Selain itu, substitusi impor akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0.1193 persen,” terangnya.
Menurutnya, kenaikan harga gandum global berdampak negatif terhadap kinerja makro perekonomian Indonesia meliputi penurunan GDP, neraca perdagangan, term of trade, dan upah riil pekerja.
“Naiknya harga gandum juga berdampak negatif bagi output sektoral terutama produk makanan, pertumbuhan ekonomi regional, konsumsi dan pendapatan rumah tangga dan berpotensi menimbulkan inflasi,” ungkapnya. (Ns/Rz)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/dr-sahara-paparkan-dampak-perang-rusia-ukraina-terhadap-harga-gandum-dunia-dan-kinerja-perekonomian-makro-dan-sektoral-di-indonesia/11dda4742efde3b7a31dc92ebd6f6455