0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Dr Nia Kurniawati Hidayat Berikan Pandangan Atas Tuntutan Konsumen Global terhadap Produk Sawit Berkelanjutan

Dr Nia Kurniawati Hidayat Berikan Pandangan Atas Tuntutan Konsumen Global terhadap Produk Sawit Berkelanjutan

Artikel / Press release

Masih ada pandangan negatif dari masyarakat dunia terhadap sawit. Kampanye anti produk sawit semakin memperparah pandangan tersebut terhadap industri sawit. Mulai dari ketidakseimbangan ekosistem hingga penyumbang emisi karbon.

Dr Nia Kurniawati Hidayat, Dosen IPB University dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) menyebutkan bahwa kepuasan terhadap aspek berkelanjutan sangat berimplikasi pada semua pihak. Industri sawit harus mampu merespon dengan tepat serta harus terbuka terhadap pandangan positif dan negatif masyarakat terhadap sawit. Justifikasi dengan data tentu dapat menjadi salah satu tindakan yang tepat.

Ia menerangkan bahwa konsep berkelanjutan bersifat dinamis dan selalu berevolusi. Pemahaman satu sisi dengan sisi yang lain dapat berbeda. Keketatan kriteria serta upaya dan strategi pembangunannya juga berbeda-beda.

Menurutnya, kini common language aspek berkelanjutan dan telah diratifikasi merujuk pada Sustainable Development Goals (SDGs) dan 17 tujuannya. Industri sawit mau tidak mau harus merespon pandangan dan respon konsumen terhadap setiap produk sawit. Caranya dengan menginformasikan tentang pangan dan membangun image produk sawit berkelanjutan kepada para konsumen target.

“Terutama di tengah ramainya isu konsumen yang sudah mulai menghilangkan penggunaan produk kelapa sawit. Isu-isu yang digelontorkan sejumlah pihak menggambarkan seolah penggunaan kelapa sawit tidak berkelanjutan. Faktanya yang harus kita sikapi seperti apa dan strategi kita bagaimana untuk bisa menebus itu,” terangnya dalam Webinar Palm O’Corner dengan tema “Indonesia menjadi Trendsetter Sustainability Industry Sawit Global”, 16/7.

Ia mengatakan, tuntutan konsumen global terhadap produk sawit berkelanjutan semakin tinggi. Di sisi lain, tingginya kebutuhan minyak nabati menyebabkan tindakan boycotting bukan menjadi salah satu tindakan nyata atau solusi. Dikarenakan minyak nabati sangat produktif, minyak nabati alternatif juga membutuhkan lahan yang lebih luas dan menyebabkan kerusakan lebih besar.

“Asia sebenarnya memegang kunci transformasi berkelanjutan dari sektor sawit. Lebih lagi Indonesia sebagai pemain besar, produsen dan konsumen minyak sawit terbesar di dunia seharusnya dapat menjadi trendsetter sustainability itu sendiri,” tambahnya.

Hal ini menyadarkan bahwa aspek berkelanjutan merupakan tuntutan konsumen, dan negara hanya tinggal menciptakan common language yang bisa dipahami dan dipatuhi.
Selain itu mengisi ketimpangan pengetahuan terhadap minyak sawit dan implikasi pergeseran minyak sawit ke minyak nabati alternatif. Hal yang menjadi ‘pekerjaan rumah’ (PR) negara produsen sawit adalah kampanye terhadap generasi muda untuk mempromosikan sisi baik produk sawit di tengah pandangan buruk yang terus berkembang. (MW/Zul)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/07/dr-nia-kurniawati-hidayat-berikan-pandangan-atas-tuntutan-konsumen-global-terhadap-produk-sawit-berkelanjutan/a4932da60b8d9edc1d36e0bbc467fd2c

× Butuh bantuan?
Skip to content