Dosen Vokasi IPB University Berbagi Tips Membuat Media Pembelajaran Berbasis Audio
Penggunaan teknologi audio dalam proses pembelajaran dapat membantu meningkatkan komunikasi dan mendukung pengalaman belajar yang menarik di ruang kelas. Hal tersebut karena pembelajaran tidak hanya terbatas dengan indera penglihatan (visual) namun juga melibatkan indera pendengar yang tentunya akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi yang diberikan.
Agar materi perkuliahan dapat tersampaikan dengan baik, maka diperlukan media pembelajaran yang berkualitas. Dosen Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB University, Abung Supama Wijaya MSi membagikan tips membuat media pembelajaran berbasis audio yang berkualitas.
“Tahap pembuatan dibagi menjadi tiga bagian yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi,” ujar Abung. Menurutnya, tahap pra produksi di antaranya ialah menyiapkan peralatan rekam seperti laptop atau handphone dan microphone atau headset. Selanjutnya ialah menyiapkan bahan materi. Pilih materi yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan. Bila perlu, tulis ulang materi agar kalimat yang digunakan lebih efektif dan efisien.
“Kemudian siapkan software recording dan editing yang mudah dipelajari. Misalnya seperti audacity atau software yang mudah digunakan pada smartphone yang bisa diunduh dari playstore,” lanjut Abung.
Ia menambahkan, kondisi fisik dan lingkungan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pastikan kondisi fisik sehat terutama kondisi suara dan pernapasan, karena keduanya adalah konten utama dari media pembelajaran. Kemudian pilih lokasi perekaman yang kondusif, jauh dari suara bising dan dianjurkan menggunakan ruangan kedap suara.
“Pada saat merekam, usahakan tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh dengan media perekam. Perhatikan juga cara pengambilan nafas, artikulasi, intonasi dan tempo saat merekam. Untuk durasi, umumnya 3-8 menit sudah ideal, jika materi cukup panjang bisa dibagi menjadi beberapa chapter,” jelasnya.
Setelah proses rekaman selesai, katanya, tahap selanjutnya dalam proses produksi ialah editing dan formatting. Umumnya bagian yang diedit adalah volume suara, menghilangkan noise dan menambah backsound agar media pembelajaran terdengar lebih menarik. Kemudian audio disimpan dalam format MP3 agar mudah diputar dalam berbagai media.
“Tahap ketiga ialah pasca produksi. Di tahap ini pendidik bisa memilih media penyimpanan yang mudah diakses peserta didik seperti Google Drive atau aplikasi Anchor. Caption yang menarik bisa ditambahkan sebagai media promosi agar peserta didik bersemangat mendengarkan materi yang disajikan,” imbuhnya.
Selanjutnya, Abung mengatakan, untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan, pendidik dapat memberikan kuis singkat di akhir maupun di media kuis secara terpisah. Terakhir ialah melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran audio selanjutnya. (SWP/Zul)
Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/03/dosen-vokasi-ipb-university-berbagi-tips-membuat-media-pembelajaran-berbasis-audio/d04d2a1a11cd990c40f33c8160f05512