0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Dosen Muda IPB University Paparkan Nilai Penting Serangga di Urban Area

Dosen Muda IPB University Paparkan Nilai Penting Serangga di Urban Area

Artikel / Press release

Nadzirum Mubin, SP, MSi, dosen muda IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman berbagi pengalaman tentang nilai penting serangga di urban area guna melestarikan dari kepunahan dan implikasinya untuk kehidupan, 26/3.

Ia menerangkan, serangga merupakan kelompok hewan yang memiliki ukuran relatif kecil tetapi memiliki banyak peranan penting. Peranan serangga sangat beragam mulai dari sebagai predator, dekomposer dan penyerbuk. Namun demikian, beberapa serangga memiliki peranan kurang menguntungkan karena menyebabkan gangguan kesehatan bahkan gangguan atau kerusakan properti milik manusia.

Nadzir menjelaskan, serangga yang berada di permukiman yang umum dikenal masyarakat adalah serangga yang merugikan. Serangga yang dimaksud antara lain seperti kecoa, lalat, semut, rayap, nyamuk, serta kutu busuk/bed bug.

Ia melanjutkan, gangguan yang dapat ditimbulkan oleh serangga seperti gangguan kesehatan. Nadzir mencontohkan, gangguan yang disebabkan oleh semut api (Solenopsis invicta) dapat berupa gejala ringan seperti gatal. Namun demikian, gejala yang diikuti alergi dapat menyebabkan iritasi kulit hingga kematian.

Sementara, makanan yang didatangi kecoa dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti cendawan dan bakteri pathogen. Ketika mikroba pathogen ikut termakan dan masuk ke dalam saluran pencernaan manusia, gangguan kesehatan yang umum adalah alergi (pilek, iritasi kulit, iritasi mata) hingga kesulitan bernapas dan anafilaksis.

Serangga lain seperti nyamuk juga merupakan serangga permukiman yang sangat penting dan menjadi perhatian setiap tahunnya. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh nyamuk mulai dari rasa gatal akibat tusukan stilet hingga sakit akibat virus yang dibawa seperti dengue, zika, chikungunya, yellow fever yang dapat menyebabkan kematian.

“Proses pengendalian umumnya dilakukan dengan cara yang mudah dan efektif misalnya penggunaan insektisida. Akan tetapi, akibat adanya penggunaan pestisida yang cukup intensif dalam pengendalian serangga hama, banyak sekali isu yang muncul bahwa terjadi penurunan populasi,” kata Nadzir.

Ia menerangkan, akan tetapi sedikit berbeda untuk serangga permukiman. Alih-alih menurun populasinya, populasi serangga permukiman yang dikendalikan justru menjadi resisten atau kebal. Banyak laporan serangga permukiman seperti kecoa (Blatella germanica), lalat (Musca domestica), nyamuk (Aedes aegypti, Ae. albopictus, Anopheles gambiae) telah resisten terhadap beberapa jenis pestisida.

“Serangga akan membuat pertahanan diri untuk kelangsungan hidupnya guna menjaga eksistensinya di alam,” kata Nadzir.

Terkait teknologi pengendalian serangga pemukiman, Nadzir mencontohkan, saat ini pengendalian nyamuk Aedes aegepty dilakukan menggunakan bakteri wolbachia. Nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia akan menghambat perkembangan virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk tersebut. Dengan demikian, nyamuk yang sudah terinfeksi virus dengue tidak dapat menularkan virus ke manusia dan kasus demam berdarah dapat dikendalikan. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/03/dosen-muda-ipb-university-paparkan-nilai-penting-serangga-di-urban-area/f2481dfdabe51e5318449e8589856d69

× Butuh bantuan?
Skip to content