0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Dosen Fisika IPB University Ajak Masyarakat Beralih ke Siaran TV Digital Melalui Sosialisasi ASO

Dosen Fisika IPB University Ajak Masyarakat Beralih ke Siaran TV Digital Melalui Sosialisasi ASO

Artikel / Press release

Saat ini masyarakat harus segera beralih ke siaran TV digital untuk dapat terus menikmati siaran televisi (TV). Hal ini dikarenakan penghentian Siaran TV Analog (ASO) tahap kedua pada Agustus 2022 sudah di depan mata. Peran Lembaga Penyiaran baik publik maupun swasta menjadi salah satu kunci sukses upaya migrasi, terutama dalam sosialisasi ajakan beralih ke siaran TV digital.

Drs Mahfuddin Zuhri, dosen IPB University dari Departemen Fisika turut berpartisipasi dalam sosialisasi ASO bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dan Komisi DPR RI, (13/06). Dalam kesempatan ini, ia menyinggung terkait teknis sistem TV Digital.

Ia menyebutkan bahwa sinyal pada sistem digital akan lebih mudah diolah karena besarannya hanya terdiri dari dua nilai saja. Tidak hanya itu, pemakaian energinya juga relatif lebih kecil daripada TV analog. Meskipun sistem digital memiliki keterbatasan, keunggulannya jauh lebih banyak daripada TV analog.

“Secara umum, sistem digital lebih mudah didesain dan informasinya mudah disimpan dalam perangkat digital. Di masa depan, informasi yang disimpan akan jauh lebih banyak sehingga menghasilkan perangkat yang lebih pintar,” katanya.

Sistem digital juga memiliki keakuratan dan kepresisian yang lebih besar. Hal ini karena operasinya dapat diprogram dan relatif  tahan terhadap noise akibat sinyal pengganggu. Rangkaiannya juga mudah dipabrikasi dalam bentuk chip atau seukuran kuku saja.  “Di masa depan, kita akan memiliki sebuah era dimana perangkat-perangkat  dan benda hidup terhubung satu sama lain melalui sebuah jaringan digital,” terangnya.

Dosen IPB University itu menjelaskan, cara kerja sistem TV analog atau broadcasting hampir mirip dengan TV Digital, yang membedakan hanya jenis sinyalnya saja. Namun, sebagian besar masyarakat masih menggunakan TV analog. Padahal, jangkauannya berbeda-beda di setiap wilayah dan kualitas tayangannya menjadi tidak stabil.

Berbeda dengan siaran digital, katanya, kualitas tayangan tidak akan tergantung pada jarak dan relatif stabil. Tidak hanya itu, gambar yang didapatkan akan lebih bagus, suara lebih jernih, dan tentunya lebih canggih. Masyarakat juga dapat menonton siaran ulang suatu acara maupun mendapatkan sistem peringatan dini bila ada kejadian bencana.

Melalui sistem digital ini, kata Drs Mahfuddin, satu frekuensi dapat dimanfaatkan oleh banyak stasiun penyiaran. Sehingga akan lebih hemat frekuensi dibandingkan sistem analog. Penghematan frekuensi ini juga akan memberikan lebih banyak kesempatan agar perusahaan lain dapat terlibat dalam penyiaran. Sisa frekuensi yang ada dapat digunakan untuk pengembangan teknologi 5G.  “Dengan efisiensi frekuensi tadi, kita dapat mengembangkan teknologi yang lebih baik lagi yaitu teknologi 5G. Caranya dengan bermigrasi dari teknologi TV analog menjadi TV digital,” tambahnya.

Untuk mengecek apakah TV yang digunakan dapat menerima layanan TV digital, masyarakat dapat melakukan beberapa cara. Cara pertama dengan pengecekan stiker pada bagian belakang TV yang menuliskan mendukung tayangan digital atau tidak. Selain itu, masyarakat dapat melakukan pengecekan melalui menu setting,  biasanya di menu manager program terdapat sub menu DTV (Digital TV). Masyarakat juga dapat mengecek buku panduan TV atau di laman Kominfo. (MW)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/dosen-fisika-ipb-university-ajak-masyarakat-beralih-ke-siaran-tv-digital-melalui-sosialisasi-aso/3d36f986c961fa49a20eae62972fd968

× Butuh bantuan?