Bentuk Tim Satgas, Ini Rekomendasi IPB University untuk Penanggulangan PMK
Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini masih terus meningkat ke berbagai daerah. Hingga 14 Juni 2022, Kementerian Pertanian melaporkan bahwa PMK sudah menyebar ke 186 Kabupaten/Kota di 18 Provinsi, dan sudah menjangkiti lebih dari 165.000 ekor ternak.
Mencermati hal tersebut, IPB University telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan PMK. Prof Deni Noviana, Kepala Satgas Penanggulangan PMK IPB University mengatakan, pembentukan Satgas bertujuan memberikan masukan kepada pemerintah, melakukan program aksi terjun ke peternak/masyarakat, dan turut mensosialisasikan serta memberikan pemahaman pada peternak/masyarakat terkait dalam pencegahan penyebaran PMK.
“IPB University turut prihatin atas kondisi yang menimpa para peternak sapi potong/pedaging, sapi perah dan kambing/domba akibat dari wabah PMK ini. IPB University juga mengapresiasi Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian atas langkah dan tindakan yang telah dilakukan,” sebut Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University ini saat Konferensi Pers di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, 15/6.
Namun demikian, lanjut dia, untuk mengefektifkan penanganan PMK secara nasional, IPB University memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah. Antara lain mendorong pemerintah untuk melakukan langkah-langkah koordinatif lintas kelembagaan dan kementerian yang lebih intensif dan fokus.
“Penanganan PMK tidak bisa sendiri. Butuh koordinasi dan kolaborasi dari berbagai pihak. IPB University juga mendorong pemerintah melakukan Public Private Partnership, agar keterlibatan stakeholder khususnya pihak industri dapat bersama-sama menanggulangi PMK,” ujarnya.
Disamping itu, Prof Deni menyebut, IPB University juga siap membantu pemerintah untuk mengintensifkan upaya pencegahan (preventif) pada ternak sehat dan pengobatan (kuratif) pada ternak terkena PMK. Bahkan, sejak awal terjadinya wabah, IPB University telah melakukan berbagai program aksi dalam pengendalian dan sosialisasi wabah PMK melalui SKHB dan Fakultas Peternakan (Fapet).
“Upaya preventif yang perlu dilakukan antara lain Penerapan Biosekuriti, Peningkatan Imunitas Ternak, percepatan dalam pengadaan vaksin PMK dan produksi vaksin PMK di Indonesia, pengawasan yang lebih ketat, pemasukan hewan hidup dan produk hewan dari luar negeri/import,” kata dia.
Sementara tindakan pengobatan (kuratif) diantaranya memastikan ketersediaan dan kestabilan harga obat-obatan, vitamin, disinfektan, dan antiseptik serta memobilisasi sumber daya manusia di bidang kesehatan hewan dan peternakan dari berbagai institusi, organisasi atau asosiasi profesi termasuk perguruan tinggi tentunya untuk mendukung penanggulangan PMK.
Terkait pelaksanaan vaksinasi, Prof Agik, anggota tim pakar Satgas menyampaikan, pada prinsipnya vaksinasi pada hewan sama dengan manusia. Vaksin diberikan hanya kepada mereka yang sehat. Bagi yang sakit atau terinfeksi, dapat ditangani dengan pemberian obat. Karenanya, menurut dia, kolaborasi dengan industri farmasi, mutlak diperlukan dalam penanganan wabah ini.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Ernan Rustiadi mengatakan, langkah tersebut merupakan bentuk komitmen dan keseriusan IPB University untuk terlibat dalam penanganan wabah PMK. Ia optimis, dengan upaya bersama, wabah PMK di Indonesia dapat segera pulih.
“Kita harus optimis. Sebab dulu kita pun mampu menangani wabah ini. IPB University siap membantu daerah yang terkena dampak. Hari ini kita juga melepas mahasiswa co-assistant (coas) dalam penanganan medis ke berbagai daerah. Ini adalah salah satu aksi dari Satgas Penanganan PMK yang kita bentuk,” kata Dr Ernan.
Selain itu, Prof Muladno, anggota tim Satgas mengatakan, IPB University telah mengkonsolidasikan komunitas peternak rakyat melalui program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) sehingga peternak mampu menjaga penyebaran PMK dan meningkatkan kewaspadaannya secara mandiri di wilayahnya masing-masing di beberapa kabupaten.
“Dengan SPR, IPB University telah lama mendidik dan membimbing para peternak. Agar mereka paham, jika terjadi penyakit seperti PMK ini bagaimana penanggulangannya. Terbukti, hari ini peternak alumni SPR melaporkan, bahwa ternak mereka aman dari PMK,” ujar Prof Muladno, penggagas SPR IPB University ini.
Turut hadir dalam Konferensi Pers ini anggota tim Satgas Penanggulangan PMK IPB University. Acara ini dimoderatori oleh Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana. Usai konferensi pers, secara simbolik dilakukan pelepasan mahasiswa SKHB IPB University yang akan turun ke lapang dalam rangka membantu peternak dan masyarakat dalam menangani kasus PMK. (Rz)
Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/bentuk-tim-satgas-ini-rekomendasi-ipb-university-untuk-penanggulangan-pmk/7e17778daa826c404a88fa1836ea5b9c