Kalirejo merupakan desa di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Berada di bawah kaki Gunung Prau, membuat Desa Kalirejo memiliki hawa yang sejuk serta pemandangan yang tak kalah indah. Meski terletak di dataran tinggi ( di atas 860 mdpl), pengelolaan sampah masih menjadi problem utama di desa ini.
Air melimpah, potensi air terjun, dan tanah yang subur menjadi karunia bagi warga Kalirejo. Mayoritas penduduk Kalirejo berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama berupa kopi. Namun demikian, pengelolaan sampah desa masih minim.
Angger, Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University mengatakan, sampah yang belum dikelola dengan baik dapat berdampak dalam kehidupan masyarakat seperti pencemaran lingkungan dan terhambatnya perkembangan anak. Dalam menyikapi permasalahan yang cukup kompleks ini, ia bersama mahasiswa IPB University lainnya mencoba membantu masyarakat dengan empat rangkaian program yang berkesinambungan.
“Kami membuat rangkaian program yang terdiri dari pembibitan tanaman pangan, sosialisasi stunting, sosialisasi pemilahan sampah dan bak composting, serta pengajaran gizi seimbang kepada anak-anak sekolah dasar (SD),” jelas Angger saat pemaparan program kerja ke masyarakat.
Program perdana mahasiswa IPB University di Desa Kalirejo adalah Pekaranganku Panganku. Angger mengurai, program ini merupakan pembibitan tanaman buah dan sayur bersama ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Benih yang dibawa dari Bogor oleh para mahasiswa IPB University, diharapkan dapat ditanam di pekarangan rumah dan kebun Kelompok Wanita Tani (KWT), sehingga nantinya dapat dikonsumsi.
“Selanjutnya ada SEHATI (Sehat Anak dan Ibu Bergizi). Program ini ditujukan untuk ibu-ibu yang memiliki balita berupa sosialisasi pencegahan stunting dan pemenuhan gizi seimbang melalui piramida makanan. SEHATI dilakukan selama lima hari di posyandu masing-masing dukuh,” ungkap Angger.
Program SEHATI ini, kata Angger, juga berkaitan dengan program Balanced Nutrition for Kids (BANK). Dimana dilakukan pengajaran gizi seimbang pada anak SD disertai pengenalan bahasa inggris dasar makanan. Program dilakukan di tiga SD selama tiga hari.
Sementara, sosialisasi pemilahan sampah serta pembuatan komposting dikemas dalam program bernama SAMTAMA (Sampah Tanggung Jawab Bersama). Sistha selaku anggota KKN-T IPB University menerangkan, bak komposting dapat dibuat dalam skala rumah tangga.
“Teknis mudahnya kita harus menyediakan dua bak dengan saluran air di dasarnya untuk mengeluarkan lindi. Dalam pengisiannya, sampah diisi terlebih dahulu di bak yang pertama dan kemudian diberi organisme pengurai,” jelas Sistha kepada warga desa.
Ia melanjutkan, setelah bak pertama penuh, kemudian sampah ditunggu matang untuk menjadi kompos selama 2-3 bulan. Pengisian sampah digantikan dengan bak kedua dengan cara pematangan kompos yang sama. “Sehingga kedua bak ini digunakan bergantian secara berkesinambungan, ” imbuhnya.
Sosialisasi pengelolaan sampah ini juga disambut baik oleh Aenul Yaqin selaku Kepala Desa Kalirejo. Dalam kesempatan itu ia mengungkap, “Bak komposting ini bisa kita implementasikan karena mayoritas warga masih membuang sampah ke sungai dan dibakar,” ucap pria yang akrab disapa Pak Aen ini. (*/Rz)
Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/antisipasi-dampak-sampah-di-desa-kalirejo-ini-yang-dilakukan-mahasiswa-ipb-university/8660692a0843705ed51d157e9de031e6