0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Aksi Peringati 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Tanam Pohon Namnam di Kampus IPB Baranangsiang

Aksi Peringati 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Tanam Pohon Namnam di Kampus IPB Baranangsiang

Artikel / Press release

Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University kembali memperingati Hari Lingkungan Hidup lewat gerakan penanaman pohon. Tahun ini, PSL IPB University juga melakukan penanaman bibit pohon namnam (Cynometra cauliflora) di Kampus Baranangsiang, 5/6.

Pada peringatan ke 50 tahun Hari Lingkungan Hidup sedunia ini, Prof Hadi Susilo Arifin, Ketua Program Magister PSL IPB University mengatakan, sumber daya alam dalam bentuk tata-tanah, tata-air dan tata udara merupakan ekosistem yang harus dijaga, dikelola, dilestarikan, atau dipulihkan bila telah terjadi gangguan dan kerusakan.

“Betapa pentingnya kita melindungi, yaitu memproteksi ekosistem dan mengonservasi, yaitu melestarikan keanekaragaman sumber daya alam di muka bumi baik flora dan fauna. Perlindungan maupun konservasi ini sesungguhnya dilakukan untuk manfaat dan kemaslahatan manusia serta segala makhluk hidup lainnya,” sebut Prof Hadi.

Dosen IPB University itu melanjutkan, azas manfaat harus terus dilakukan dengan cara-cara yang arif. Dengan demikian, keberlanjutan muka bumi dan segala isinya bisa diwariskan dan terus dimanfaatkan bagi generasi yang akan datang.

Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup tahun ini, PSL IPB University mengadakan Coffee Morning, Temu Pakar dan Insan Media dengan menghadirkan Prof Damayanti Buchori dan Prof Hadi S Alikodra sebagai narasumber.

Prof Damayanti Buchori, Kepala Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University mengatakan, sejak dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 1972 lalu, hari ini kerusakan lingkungan masih tetap terjadi, tidak berkurang, bahkan semakin meningkat. Ironisnya, kata dia, berbagai kerusakan itu terjadi di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan semakin sadarnya manusia akan pentingnya lingkungan.

Ia  kemudian mengutip pernyataan Isaac Asimov, seorang profesor bidang biokimia yang pernah menyatakan, “The saddest Aspect of Life right now is that Science gathers knowledge faster than society gathers Wisdom“ (Isaac Asimov, 1988). Sains menghasilkan pengetahun dengan cepat, tetapi masyarakat ketinggalan dalam menghasilkan wisdom (kearifan).

“Pendapat saya, saat ini yang lebih diperlukan adalah adanya kearifan manusia dalam menyikapi kondisi krisis di bumi. Yang kita perlukan adalah political will, kemauan untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan,” sebut Prof Damayanti.

Political will itu, kata Prof Damayanti, harus hadir di berbagai institusi dan kelembagaan. Menurutnya, perlu membangun kerjasama multilateral dan solidaritas global yang inklusif agar mampu menavigasi kompleksitas permasalahan yang ada.

“Secara individu, kita harus mau dan mampu hidup sak madya (secukupnya). Sebenarnya akar masalah dari semua kerusakan ini adalah greed, keserakahan, sehingga jalan keluar yang paling jitu adalah menghayati dan menjalankan nilai-nilai kehidupan yang arif dan adil. Kembali pada pesan-pesan leluhur kita,” ujarnya

Hal senada juga disampaikan oleh Prof Hadi S Alikodra, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan. Ia mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki kearifan tradisional berbagai suku adat yang mampu memanfaatkan sumber kekayaan alam secara bijak. Ia menyebut, prinsip hidup masyarakat adat ini adalah bahwa sumber kekayaan alam tersebut merupakan tabungan bagi keberlanjutan anak cucu mereka.

“Mereka secara tekun mempelajari fenomena alam sebagai ayat kauniyah yang harus terlindungi dari berbagai ancaman, sehingga dapat memanfaatkan secara berkelanjutan. Mereka juga memiliki pengetahuan meramu tumbuhan dan hewan untuk obat-obatan, termasuk kosmetik. Pengetahuan meramu obat-obatan menjadi pengetahuan dasar bagi pembangunan bioprospeksi,” kata Prof Hadi S Alikodra. (*)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/aksi-peringati-50-tahun-hari-lingkungan-hidup-sedunia-tanam-pohon-namnam-di-kampus-ipb-baranangsiang/ca1f6d8242248c14e73cbcdd382db4d8

× Butuh bantuan?
Skip to content