0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Ahli Ekonomi IPB University Ungkap Fenomena Kenaikan Harga Pangan

Ahli Ekonomi IPB University Ungkap Fenomena Kenaikan Harga Pangan

Artikel / Press release

Naiknya harga pangan pada momen-momen tertentu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kritis. Sebab, komoditas pangan tersebut merupakan komoditas pangan dasar yang secara dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini kemudian dijelaskan oleh Prof Nunung Nuryartono dan Prof Yusman Syaukat sebagai ahli ekonomi dari IPB University dalam Webinar Fenomena Krisis dan Titik Kritis Penyediaan Pangan yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar IPB University, 20/3.

Prof Nunung menyampaikan,“Harga akan memiliki implikasi yang luas termasuk pada kesejahteraan masyarakat.”  Ia melanjutkan,  apabila kita lihat inflasi dari makanan, relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan non-makanan. “Mayoritas penduduk miskin kita, pangsa pengeluarannya lebih tinggi pada makanan. Contohnya, kami mencoba menghitung trend harga minyak goreng yang tidak relatif naik pada semua wilayah,” terangnya.

Dalam penelusuran data yang dilakukan oleh Prof Yusman Syaukat, FAO Food Price Index (FFPI), terdapat indikasi peningkatan trend harga pangan yang terus merangkak sejak tahun 2000-an. “Kenaikan pada Februari 2022 menjadi pemicu lonjakan pada harga minyak nabati dan susu, lonjakan harga pangan global akan berpengaruh ke Indonesia karena banyak komoditas pangan yang masih di impor,” terang Prof Yusman.

Dampak kenaikan harga pangan global terhadap perubahan harga konsumen nasional pada akhirnya memberikan peringatan terhadap potensi kenaikan dan volatilitas (perubahan) harga pangan di masa depan. Pasalnya, harga pangan ini tidak dapat diperkirakan secara akurat sehingga menyebabkan kesulitan mitigasi terhadap risiko. Hal ini akan berdampak pada kesulitan pengelolaan konsekuensi yang menyebabkan volatilitas harga tinggi yang tidak dapat dihindari.

Prof Yusman menerangkan, upaya pengendalian harga pangan nasional dapat dilakukan dengan program peningkatan produktivitas pangan yang masih banyak diimpor. Dengan demikian, melalui import substitution program serta program peningkatan kesejahteraan masyarakat tani pasca pandemi perlu dikembangkan sesuai kebutuhan yang bekerjasama dengan pemerintah daerah.

“Pengendalian harga pangan juga dapat dilakukan dengan monitoring terhadap ketersediaan, konsumsi dan harga pangan pokok, mengatur pendistribusian pangan serta pengembangan kebijakan pertanian yang lebih variatif dalam menghadapi berbagai situasi,” tutupnya. (SMH)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/03/ahli-ekonomi-ipb-university-ungkap-fenomena-kenaikan-harga-pangan/b6eeffe32a38b27d690fb3ab1ffcc957

× Butuh bantuan?
Skip to content