0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

Badan Pengelola Investasi dan Dana Sosial (BPIDS) IPB University kembali memberikan pemahaman literasi terkait wakaf kepada mahasiswa. Melalui workshop Wakaf Goes to Campus, (9/4), BPIDS juga melakukan pemilihan Duta Wakaf Campus dan akan melaunching Sawah Wakaf pada 22 April 2022 mendatang.

Dr Jaenal Effendi, Kepala BPIDS IPB University menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membumikan wakaf di kampus. Menurutnya, di tengah pandemi, wakaf memiliki peranan penting.

“Wakaf juga dapat dijadikan sebagai alternatif dana sosial atau social source of fund. Ada beberapa fasilitas yang sudah dibuat dari wakaf yang dikelola IPB University. Contohnya adalah wakaf water station di kampus. Ketika mahasiswa sudah berkegiatan secara offline, mereka bisa memaksimumkan pemanfaatan water station dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, tambahnya, dari dana wakaf, IPB University juga memiliki area pemakaman untuk warga IPB University. Ada juga wakaf beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki kesulitan keuangan untuk melanjutkan studinya dengan baik.

“Selain itu, dalam waktu dekat juga kami akan melaunching Wakaf Sawah serta wakaf-wakaf lainnya yang hadir untuk kemaslahatan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan juga dalam upaya untuk pengembangan investasi,” ujarnya.

Sementara itu, Hendri Tanjung, PHd, alumni IPB University hadir sebagai narasumber. Pria yang telah mempelajari perkembangan wakaf dunia ini membawakan materi terkait dahsyatnya wakaf pendidikan.
Ia mencontohkan kekuatan wakaf di Universitas Al-Azhar, Mesir. Menurutnya, Al Azhar telah lama menjalankan konsep wakaf kebun kurma yang sangat luas. Hasil wakaf produktif ini digunakan untuk membiayai operasional universitas tersebut.

“Karena banyaknya hasil wakaf, Universitas Al Azhar dapat membantu pemerintah yang mengalami defisit saat itu. Contoh lainnya adalah lima universitas yang memiliki kekuatan wakaf atau Endowment Fund berdasarkan data tahun 2016. Yaitu Harvard University sebesar 35,6 milyar dollar, Yale University sebesar 20,7 milyar dollar, Princeton University sebesar 18,8 milyar dollar, Stanford University sebesar 18,7 milyar dollar dan Massachusetts Institute of Technology sebesar 10,8 milyar dollar,” jelasnya.

Sedangkan menurut Bobby P Manullang, General Manager Dompet Dhuafa, wakaf hari ini terkenal tapi belum dikenal. Ia sepakat dan menginginkan wakaf secara literasi terus berkembang.  Ia menilai saat ini yang ada di benak masyarakat adalah wakaf ada tiga hal yaitu wakaf masjid, madrasah dan makam.

“Secara data, ada pergeseran minat. Wakaf sudah diminati kalangan milenial dengan usia segmentasi 24-35 tahun. Dompet Dhuafa sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional yang bertujuan mengentaskan kemiskinan hingga tahun 2021, mengalami pertumbuhan 19,66 persen. Dari tahun 1993 hingga 2021, total donatur sebanyak 554.680 orang dan ada sebanyak 24.929.563 jiwa penerima manfaat program,” terangnya.

Sementara itu Nur Hidayati dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ikut menyampaikan terkait Sukuk Wakaf Ritel atau Cash Waaf Linked Sukuk Ritel (CWLS). CWLS adalah investasi dana wakaf uang pada sukuk negara yang diterbitkan oleh pemerintah untuk memfasilitasi wakaf dalam pemberdayaan ekonomi umat dan kegiatan sosial kemasyarakatan. (dh/Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/04/wakaf-goes-to-campus-buka-wawasan-mahasiswa-besarnya-dampak-wakaf-pendidikan/412622d4d22a1fb2a3c6b2c2dfc98f8a

Skip to content