0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

The 16th ESL Green Talk IPB University Bahas Pariwisata Lingkungan Berkelanjutan

The 16th ESL Green Talk IPB University Bahas Pariwisata Lingkungan Berkelanjutan

Artikel

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB University bersama Himpunan Mahasiswa REESA (Resource and Environmental Economics Student Association) kembali menggelar Kegiatan The 16th ESL Green Talk. Kegiatan ini membahas Pengelolaan Wisata Berkelanjutan sebagai Nilai Tambah bagi Desa dan Masyarakat.

Ketua Departemen ESL IPB University, Dr Ahyar Ismail mengatakan, “Apabila kita berbicara pembangunan berkelanjutan, dimana dimensi ekonomi, sosial dan ekologi menjadi tiga pilar, seperti dalam wisata, itu ada dimensi baik teknis, kelembagaan juga politik serta keberlanjutan pertahanan dan keamanan.”

Menurutnya, keberlanjutannya tidak ada pemborosan dalam penggunaan sumber daya alam, tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya serta kegiatannya itu harus dapat meningkatkan resources.  Dosen IPB University itu menyebut, konsep keberlanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks. Dengan demikian, pengertian keberlanjutan pun sangat multidimensi, meliputi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dan adanya interaksi antara sistem ekonomi dengan sistem sumber daya alam dan lingkungan.

Dr Meti Ekayani, Sekretaris Departemen ESL IPB University dan koordinator Mata Kuliah Ekonomi Wisata, menyampaikan dalam kegiatan ini narasumber merupakan praktisi dan ahli di bidang ekowisata. Sehingga diharapkan melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan terkait dengan wisata.

Narasumber yang diundang yaitu Agus Mashudi, General Manager KBM Ekowisata Jawa Barat dan Banten Perum Perhutani. Ia memaparkan tentang bisnis ekowisata Perhutani yang menerapkan bisnis berkelanjutan. Ia menyebut, bisnis yang dijalankan oleh perusahaan plat merah itu tidak hanya berfokus pada profit perusahaan, namun juga keberlangsungan planet, dan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar. Model bisnis tersebut sering disebut Triple Bottom Line Sustainability Business.

Ke depannya, kata Agus, pariwisata alam akan menjadi tumpuan pendapatan urutan keunggulan dari wisata. Dengan demikian, katanya, pihaknya bisa dengan tetap memperhatikan masyarakat tidak hanya dari aspek sosial namun juga memberikan nilai kemanfaatan bagi masyarakat sekitar.

“Masyarakat juga tidak dijadikan sebagai objek namun juga sebagai pelaku usaha yaitu Sociopreneur karena adanya Kerjasama untuk pengembangan pariwisata,” tegasnya.

Ada yang menarik dengan desa Limpakuwus terletak di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan berada di lereng selatan Gunung Slamet. “KUPS Wisata Hutan Pinus Limpakuwus telah bekerjasama dengan Perum Perhutani dan potensi sektor pariwisata merupakan target kami melalui bimbingan-bimbingan dari Perum Perhutani sehingga kami memiliki strategi pengelolaan, salah satunya kemajuan teknologi dan digitalisasi,” tambah Agus.

Sementara, Eko Purnomo, Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata Hutan Pinus Limpakuwus dan Ketua Koperasi Jasa Hutan Pinus Limpakuwus mengatakan, secara umum, kemajuan peningkatan ekonomi terjadi setelah adanya kerjasama dengan Perum Perhutani. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan motivasi pihaknya.

Eko menjelaskan, kegiatan edukasi yang dilakukan oleh KUPS Wisata Hutan Pinus dalam mengelola kebersihan tempat wisata yaitu dengan tidak menegur pengunjung yang membuang sampah sembarangan tetapi dengan memberikan contoh. Contoh tersebut berasal dari anak-anak yang membersihkan sampah agar tidak membuang sampah dan juga mengkampanyekan tidak membuang sampah dengan menuliskan pesan yang mudah dipahami oleh pengunjung. (*/ra)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2022/06/the-16th-esl-green-talk-ipb-university-bahas-pariwisata-lingkungan-berkelanjutan/03a6eb9b7dcc29b4b6b6a243ec040887

× Butuh bantuan?
Skip to content