0251- 8622642 ex 105 ppid@apps.ipb.ac.id

KIP: Jadikan Pemilu Momentum Kemudahan Akses Informasi untuk Rakyat

Memasuki tahun Pemilu, Komisi Informasi Pusat (KIP) kembali mengingatkan Pemerintah, Kementrian, dan/atau Badan Publik level nasional maupun daerah untuk meningkatkan kemudahan akses informasi dan kualitas layanan informasi untuk rakyat.

Arya Sandhiyudha, Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat menyampaikan, “Pemilu jangan ganggu kualitas badan publik dalam melayani rakyat, khususnya layanan informasi publik.”

Arya Sandhiyudha menyebutkan KIP akan kembali menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) Badan Publik serentak se-Indonesia untuk menjaga kualitas tersebut. “Karenanya KIP tahun ini musti tetap terlaksana, bahkan kita menggelar serentak untuk memastikan Pemerintah dan/atau Badan Publik level nasional hingga daerah tetap menjaga fokus performa kualitas penyajian data, kualitas pelayanan informasi terhadap beragam jenis informasi publik yang dikelola, termasuk di dalamnya informasi pengadaan barang dan jasa”.

Arya Sandhiyudha dalam jumpa pers peluncuran Monev Keterbukaan Informasi Nasional 2023 di Kampar, Pekanbaru, Selasa (17/5), didampingi para Komisioner Komisi Informasi dari 28 Provinsi menjelaskan persoalan klasik masyarakat yang musti direspon dengan tepat oleh Pemerintah/ Badan Publik, “kerap kali masyarakat sebagai pemohon informasi masih menemui kesulitan mendapatkan informasi dari Badan Publik, misalnya, tentang dokumen pengadaan barang dan jasa. Padahal, misalnya, Badan Publik tersebut dalam Monev Komisi Informasi memperoleh kualifikasi ‘informatif’.”

“Badan Publik kerap berdalih dokumen pengadaan barang dan jasa sebagai informasi dikecualikan, padahal saat monev menyatakan informasi terbuka” imbuh Arya.

Kasus lain, tambahnya, permohonan informasi yang semestinya adalah informasi terbuka tetapi karena salah pemahaman dan penanganan malah menjadi objek sengketa informasi. “Kerap terjadi dalam proses penyelesaian sengketa informasi, ada ketidakkonsistenan antara petugas layanan informasi atau PPID. Permohonan informasi yang semestinya selesai di tingkat PPID justru ditangani oleh Komisi Informasi Pusat” katanya.

Oleh karena itu dalam Monev Keterbukaan Informasi Nasional 2023, Komisi Informasi Pusat dan Provinsi akan memberi perhatian pada aspek-aspek di atas. “Kelak dalam metode penilaian, ketiga aspek tersebut yaitu kualitas informasi, pemahaman layanan informasi dan keberagaman informasi dengan pengadaan barang dan jasa di dalamnya akan memiliki bobot nilai tertinggi”.

Sementara Komisioner Bidang Kelembagaan KI Pusat Handoko AS menyatakan secara umum kegiatan Monev Keterbukaan Informasi Nasional 2023 akan melakukan penilaian terhadap aspek kualitas informasi, jenis informasi, pelayanan informasi, sarana dan prasarana, komitmen organisasi dan digitalisasi. Disampaikan bahwa di tingkat Pusat, akan ada kurang lebih 400 Badan Publik yang menjadi objek Monev meliputi kementerian, pemerintah provinsi, BUMN, lembaga negara non struktral dan juga Perguruan Tinggi Negeri.” Dan untuk Monev tingkat provinsi menyesuaikan dengan agenda prioritas setiap Komisi Informasi Provinsi,” ucapnya.

Disampaikannya bahwa kegiatan Monev Nasional Keterbukaan Informasi 2023 akan memutuskan 15 Badan Publik terbaik dari seluruh kategori untuk kelak disertakan dalam penganugerahan Tinarbuka Tahun 2024.

“Jadi dalam Monev 2023 ini Komisi Informasi Pusat kelak hanya akan mengumumkan kategori setiap Badan Publik, dan penganugerahan akan diberikan Tahun 2024 kepada 15 Badan Publik terbaik” jelas Handoko mengakhiri jumpa pers.

INREF Smart-in-Ag Summer School 2022: Disiplin Ilmu Menjadi Modal Pertanian Cerdas Berkelanjutan Pemanfaatan Teknologi Masa Depan

Sekolah Bisnis IPB University berkolaborasi dengan Wageningen University and Research (WUR) sukses menyelenggarakan INREF Smart-in-Ag Summer School 2022 selama lima hari sejak tanggal 18 – 22/7.

Kegiatan inisiasi Direktorat Program Internasional ini, berupa program interaktif secara hybrid antara peserta dengan pengajar. Mereka adalah para dosen terbaik dari IPB University dan WUR mengenai smart farming.

INREF Smart-in-Ag Summer School tidak hanya diisi dengan sesi perkuliahan, tetapi juga sesi kerja kelompok, presentasi dan kegiatan hiburan yang semakin menambah semangat dan kedekatan antar peserta maupun dosen yang terlibat.

Kegiatan yang berjalan selama lima hari ini melibatkan 11 pengajar profesional dari IPB University yaitu Prof Iskandar Z Siregar, Prof Indra Jaya, Dr Eko Ruddy Cahyadi, Dr Yeni Herdiyeni, Dr Windi Al Zahra dan Dr R Dikky Indrawan. Sementara pengajar dari Wageningen WUR yaitu Prof Henk Hogeveen, Dr Mariska van der Voort, Prof DS (Spencer) Moore Jr, Prof SJ (Simon) Oosting, dan Dr HT (Thomas) Slijper, MSc.

Pelaksana tugas (plt) Dekan Sekolah Bisnis IPB University, Dr Idqan Fahmi menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah mengikuti program ini dari awal hingga akhir.

“Sekolah Bisnis IPB University memiliki visi dan misi untuk mendorong para mahasiswanya dalam menciptakan jiwa entrepreneurship, fokus dalam keberlanjutan dan orientasi global. Visi dan misi tersebut sangat relevan dengan program ini. Selain itu, diharapkan semua metode dapat diaplikasikan untuk seluruh peserta yang berasal dari berbagai fakultas dan latar belakang”, ujarnya.

Dr Idqan berterimakasih kepada para panitia, para peserta baik yang hadir offline maupun online.Ia berharap kerjasama IPB University dengan WUR dapat terus berlanjut dengan program-program lainnya di masa depan.

Perwakilan dosen WUR, Prof Henk Hogeveen juga menyampaikan capaian belajar apa saja yang telah dicapai dalam lima hari kegiatan. “Ketika kita tidak memiliki keterkaitan dalam disiplin ilmu (interdisiplin), kita tidak akan bisa mencapai masa depan yang cerdas dan berkelanjutan dalam pemanfaatan teknologi,” ungkapnya dalam sambutan penutup.

Prof Henk mengapresiasi kerja keras yang telah dicurahkan seluruh pihak untuk memberikan yang terbaik dalam program ini. (SSB/Rz)

 

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/inref-smart-in-ag-summer-school-2022-disiplin-ilmu-menjadi-modal-pertanian-cerdas-berkelanjutan-pemanfaatan-teknologi-masa-depan/bcf81de9eb8c14eefc46b66664ba8872

Mahasiswa IPB University Luncurkan Tiga Buku Antologi Selama Pandemi

Pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan mulai dari gaya hidup, kebiasaan, komunikasi, transaksi, hingga proses belajar mengajar di dunia perguruan tinggi. Kebosanan adalah salah satu hal yang menghinggapi kalangan mahasiswa.

Ada cara produktif yang dilakukan sejumlah mahasiswa IPB University dalam mengatasi kebosanan selama pandemi. Mahasiswa yang tergabung dalam Pondok Inspirasi ini justru menganggap ini menjadi satu kesempatan sebagai masa belajar dan berkarya. Selama pandemi, mereka memproduksi tulisan yang kemudian dibukukan dalam karya buku antologi. Tak tanggung tanggung, sebanyak tiga buku antologi berhasil dikaryakan selama pandemi. “Alhamdulillah dua buku selesai dan satu lagi masih proses editing. Berkah pandemi bagi mahasiswa di Pondok Inspirasi”, papar Agus Ketua Pondok Inspirasi.

Buku yang lebih awal dituntaskan berjudul “Titik Tangguh”. Di buku tersebut menceritakan ketangguhan versi penulis. “Tangguh menurutku tidak harus sesuatu hambatan besar lantas berat melaluinya. Tangguh versiku sesederhana mengatur sabar dalam setiap masalah. Se-simple itu”, papar Apriyani salah satu member Pondok Inspirasi.

“Produktif Ala Gue” merupakan buku kedua yang dituntaskan selama pandemi. Buku tersebut sengaja ditulis dari kumpulan inspirasi makna produktif versi member Pondok Inspirasi selama pandemi. Buku ini diharapkan juga memberikan sudut pandang pembaca untuk menyikapi musibah pandemi dan dorongan untuk beraktivitas menghasilkan karya.

“Kalau menulis buku bagi orang awam rasanya berat ya. Namun setelah mengikuti beberapa proses menulis buku secara Bersama-sama (antologi) ternyata lebih mudah dan sangat puas. Selain bisa membaca tulisan sendiri juga bisa membaca tulisan teman-teman dari berbagai sudut pandang”, tutur Arlan Nugraha salah satu penulis buku tersebut.

Tak cukup terkumpul dua buku, dalam waktu dekat Pondok Inspirasi juga akan meluncurkan buku antologi selanjutnya berjudul “Empat Pilar Salman Subakat”. Buku tersebut ditulis dengan menggabungkan antara sumber informasi yang ada sekaligus pengalaman selama berinteraksi di sesi mentoring atau coaching bersama Salman Subakat CEO PT Paragon Technology and Innovation dengan formula kesederhanaan, perjuangan, pendidikan, dan inovasi.

“Alhamdulillah member Pondok Inspirasi ada yang piawai menulis dan mengeluarkan banyak buku. Jadi sangat telaten membantu rekan-rekannya dalam menulis buku antologi”, tutup Tanti Mantily Dewi Pembina, Coach dan Psikolog Pondok Inspirasi. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-luncurkan-tiga-buku-antologi-selama-pandemi/4212b5fd6eafd20a9ad0bd7773a83eff

Pelatihan Penulisan Literature Review Bagi Pustakawan Perpustakaan IPB University

Dalam rangka meningkatkan kompetensi pustakawan dalam menulis publikasi ilmiah maka Perpustakaan IPB Universty mengadakan pelatihan penulis karya ilmiah berupa “literature review”.   Kegiatan ini diikuti 45 peserta pustakawan IPB University, 25-26/7 bertempat di Gedung Perpustakaan, Kampus IPB Dramaga Bogor.

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman para pustakawan tentang systematic literature review (tinjauan literatur sistematik) dan mengembangkan keterampilan pustakawan yang kemudian menuliskannya dalam sebuah literature review yang sistematis, sehingga mendapatkan landasan teori yang dapat mendukung penelitian atau kajiannya.

Kepala Perpustakaan IPB University, Prof Pudji Muljono mengatakan,  tuntutan adanya perubahan terhadap perpustakaan perguruan tinggi di era industri sekarang ini  semakin nyata.   Para pengguna layanan perpustakaan masa kini menuntut layanan yang bersifat non-konvensional, walaupun masih ada tuntutan pada layanan yang konvensional.

“Dibahas juga hasil pengamatan pada web perpustakaan yang memperlihatkan betapa perpustakaann bertransformasi  dari hanya menyediakan informasi tetapi juga dituntut untuk  dapat mendiseminasikan informasi kepada penggunanya serta  berperan aktif dalam proses penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan  sampai dengan mempublikasikan hasil penelitian,” katanya.

Prof Pudji menambahkan, meskipun pustakawan selalu dikaitkan dengan buku atau bahan bacaan dalam pelaksanaan kerjanya, namun kenyataan terbukti bahwa pustakawan terus didorong dan diberikan motivasi untuk senang dengan aktivitas menulis. “Hal ini terbukti dengan banyaknya tulisan pustakawan yang diterima redaksi beberapa jurnal di Indonesia, sehingga hal ini menyebabkan banyaknya tulisan dalam penerbitan perpustakaan, “ jelasnya.

Prof Pudji menegaskan pelatihan juga dilaksanakan sebagai bentuk ketanggapan terhadap perkembangan dunia pendidikan pada era sekarang.  “Lingkungan pendidikan saat ini diwarnai oleh kompetisi yang semakin ketat, meningkatnya tuntutan dan kesadaran untuk pemenuhan lebih banyak kebutuhan pegawai, “ imbuhnya.

Dr Nancy Dewi Yuliana, dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (Fateta) IPB University sebagai narasumber pelatihan menjelaskan, “Systematic literature review (SLR) merupakan sebuah jenis tinjauan literatur yang memakai berbagai macam metode sistematis untuk mengumpulkan data sekunder, melakukan kajian-kajian riset, dan mengumpulkan temuan-temuan secara kualitatif dan kuantitatif.”

Dikatakannya, metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian tertentu yang relevan. “Pustakawan juga harus tahu bagaimana  memahami pentingnya kemampuan menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal, “ ungkapnya.

Ia menambahkan, kajian literatur merupakan alat yang penting sebagai contect review, karena literatur sangat berguna dan sangat membantu dalam memberi konteks dan arti dalam penulisan yang sedang dilakukan. Dengan melakukan kajian literatur ini juga penulis dapat menyatakan secara eksplisit kepada pembaca tujuan dan maksud penulisan artikel ilmiah tersebut. (awl)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/pelatihan-penulisan-literature-review-bagi-pustakawan-perpustakaan-ipb-university/30b6b91c0f8793820750584474b0b914

Mahasiswa KKN-T IPB University Mengulik Wisata Religi Mbah Kuwu Sangkan di Cirebon

Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University kelompok Cirebon-07 mendapatkan lokasi yang memiliki salah satu wisata religi yang sudah cukup terkenal di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Wisata religi itu adalah Keramat Talun Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Wisata religi ini merupakan petilasan sekaligus makam keramat dari Mbah Kuwu Sangkan, yaitu raja atau penguasa pertama sekaligus pendiri Cirebon. Tim KKN-T kemudian menggali lebih dalam tentang sejarah wisata religi tersebut sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat.  Unsur kebudayaan yang kental terutama dari segi arsitekturnya yang identik dengan batu bata merah menjadi salah satu daya Tariknya.

Mbah Kuwu Sangkan yang memiliki nama asli Pangeran Walangsungsang atau yang bergelar Pangeran Cakrabuana sangat berjasa bagi Cirebon karena ia membangun Cirebon dari berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, pendidikan, kebudayaan, hingga agama khususnya agama Islam.  “Mbah Kuwu Sangkan punya nama asli Pangeran Walangsungsang. Ayahnya adalah  Prabu Siliwangi IX dan ibunya Nyi Subang Larang,” jelas Ustadz Hariri, saat dikunjungi awal bulan Juli lalu.

Ustadz Hariri lanjut menjelaskan mengenai kegiatan rutinan di Keramat Talun. Kegiatan tersebut tidak jauh dari kegiatan keagamaan khususnya Islam seperti mengaji, berdoa, dan tahlilan.  “Kegiatan tahlilan disini menjadi asal muasal dari nama Talun. Awalnya dari bahasa Arab yaitu kata tahlilun atau tahlil,” tuturnya.

“Generasi muda jangan sampai lupa ya tentang sejarah Indonesia. Sejarah Cirebon khususnya Mbah Kuwu Sangkan ini termasuk ke dalam sejarah Indonesia dan banyak hubungannya dengan kerajaan besar contohnya Kerajaan Pajajaran,” ungkapnya.

Tak hanya dari kalangan orang tua, pengunjung Keramat Talun juga ada dari kalangan pelajar. Anya (19) menjelaskan bahwa alasannya berkunjung ke Keramat Talun adalah mengikuti kegiatan rutin dari pondok pesantren tersebut menjelang lebaran haji atau Idul Adha. “Awalnya kita ke makam Sunan Gunung Djati dulu baru kesini,” jelasnya. (*)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-kkn-t-ipb-university-mengulik-wisata-religi-mbah-kuwu-sangkan-di-cirebon/36110c3fbdd77a0437bdac906e358b60

Mahasiswa IPB University Adakan Pelatihan Parfum Kopi sebagai Pemanfaatan Agroforestry

Kopi kini menjadi komoditas yang sedang trend di masyarakat dan telah dibudidayakan di berbagai negara. Penikmat kopi dari berbagai kalangan terus bertambah. Berbagai produk olahannya pun sudah banyak bermunculan.

Memanfaatkan hal itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University mengadakan pelatihan pembuatan parfum Kopi Kandangtepus, berlokasi di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Goatzilla Farm, Desa Kandangtepus, Lumajang, Jawa Timur.  Selain itu, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah basis tanaman kopi di Indonesia, termasuk Kabupaten Lumajang. Daerah ini merupakan produsen kopi dengan ribuan hektar lahan kopi.

Akhyarus Sholih, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, pelatihan ini mencakup penjelasan produksi, praktek pembuatan, hingga strategi pemasaran. Peserta berasal dari berbagai kalangan masyarakat pedesaan yang memiliki minat untuk menjadi pengusaha parfum kopi.

“Pemanfaatan kopi menjadi parfum merupakan sebuah inovasi yang mendukung agroforestry dan memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan petani kopi. Hal ini juga membuka peluang usaha bagi masyarakat di Desa Kandangtepus,” ungkap Sholih saat pelatihan, beberapa waktu lalu.

Ia melanjutkan, desain yang dibuat untuk parfum kopi ini juga unik karena terbuat dari bahan triplek yang dibentuk seperti Pondok Nggaga, salah satu ikon wisata Desa Kandangtepus. Produk parfum kopi ini nantinya bisa digunakan sebagai pengharum mobil dan ruangan.

Berdasarkan pendapat salah satu peserta kegiatan pelatihan, Ari Setiabudi mengatakan, kegiatan ini sangat menarik. Pasalnya, selama ini dirinya hanya mengetahui manfaat kopi sebagai minuman saja.  Warga asli Dusun Krajan, Desa Kandangtepus ini telah memiliki usaha produksi kopi bubuk yang diberi nama Kopi Silat. “Saya sangat tertarik dengan bisnis parfum kopi ini, karena sudah punya modal berupa kopi,” ujarnya.

Kegiatan KKN-IPB University ini mengusung tema Perhutanan Sosial yang memiliki lima skema. Diantaranya ialah hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan kemitraan kehutanan. (*/Rz)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/07/mahasiswa-ipb-university-adakan-pelatihan-parfum-kopi-sebagai-pemanfaatan-agroforestry/848dc9587da1c659b7118316d0da62b7

Skip to content